Pencemaran Udara Jadi Penyebab Kematian ke-4 Terbesar di Dunia, Apa Solusinya?
Pencemaran udara ditambah dengan perubahan iklim dan pemanasan mengancam kesehatan manusia.
Pencemaran udara ditambah dengan perubahan iklim dan pemanasan mengancam kesehatan manusia.
Pencemaran Udara Jadi Penyebab Kematian ke-4 Terbesar di Dunia, Apa Solusinya?
Pencemaran udara ternyata menjadi penyebab kematian keempat terbesar di dunia.
Hal ini diperparah dengan adanya perubahan iklim dan pemanasan yang berpotensi meningkatkan alergen di masyarakat. Kondisi tersebut juga dapat meningkatkan risiko munculnya gangguan alergi atopik seperti rinitis alergi (AR) dan asma.
- Penelitian Ungkap Kesamaan Orang-Orang Berusia 100 Tahun, Rahasia Panjang Umurnya Bisa Ditiru
- Temuan Baru Kasus Kematian Anak Perwira TNI AU Tewas Terbakar, Ada Pesan Mengerikan
- Kementerian Kesehatan Beberkan Penyebab Polusi Udara Jakarta di Acara ISF 2023
- Dulu Dicueki Pemerintah Kini Dilirik Asing, Penemu Air jadi Bahan Bakar Tegas 'Saya Tak Butuh'
Country Head Sanofi Sanofi Consumer Healthcare (CHC) Indonesia, Midha Mulyaningrum, menyebutkan pihaknya berkomitmen untuk terus berkontribusi bagi masyarakat dan lingkungan hidup dengan mengatasi pencemaran udara yang diakibatkan perubahan iklim.
"Sanofi bekerja sama dengan LEVA pada hari ini untuk menanam 1.000 pohon mangrove guna membantu dalam mengurangi masalah pencemaran udara di Jakarta. Kegiatan ini menjadi aksi nyata sekaligus tindakan preventif dari kami untuk meminimalkan potensi risiko kesehatan bagi masyarakat,” kata Midha dikutip Senin (16/10).
CHC Indonesia yang merupakan afiliasi Sanofi, perusahaan bidang kesehatan diversifikasi global yang berpusat di Prancis, bekerja sama dengan komunitas Lestari Mangrove and Nature (LEVA) menanam 1.000 bibit pohon mangrove di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.
Kegiatan ini diharapkan secara jangka panjang dapat mengurangi masalah kesehatan masyarakat akibat ketidaksetaraan kualitas udara, khususnya di Jakarta dan sekitarnya.
Kegiatan yang termasuk ke dalam rangkaian Purpose Day 2023, dengan tema Fight Against The Inequality of Air Quality atau Melawan Ketidaksetaraan Kualitas Udara ini melibatkan 50 orang, termasuk karyawan Sanofi CHC Indonesia, tim LEVA, dan warga setempat.
Founder LEVA, Nathasi Fadhlin, menambahkan polusi udara merupakan permasalahan serius yang harus diselesaikan secara bersama-sama dengan mendorong kolaborasi lintas sektor.
Oleh sebab itu, Nathasi mengapresiasi aksi nyata Sanofi Consumer Healthcare Indonesia dalam mengurangi polusi udara di Jakarta sekaligus mendorong perbaikan lingkungan secara berkelanjutan melalui penanaman 1.000 pohon mangrove ini.
"Kami berharap aksi nyata yang dilakukan Sanofi Consumer Healthcare Indonesia turut menginspirasi para pemangku kepentingan lainnya untuk bergotong-royong mengatasi polusi udara dengan menanam pohon mangrove. Dengan terus menjaga keberlanjutan lingkungan maka akan menciptakan dampak positif bagi kualitas kesehatan masyarakat hingga ke generasi selanjutnya," kata Nathasi.
Sebagai informasi, hutan mangrove dapat mengurangi tingkat erosi tanah, mengatur salinitas air, dan menjadi habitat bagi ekosistem laut.
Adapun jenis mangrove yang ditanam dalam kegiatan ini adalah Rhizophora Stylosa, jenis mangrove pionir yang tumbuh di pantai Pulau Pramuka dengan menggunakan teknik tumpukan.