Pelabuhan Patimban Beroperasi Desember 2020
Pembangunan Pelabuhan Patimban merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Saat ini pemerintah pusat masih melakukan koordinasi dengan kementerian/lembaga untuk finalisasi pembangunannya. Diharapkan proyek ini bisa rampung dalam waktu 2 bulan.
Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat direncanakan mulai beroperasi pada Desember 2020 mendatang. Pelabuhan ini akan menghubungkan Subang, Indramayu, Cirebon, Brebes dan sekitarnya.
"Pelabuhan (Patimban) terbesar kedua setelah Pelabuhan Tanjung Priok ini siap menghubungkan berbagai wilayah produktif di Subang, Indramayu, Cirebon, Brebes, dan sekitarnya," kata Plt Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur danTransportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Ayodhia GL. Kalake mengatakan dalamn siaran persnya, Jakarta, Senin (12/10).
-
Apa yang ditemukan oleh nelayan tersebut? Trevor Penny menemukan pedang tersebut ketika magnet yang dia gunakan saat menyusuri sungai menarik benda logam dan ternyata itu adalah pedang kuno berusia 1.200 tahun.
-
Di mana letak permukiman terbengkalai di Jakarta yang diulas dalam video? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana Desa Pelemwatu terletak? Desa Pelemwatu di Kabupaten Gresik, Jawa Timur berhasil mengubah kesan tertinggal menjadi desa mandiri.
-
Apa yang dilakukan Dudung Abdurachman di Pekan Raya Jakarta? Eks Kepala Staff Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman kedapatan menghabiskan waktu luang bersama keluarga. Dia memilih untuk berkunjung ke Pekan Raya Jakarta (PRJ).
Pembangunan Pelabuhan Patimban merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Saat ini pemerintah pusat masih melakukan koordinasi dengan kementerian/lembaga untuk finalisasi pembangunannya. Diharapkan proyek ini bisa rampung dalam waktu 2 bulan.
Sementara itu, terkait pemberdayaan nelayan yang terdampak proyek ini akan diurus oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Perwakilan Ditjen Perikanan Tangkap KKP Gunaryo menjelaskan pihaknya telah berdiskusi dengan 100 nelayan terdampak.
Setidaknya ada 100 nelayan dari dua tempat pendaratan ikan yaitu Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Genteng dan Terungtum. KKP akan memberikan bantuan berupa pengadaan kapal, alat tangkap dan permodalan.
"Kami pun siap membantu nelayan, baik berupa pengadaan kapal dan alat tangkapnya maupun permodalannya. Para nelayan juga sangat tertarik dengan skema bantuan (permodalan) yang kami tawarkan ," kata dia.
Gunaryo menyebut sebelum ada pembangunan Pelabuhan, nelayan dengan kapal di bawah 2 GT bisa menangkap ikan di perairan sekitarnya. Para nelayan bisa membawa uang Rp1,5 juta - Rp2 juta tiap hari berlayar.
Namun sejak ada proyek pembangunan pelabuhan, penghasilan nelayan menurun drastis. Dalam sehari penghasilan nelayan hanya sekitar Rp300.000 sampai Rp500.000. Kini para nelayan harus berlayar lebih jauh lagi sehingga membutuhkan kapal yang lebih besar lagi.
Berdampak ke 1.530 Nelayan
Kepala KSOP Patimban, Anwar mengatakan ada 1.530 nelayan yang terdampak oleh pembangunan proyek Pelabuhan Patimban. Mereka berasal dari di 4 TPI yaitu (Terungtum, Genteng, Laian, dan Ujunggebang. Para nelayan tersebut membutuhkan kapal ikan dengan kapasitas 8GT sampai 10 GT.
"Mereka butuh bantuan sekitar 648 kapal penangkap ikan berkapasitas 8 - 10 GT," kata dia.
KSOP Patimban bekerjasama dengan JICA sudah melakukan sejumlah pelatihan bagi masyarakat sekitar lokasi proyek. Semisal pelatihan bongkar muat, kuliner, pengoperasian kapal nelayan 10 GT, security, cleaning service, dan lainnya.
Terkait rencana pengoperasian Pelabuhan Patimban, perwakilan Himpunan Kawasan Industri (HKI) sangat mengapresiasi hal tersebut. Beberapa hal yang menjadi harapan HKI di antaranya konektivitas dan akses jalan harus berstandar internasional, serta tersedianya hardware dan software yang memadai di pelabuhan.