Pemerintah Target Bangun Pembangkit Listrik 41.000 MW Hingga 2030
Pemerintah berencana menambah pembangkit listrik hingga 41.000 megawatt dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Hal ini tertuang dalam rancangan penyusunan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Perusahaan Listrik Negara (PLN) periode 2021-2030.
Pemerintah berencana menambah pembangkit listrik hingga 41.000 megawatt dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Hal ini tertuang dalam rancangan penyusunan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Perusahaan Listrik Negara (PLN) periode 2021-2030.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, pemerintah menjamin perencanaan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dengan mengedepankan pembangkit energi baru terbarukan (EBT).
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Kenapa pemerintah mendorong penggunaan kendaraan listrik? Hal tersebut guna menekan penggunaan bahan bakar fosil, mengurangi emisi karbon, dan mendorong transformasi industri serta mendorong ketahanan energi nasional.
-
Kapan Kota Solo resmi dialiri listrik? Pada 12 Maret 1901, Kota Solo resmi dialiri listrik.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Apa itu motor listrik? Motor listrik, yang sering disebut sebagai "molis", adalah jenis kendaraan bermotor yang menggunakan energi listrik untuk menggerakkan komponennya.
"Kami menargetkan dalam 10 tahun ini termasuk 2021, kurang lebih ada 41.000 megawatt tambahan pembangkit," kata Rida, dikutip Antara, Jakarta, Minggu (30/5).
Pada tahun ini pemerintah menargetkan penambahan kapasitas energi sebesar 8.915 megawatt yang berasal dari pembakaran batu bara di PLTU mulut tambang sebesar 4.688 megawatt dan pembakaran gas sebesar 3.467 megawatt.
Sedangkan sisanya sebesar 22 megawatt bersumber dari pembangkit tenaga diesel dan sebanyak 737 megawatt bersumber dari pembangkit energi baru terbarukan berupa air, panas bumi, bio hibrid, serta matahari.
Rida merinci sekitar 34.528 megawatt telah selesai didiskusikan dengan PLN, sementara 6.439 megawatt masih dalam tahap diskusi lanjutan. Dalam penyusunan RUPTL untuk satu dekade ke depan, pemerintah masih mengedepankan pembangunan pembangkit berbahan bakar fosil ketimbang energi baru terbarukan dengan komposisi 52 persen berbanding 48 persen.
Berdasarkan aturan yang ada, RUPTL disusun setiap 10 tahun dan bisa dilakukan perubahan apabila dari hasil evaluasi memerlukan perbaikan. Perubahan juga bisa terjadi karena ada diskresi menteri ESDM atau gubenur sesuai dengan kewenangan mereka.
"Intinya draf RUPTL masih berproses, masih diskusi, masih mengidentifikasi beberapa. Banyak yang sudah kami sepakati, tapi ada juga yang memerlukan arahan dari pimpinan," jelas Rida.
Terdapat sejumlah pokok permasalahan yang harus disesuaikan dalam RUPTL tersebut, yaitu target rasio elektrifikasi 100 persen pada 2022. Selanjutnya pemerintah akan menjaga keseimbangan neraca daya setiap sistem tenaga listrik untuk kecukupan pasokan tenaga listrik.
Selain itu ada pula pencapaian target bauran energi baru terbarukan 23 persen mulai tahun 2025 dan menjaga agar biaya pokok penyediaan tidak naik, tidak lagi menambah PLTU batu bara kecuali yang sudah financial closing atau konstruksi.
Pemerintah juga akan merelokasi pembangkit untuk mengurangi over supply di Jawa, melakukan percepatan interkoneksi dalam pulau dan antar pulau dalam rangka peningkatan keadalan, penurunan biaya pokok penyediaan dan sharing resource energi terbarukan, serta meningkatkan porsi pembangkit energi baru terbarukan menjadi 48 persen.
Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan dengan besaran kapasitas terpasang saat ini mencapai 63 ribu megawatt, maka penambahan 41 ribu megawatt dalam 10 tahun ke depan akan membuat total kapasitas terpasang mencapai 100 ribu megawatt.
"Penambahan energi baru terbarukan sekitar 16,1 gigawatt atau mendekati 40 persen terdiri dari PLTA, PLTP dan EBT lainnya," kata Darmawan.
Baca juga:
Dukung Target Netral Karbon, PLN Setop Operasi Pembangkit Batu Bara Mulai 2025
ESDM Rayu DPR Agar PLN Diberi PMN Rp12 Triliun Guna Melistriki Seluruh Indonesia
Kelistrikan PLN Sistem Mahakam Bermasalah, Empat Kota di Kaltim Blackout
Naik 38,6 Persen, Laba Bersih PLN di 2020 Capai Rp5,9 Triliun
Cerita Dahlan Iskan Karantina Bos PLN & Pertamina untuk Percepat Proyek Geothermal
Riset PLN: Bisnis PLTS Atap Akan Balik Modal, Visible Secara Ekonomi
PLN Catat Konsumsi Listrik Jawa-Bali Naik Sejak Maret 2021