Pemerintah Luncurkan Program Satu Juta Nelayan Berdaulat
Program ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kekayaan laut Indonesia menurut data UNDP pada tahun 2017 sebesar USD 2,5 Triliun per tahun dan baru dapat dimanfaatkan sebesar 7 persen, karena minimnya teknologi Jumlah nelayan Indonesia yang berjumlah 2,7 Juta menurut data KKP 2017.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman meluncurkan Program Satu Juta Nelayan Berdaulat, untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan di Indonesia. Program ini akan menjadi program unggulan, mengingat kondisi Indonesia yang mayoritas merupakan wilayah kelautan.
Program ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kekayaan laut Indonesia menurut data UNDP pada tahun 2017 sebesar USD 2,5 Triliun per tahun dan baru dapat dimanfaatkan sebesar 7 persen karena minimnya teknologi Jumlah nelayan Indonesia yang berjumlah 2,7 Juta menurut data KKP 2017.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Apa itu kue ketan? Kue ketan adalah salah satu makanan tradisional yang memiliki tempat istimewa dalam ragam kuliner nusantara.
-
Bagaimana ciri khas pantun lucu? Tentunya dengan menggunakan pola yang berirama dan penuh humor, patun dapat menghadirkan keceriaan di tengah-tengah kegiatan sehari-hari.
-
Kapan Gewa lahir? Mutia mengungkapkan bahwa anaknya yang lahir pada 28 Februari 2020 sudah semakin besar dan dapat memilih pakaian yang ingin dikenakannya.
-
Kapan Lorjhu' mulai dikenal? Salah satu grup musik yang belakangan menyita perhatian penikmat musik indie adalah Lorjhu'. Penulis kenamaan, Dea Anugrah melalui kilas cerita Instagramnya beberapa waktu silam, memuji kualitas musik Lorjhu'. Itu pengalaman pertama Dea nonton Lorjhu'.
"Bidang kemaritiman memprakarsai sebuah program yang kami sebut dengan program Satu Juta Nelayan Berdaulat. Program ini akan kami jadikan program unggulan atau prioritas," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di Telkom Landmark Tower, Jakarta, Senin (8/4).
Luhut menyebutkan, masalah utama nelayan Indonesia adalah belum adanya dukungan teknologi untuk menemukan lokasi keberadaan ikan secara akurat, real time dan murah. Ikan hasil tangkapan nelayan cepat membusuk, dan harga jual ikan yang murah di kalangan tengkulak.
"Indonesia yang besar ini bagus, 70 persen Indonesia adalah laut. Kalau 1 juta nelayan berdaulat itu sangat pantas sekali. Kekayaan kita ya sangat besar. Penduduk kita 269 juta. GDP 1,1 triliun. Muslim 230 juta lebih," imbuhnya.
Masalah lainnya adalah tidak adanya sinyal komunikasi di laut, tidak adanya sarana komunikasi dengan keluarga di darat, transaksi penjualan yang masih konvensional, tidak adanya pertolongan saat terjadi kecelakaan melaut, terbatasnya unit patrol laut untuk menjaga kedaulatan laut Indonesia, hingga akses permodalan di mana posisi nelayan yang belum bankable.
Program Satu Juta Nelayan Berdaulat bertujuan meningkatkan kedaulatan ekonomi nelayan Indonesia melalui dukungan teknologi 4.0, meningkatkan tingkat pemanfaatan sumber daya laut dari 7 persen menjadi minimal 17 persen, mengurangi angka kemiskinan nasional hingga 25 persen, dan meningkatkan kedaulatan maritim Indonesia dengan melibatkan nelayan sebagai garda terdepan penjaga kedaulatan negara
Dalam program ini, nelayan akan dikenalkan dengan teknologi dan diharapkan dapat menjadi solusi sektor maritim di Era Industri 4.0.
Nelayan mendapat dukungan teknologi berupa aplikasi FishOn, yaitu aplikasi berbasis android dengan fitur pencarian ikan, pengawetan ikan, penjualan ikan, komunikasi/chatting, pencatatan hasil tangkapan ikan, panic button untuk permintaan bantuan dalam kondisi darurat, fitur pembayaran elektronik dan fitur belanja kebutuhan sehari-hari yang terhubung dengan koperasi nelayan.
Dalam kesempatan serupa, CEO FishOn Fajar Widisasono mengatakan bahwa melalui dukungan teknologi, nelayan dapat meningkatkan pemanfaatan sumber daya laut yang selama ini hanya 7 persen menjadi 17 persen.
"Nelayan mendapatkan dukungan teknologi dan pemasaran hasil laut yang disediakan oleh FishOn," ujarnya.
Selain itu, terdapat juga aplikasi penjualan dan manajemen gudang untuk koperasi nelayan, aplikasi lelang ikan online yang menghubungkan TPI, nelayan dan pedagang ikan, serta aplikasi website penjualan/e-commerce ikan.
Dukungan akses permodalan untuk menghubungkan nelayan memperoleh kredit produktif dilakukan melalui program kemitraan BUMN maupun kredit usaha rakyat (KUR) perbankan. BUMN turut mendukung dengan mengawasi dan membina serta menjamin nelayan agar tetap bisa memenuhi kewajibannya terhadap pemberi modal.
Melalui Program Satu Juta Nelayan Berdaulat, pendapatan nelayan meningkat minimal 10 juta per bulan, terciptanya metode pemasaran hasil laut yang terintegrasi, efisien dengan rantai suplai chain yang pendek, terdatanya informasi persebaran ikan dan juga data eksplorasi penangkapan ikan lengkap dengan harga jualnya, tersedianya laporan pendapatan daerah dari sistem lelang online dan laporan data kecelakaan nelayan dan data pencurian ikan.
Baca juga:
17 April Musim Panen Ikan, Nelayan Pantai Selatan Pilih Melaut Ketimbang Mencoblos
Geliat Penangkapan Tuna Sirip Kuning di Aceh
2 Kapal Dibakar, Nelayan Tradisional & Pengguna Pukat Harimau di Bengkulu Bentrok
Nelayan di Bone Ketahuan Simpan Luluhan Jeriken Bom Ikan
Kapal Rusak, Nelayan di Meulaboh Terombang Ambing di Laut Selama 2 Hari
Relawan Juluki Jokowi Sebagai Bapak Nelayan