Pemerintah Siapkan Program Restruktursasi Mesin untuk Industri Pengolahan Rumput Laut Dalam Negeri
Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan hilirisasi komoditas rumput laut melalui diversifikasi produk olahan rumput laut.
Insentif tersebut dapat membuka peluang pengembangan usaha peningkatan daya saing produk dalam negeri, meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor.
Pemerintah Siapkan Program Restruktursasi Mesin untuk Industri Pengolahan Rumput Laut Dalam Negeri
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah menyiapkan berbagai insentif bagi industri pengolahan rumput laut dalam negeri.
Salah satu insentif yang akan diberikan adalah program rektruriksasi mesin
- PNM Dorong Ekonomi Perbatasan Bangkit Lewat Inovasi Rumput Laut di Sebatik
- Pemerintah Dukung Revitalisasi Industri Pupuk: Kalau Efisien, Harga Pokok Produksi Turun
- Pemerintah Komitmen Pekerja Dapat Perlindungan Layak dan Manusiawi
- Potensi Pasar Olahan Rumput Laut Tembus Rp193 Triliun, Kemenperin: Industri Harus Lebih Adaptif
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika menilai dengan memberikan insentif tersebut dapat membuka peluang pengembangan usaha peningkatan daya saing produk dalam negeri, meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor.
Untuk meningkatkan daya saing dan optimalisasi hilirisasi industri rumput laut dalam negeri, saat ini pihaknya terus bersinergi dengan berbagai Kementerian/Lembaga (K/L) melalui afirmasi program dan kebijakan sesuai arahan Presiden dalam rangka percepatan hilirisasi industri rumput laut nasional, kata Putu.
"Restrukturisasi sekarang sudah masuk ke harmonisasi Permenperin-nya, ya karena di sana kita akan menentukan seberapa besar penggantian mesin-mesin mana saja yang perlu yang mencakup, skala-skala mana, nah ini sudah masuk tahap terakhir, tetapi regulasinya sementara kita godok, kita sudah sosialisasi," jelas Putu.
Lebih lanjut, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan hilirisasi komoditas rumput laut melalui diversifikasi produk olahan rumput laut, mendorong kerja sama antara industri pengolahan rumput laut dengan industri pengguna.
Kemudian mendorong program sertifikasi Tingkat Komponene Dalam Negeri (TKDN) dan program restrukturisasi mesin atau peralatan bagi industri pengolahan rumput laut.
Sebelumnya, irektur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika menyebut industri pengolahan rumput laut memiliki prospek bisnis yang menjanjikan.
Hal itu didukung oleh ketersediaan bahan baku yang melimpah dan peluang untuk pengembangan berbagai produk turunan yang bernilai tambah tinggi.
"Sebagai negara penghasil budi daya rumput laut terbesar ke-2 di dunia, Indonesia merupakan tempat yang sesuai untuk pengembangan rumput laut mulai dari proses budi daya sampai dengan proses hilirisasi," kata Putu dalam acara Business Matching Industri Pengelolaan Rumput Laut dengan Industri Pengguna, Selasa (25/6).
Dalam 10 tahun terakhir, Putu mencatat Indonesia masih mendominasi ekspor rumput laut kering, baik untuk konsumsi maupun bahan baku industri. Tetapi belum terlihat pertumbuhan yang signifikan untuk ekspor produk-produk hilir yang lebih memiliki nilai tambah.
"Industri ini perlu lebih adaptif terhadap perubahan dan perkembangan pasar," imbuh Putu.
Selain itu, dalam The Global Seaweed: New and Emerging Market Report tahun 2023 telah mengidentifikasi pangsa pasar baru yang akan berkembang pada tahun 2030 untuk produk hilir rumput laut dengan potensi pasar sebesar USD11,8 miliar atau Rp193 triliun (kurs Rp16.376) yaitu produk biostimulan, bioplastik, aditif pakan hewan, nutraseutikal, protein alternatif, farmasi, dan tekstil.