Pemerintah Bakal Batasi Penyaluran Pertalite, Driver Ojol: Antrean SPBU Makin Panjang
Saat ini, sejumlah rekan profesi pengemudi ojek online (ojol) membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperoleh Pertalite.
Konsumsi Pertalite sebesar 23 juta kiloliter (KL) atau merupakan BBM jenis bensin yang paling banyak dikonsumsi masyarakat.
Pemerintah Bakal Batasi Penyaluran Pertalite, Driver Ojol: Antrean SPBU Makin Panjang
Pemerintah Bakal Batasi Penyaluran Pertalite, Driver Ojol: Antrean SPBU Makin Panjang
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan membatasi penyaluran BBM subsidi jenis Pertalite. Keputusan ini menyusul rencana kementerian untuk memberikan subsidi kepada BBM jenis Pertamax.
Padahal, Pertalite merupakan jenis BBM yang paling banyak digunakan oleh masyarakat.
Sontak, rencana pemerintah tersebut mendapatkan sejumlah penolakan dari berbagai profesi.
- Ternyata Anggota Dewan, Pria Berjaket Ojek Online Terbang Medan-Jogja Demi Nikmati Bakpia
- Ungkapan Pilu Driver Ojol Anaknya Ketangkap Tawuran: Gw Ngojek buat Elu
- Terungkap! Mayat Tergeletak di Jalanan Semarang Driver Taksi Online, Diduga Korban Perampokan
- Pedagang Kaki Lima Hingga Driver Ojek Online Bisa Daftar BPJS Ketenagakerjaan, Begini Caranya
Kementerian ESDM mencatat berdasarkan data realisasi tahun 2021, konsumsi Pertalite sebesar 23 juta kiloliter (KL) atau merupakan BBM jenis bensin yang paling banyak dikonsumsi masyarakat. Artinya konsumsi Pertalite hampir 80 persen diantara BBM jenis Bensin lainnya seperti Pertamax, Pertamax Turbo dan Premium.
Berikut sejumlah suara penolakan dari masyarakat terkait rencana pembatasan penyaluran Pertalite:
Ketua Umum Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia, Igun Wicaksono, menekankan pihaknya menolak rencana pemerintah untuk memangkas penyaluran BBM subsidi jenis Pertalite. Dia khawatir, pembatasan BBM dengan kandungan RON 90 tersebut akan menambah antrean di SPBU.
"Nggak setuju ya kalau Pertalite dibatasi. Antrean jadi makin panjang nanti di SPBU kan," ujarnya saat dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Jumat (25/8).
Igun menjelaskan, saat ini, sejumlah rekan profesi pengemudi ojek online (ojol) membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperoleh Pertalite. Menurutnya, kondisi ini terjadi hampir diseluruh wilayah Indonesia.
"Sekarang ini kalau kita mau dapat Pertalite harus antre juga, kalau nanti dibatasi kan makin panjang," bebernya.
Oleh karena itu, Igun berharap pemerintah meninjau ulang rencana untuk membatasi penyaluran BBM subsidi jenis Pertalite. Mengingat, Pertalite masih menjadi pilihan favorit bagi rekan profesi pengemudi ojek online karena harganya yang lebih murah dibandingkan jenis bahan bakar lainnya.
"Kita ingin agar dipikirkan ulang lagi ya. Kasihan lah kalau Pertalite ini sampai dikurangi. Yang BBM paling murah apalagi nanti," urainya.
Setali tiga uang, Yoseph (23) selaku karyawan swasta juga keberatan dengan rencana pemerintah untuk mengurangi penyaluran BBM subsidi jenis Pertalite. Dia menilai pembatasan penyaluran Pertalite tersebut akan menyita waktu lebih lama karena kian memanjangnya antrean di SPBU.
"(Pembatasan Pertalite) nanti di pom bensin malah jadi antre panjang, apalagi ketika masyarakat pulang kerja kan sudah capek, ditambah harus antre," kata Yoseph.
Untuk itu, dia ingin pemerintah tidak terburu-buru menerapkan kebijakan pembatasan penyaluran BBM subsidi jenis Pertalite.
"Menurut saya harus dikaji dulu sistem pembatasannya seperti apa, jangan sampai kalau pertalite dibatasin itu malah jadi menyusahkan masyarakat," tutup Yoseph