Pelemahan ekonomi gerus harta orang kaya dunia, termasuk bos Indomie
Ambruknya pasar saham China turut menghantam para orang kaya Asia Tenggara.
Pasar saham dunia tengah anjlok parah. Pemicunya tak lain ambruknya pasar saham China akibat devaluasi Yuan usai merespon terus menguatnya Dolar Amerika Serikat.
Anjloknya pasar saham juga dipicu aksi jual global hingga mendorong indeks Standard & Poors's 500 terkoreksi untuk pertama kalinya dalam hampir empat tahun terakhir.
Dilansir dari alarabiya.net, setidaknya 400 orang kaya dunia kehilangan USD 124 miliar atau sekitar Rp 1.774 triliun hanya pada perdagangan satu hari yaitu Senin (24/8) lalu.
Seperti diketahui, pasar saham China, mulai dari Shanghai Composite Index hingga Shenzen Composite Index sempat anjlok hingga menyentuh angka 32 persen.
Hal ini dipicu naiknya Shanghai Composite Index mencapai 5.100 poin pada awal Juni lalu. Pasar saham naik 150 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan ini akhirnya menemukan titik jenuh. Gelembung pecah, dan indeks pasar kehilangan 32 persen nilainya di 18 sesi perdagangan setelah puncak.
Ternyata imbas dari kejadian ini salah satunya berakibat pada pengusaha kaya Indonesia. Siapa dia? Lalu siapa lagi pengusaha lain dunia yang tercatat kehilangan hartanya akibat resesi ekonomi dunia? Berikut merdeka.com akan merangkumnya untuk pembaca.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia berdasarkan daftar Forbes? Di posisi pertama daftar orang terkaya Indonesia masih ditempati oleh Prajogo Pangestu dengan nilai kekayaan USD67,4 miliar.
-
Siapa saja orang terkaya di Indonesia? Memiliki kekayaan gabungan sebanyak US$ 48 miliar (Rp 744 triliun), Robert Budi dan Michael Hartono bertahan di posisi pertama.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per USD).
-
Siapa orang terkaya di Indonesia berdasarkan Forbes? Prajogo Pangestu masih menjadi orang terkaya di Indonesia versi Forbes.
-
Bagaimana Inul Daratista disebut sebagai orang terkaya? Kabar tersebut muncul ketika Inul Daratista disebut sebagai salah satu dari lima orang terkaya di Indonesia oleh lembaga pajak Indonesia.
-
Bagaimana cara Forbes menentukan daftar orang terkaya di Indonesia? Majalah Forbes belum memperbaharui daftar 10 orang terkaya di Indonesia pada edisi Juli 2024.
Anthony Salim
Berdasarkan data Bloomberg yang dilansir The Star, Kamis (17/9), bos pembuat Indomie, Anthony Salim memiliki utang mencapai USD 3,8 miliar. Saham First Pacific, perusahaan induk PT Indofood Sukses Makmur, yang diperdagangkan di bursa Hong Kong, turun 38 persen tahun ini.
Sejak pemerintah China sengaja melemahkan mata uang Yuan pada Agustus lalu, Ringgit melemah hingga 7,6 persen dan didaulat menjadi mata uang dengan performa terburuk di Asia. Jauh lebih buruk dibanding Rupiah yang turun 6,1 persen, Peso Filipina yang melemah 4,3 persen.
Hingga pertengahan tahun ini, utang luar negeri First Pacific menembus USD 3,83 miliar. Sekitar 10 persen yang dilindung nilai. Jumlah itu termasuk USD 534,5 juta utang di perusahaan pembuat mi instan milik Salim, Indofood Sukses Makmur yang memiliki utang 3,44 kali laba operasional.
Wang Jianlin
Wang Jianlin, pemilik saham Atletico Madrid, kehilangan harta sebesar USD 13 miliar atau sekitar Rp 182 triliun akibat ambruknya pasar saham.
Sejak pasar China memuncak pada Juni lalu, saham perusahaan Wang sudah anjlok di Hong Kong dan Shenzen, mengikis kekayaan pribadinya.
Dilansir dari CNN Money, saham Wanda Dalian Commercial Properties anjlok 38 persen sejak 12 Juni lalu. Memangkas hampir USD 9 miliar nilai saham Wang. Selanjutnya, saham Wanda Line Cinema juga anjlok 36 persen dan menelan kerugian USD 4,2 miliar. Saham Wanda Hotel Development juga anjlok 49 persen dan menyebabkan kerugian USD 60 juta.
T Ananda Krishnan
T Ananda Krishnan pemegang saham utama operator telepon selular Malaysia Maxis Bhd, merasakan dampak anjloknya Rupiah dan Ringgit yang sama-sama terburuk sejak krisis keuangan Asia 1998.
Berdasarkan data Bloomberg yang dilansir The Star, Kamis (17/9), Ananda memiliki utang USD 2,3 miliar. Perusahaan milik konglomerat Malaysia, Ananda Krishnan memiliki utang dalam bentuk mata uang asing lebih dari USD 2,3 miliar. Perusahaan operator tv berbayar, Astro Malaysia Holding Bhd memiliki utang USD 296 juta. Perusahaan lain, penyedia jasa minyak Bumi Armada, memiliki utang USD 1,2 miliar.
Perusahaan lain milik Ananda, operator telepon seluler Maxis memiliki utang luar negeri USD 829 juta.
Al-Waleed Bin Talal Al Saud
Sebagai negara penghasil minyak, ekonomi Timur Tengah kini bergejolak karena rendahnya harga minyak dunia. Kondisi ini diperparah fluktuasi pasar saham internasional. Keadaan ini disebut akan memukul kekayaan miliuner Arab Saudi di tahun mendatang.
WealthInsight baru-baru ini membuat laporan yang menyebut bahwa dalam lima tahun ke depan akan terjadi pelemahan pertumbuhan orang kaya di Saudi. Tingkat pertumbuhan miliuner Saudi disebut hanya akan mencapai 12,4 persen dari 2015 ke 2020. Angka ini menurun drastis dibandingkan pertumbuhan 2010 ke 2015 yang mencapai 25 persen.
Pasar saham Saudi atau Tadawul Stock Exchange resmi dibuka untuk investor asing pada 15 Juni lalu. Namun peraturan sangat ketat dan pembeli asing harus melalui penilaian yang sangat berat. Sedangkan investor domestik tidak melalui tahapan tersebut. Akhirnya, investor asing ogah masuk pasar saham Saudi karena. Akibatnya indeks pasar saham Saudi turun sekitar 5 persen semenjak saat itu.
Pertumbuhan ekonomi saudi juga melambat dari puncaknya mencapai 10 persen pada 2011 silam menjadi hanya 3,5 persen pada tahun lalu. Pelemahan ekonomi ini nyata membuat orang kaya saudi terlempar dari daftar Forbes. Peringkat mereka banyak yang menurun, khususnya bagi yang berinvestasi di sektor perminyakan.
Pangeran Al-Waleed Bin Talal Al Saud merupakan orang terkaya Saudi dengan total kekayaan USD 27 miliar. Peringkat kekayaan Al-Waleed turun menjadi ke-34 orang terkaya dunia versi Forbes. Padahal tahun lalu, dia berada di posisi 30.
Miliuner Rusia
Jumlah penerbangan jet pribadi di Rusia turun drastis sebagai dampak ambruknya ekonomi negara tersebut. Rusia mengalami resesi ekonomi karena sanksi internasional yang keras. Selain itu, turunnya harga minyak dunia juga ikut menghantam ekonomi Rusia.
Data dari WINGX Advance, jumlah penerbangan jet pribadi dari Rusia ke Eropa menurun 20 persen dalam 7 bulan pertama 2015 dibanding periode yang sama tahun lalu. Selain itu, lalu lintas jet pribadi antara Rusia dan Amerika Serikat juga turun 18 persen pada semester pertama tahun ini.
"Efek ini memukul daya beli banyak orang kaya Rusia. Mereka pasti memotong dana penerbangan jet pribadi," ucap Managing Director WINGX Advance, Richard Koe.
Pengacara berbasis di New York yang juga mewakili orang kaya dan pengusaha kaya Rusia, Ed Mermelstein mengatakan banyak kliennya yang telah menjual jet pribadi mereka.
"Mereka tentu tidak senang dengan fakta sekarang mereka harus mengencangkan ikat pinggang setelah bertahun-tahun terbang tinggi," katanya.