Pemerintah bakal 'jual' delapan BUMN tahun depan
Kementerian BUMN menargetkan pada kuartal I 2016 rencana ini sudah ada yang bisa dilaksanakan.
Pemerintah akan memprivatisasi sejumlah badan usaha milik negara pada 2016. Hal ini sebagai salah satu cara meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas pemilikan saham oleh masyarakat.
"Pada 2016, kami segera usulkan privatisasi terhadap setidaknya 8 perusahaan. Polanya bisa IPO (penawaran saham perdana kepada publik), 'right issue' (penerbitan kembali saham baru), dan mencari investor strategis," kata Deputi Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN, Aloysius K. Ro, di Jakarta, seperti dilansir Antara, kemarin.
Menurut Aloysius, usulan privatisasi delapan BUMN tersebut saat ini sudah disampaikan kepada Komite Tim Privatisasi yang diketuai Menko Perekonomian Darmin Nasution untuk mendapatkan persetujuan.
Setelah itu BUMN mendapat "lampu hijau" dari Komite Tim Privatisasi, langkah selanjutnya adalah meminta persetujuan dari Komisi VI DPR-RI.
Dia menjelaskan, privatisasi yang akan ditempuh dibagi dalam dua kelompok besar. Kelompok pertama sebanyak empat BUMN melakukan right issue yaitu PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang diusulkan memperoleh PMN senilai Rp 1,5 triliun, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebesar Rp 3 triliun, PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp 1,25 triliun dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk senilai Rp 2 triliun.
Selanjutnya, mendorong IPO sebanyak dua anak usaha BUMN. "Namanya (IPO) belum bisa kita ungkapkan. Tapi yang jelas satu perusahaan bergerak dalam industri agro," ujarnya.
Adapun privatisasi kelompok kedua yaitu dengan menempuh 'exit strategy' yang dilakukan terhadap dua perusahaan seperti PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) dan PT Kerta Leces dengan cara mengundang investor strategis.
Lebih lanjut Aloy menjelaskan, meskipun menyiapkan sejumlah BUMN masuk dalam program privatisasi 2016, namun harus melalui kajian mendalam yang disesuaikan dengan kondisi pasar.
"Kita tidak ingin membanjiri pasar sekaligus, agar hasil privatisasi lebih maksimal. Kita upayakan pada kuartal I 2016 sudah ada BUMN yang diprivatisasi," ujarnya.
Dia menambahkan, dua perusahaan yakni Merpati Nusantara dan Kertas Leces akan didahulukan, kemudian empat BUMN besar dengan PMN, dan terakhir dua BUMN IPO.
"Tinggal mengatur saja. Kalau bisa setiap kuartal ada BUMN yang melakukan right issue," tegasnya.
Baca juga:
Dua maskapai asing siap bangkitkan Merpati Airlines dari kubur
Pertamina benarkan ada surat Setya Novanto tagih utang PT OTM
Wapres JK: Saya berada di depan RJ Lino
Achsanul klaim audit Petral milik BPK lebih lengkap
Pansus Pelindo: Kalau BPK masuk angin, nanti dibelikan tolak angin
Pertamina akan serahkan hasil audit Petral ke KPK
Ini alasan Pertamina pakai auditor Australia untuk audit Petral
-
Kapan BNI pertama kali melakukan IPO? Pada 1996 BNI untuk pertama kalinya menawarkan saham perdana kepada masyarakat atau IPO dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
-
Bagaimana BRI dan BEI berharap nasabah korporasi mereka bisa memanfaatkan keuntungan dari IPO? Dengan menjadi perusahaan terdaftar, perusahaan memiliki akses langsung ke pasar modal untuk mendapatkan pendanaan tambahan di masa depan melalui penerbitan saham atau obligasi. Hal ini memberikan fleksibilitas dalam manajemen keuangan perusahaan dan memperluas sumber pendanaan yang tersedia
-
Kapan BRI pertama kali melakukan penawaran umum perdana (IPO)? Saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan kode BBRI tepat 20 tahun melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 November 2023. BRI melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada 10 November 2003 dan menawarkan 3.811,7 miliar lembar saham biasa (common shares) dengan harga Rp875/saham.
-
Mengapa BRI dan BEI berkolaborasi untuk mendorong nasabah korporasi BRI melakukan IPO? Perusahaan-perusahaan berpeluang besar dalam mengembangkan bisnisnya melalui pendanaan dari pasar modal.
-
Apa tujuan dari kolaborasi BRI dan BEI dalam menyelenggarakan seminar tentang IPO? Kegiatan tersebut bertujuan mendukung perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam hal ini nasabah korporasi BRI untuk dapat berkembang melalui pendanaan di pasar modal dengan melakukan IPO dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
-
Kapan seminar kolaborasi BRI dan BEI tentang IPO diselenggarakan? Dalam menyambut peluang tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berkolaborasi dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyelenggarakan seminar terbuka yang mengambil tema 'Optimum Financing Synergy with Initial Public Offering (IPO)' pada 6 Juli 2023 di Main Hall Bursa Efek Indonesia.