Pemerintah cari pasar baru produk olahan karet
Produsen ban di dunia tetap menjadi penyerap karet terbesar selama ini.
Kementerian Perdagangan mengakui turunnya harga karet di pasaran dunia dua bulan lalu lantaran manajemen suplai yang tidak tepat. Dari harga USD 300 per ton pada April, Juni lalu harga karet di pasaran dunia turun menjadi USD 2,7 per kilogram atau USD 280 per ton.
Penyebab utama adalah China yang mengurangi permintaan dan membuat suplai berlebih.Untuk mempercepat pemulihan harga, pemerintah tengah berupaya mencari pasar baru untuk produk olahan karet.
-
Apa yang disosialisasikan Kemendag? Kementerian Perdagangan berupaya untuk terus mendorong kinerja ekspor dengan memberikan kemudahan dan kepastian hukum. Untuk itu, Kemendag menggelar sosialisasi dua Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) terbaru mengenai ekspor pada Selasa, 18 Juli 2023.
-
Apa yang diluncurkan oleh Mendag? "Bentuk inovasi kebijakan di bidang perdagangan Aset Kripto adalah pembentukan ekosistem kelembagaan. Dengan ekosistem yang lengkap, masyarakat akan merasa aman berinvestasi sehingga industri perdagangan Aset Kripto memberikan manfaat bagi perekonomian nasional".
-
Apa tujuan utama Kemendag dalam kunjungan ke Mesir? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
-
Apa yang Kemendag lepas untuk ekspor perdana ke Malaysia? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Bagaimana Kemendag melakukan sosialisasi? Sosialisasi digelar secara hibrida yang dihadiri para eksportir dan pemangku kepentingan.
-
Siapa yang hadir dalam sosialisasi Kemendag? Sosialisasi digelar secara hibrida yang dihadiri para eksportir dan pemangku kepentingan.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menyatakan, ada peluang besar untuk memasok karet Indonesia, tidak hanya ke industri ban atau otomotif.
"Kita harus mulai menggarap pasar non-ban, ada permintaan untuk rubber dock (pelapis dermaga) pelabuhan, atau yang banyak di Afrika adalah penampung air dari karet. Jadi ini pangsa pasar kita coba garap," ujar Bayu saat ditemui di kantor Kemendag, Rabu (3/10).
Namun Bayu tidak menampik bila produsen ban di dunia tetap menjadi penyerap karet terbesar selama ini. Karena itu, pihaknya berjanji memfasilitasi industri agar secara perlahan menerapkan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah komoditi karet.
"Karet ini kuncinya adalah ban. Jadi sekarang kita merintis menghubungkan pengusaha karet ke pabrik mobil, tidak harus melalui ban," katanya.
Selama enam bulan terakhir, pemerintah mengaku telah menahan 300.000 ton untuk tidak diekspor. Bayu menilai kebijakan itu telah berdampak positif.
"Harga (September) sudah USD 3 per kilogram lagi, Dinamika karet memang lebih ke demand. Mengendalikan pasokan merupakan langkah yang lebih pas," paparnya.
(mdk/noe)