Penelitian: Punya Kartu Kredit Picu Nafsu Belanja
Sebuah penelitian ilmu saraf terbaru dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) menemukan bahwa penggunaan kartu kredit dapat merangsang sistem hadiah (reward) dalam otak Anda yang kemudian dapat berdampak pada dorongan untuk berbelanja lebih banyak dibanding yang diperlukan.
Sebuah penelitian ilmu saraf terbaru dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) menemukan bahwa penggunaan kartu kredit dapat merangsang sistem hadiah (reward) dalam otak Anda yang kemudian dapat berdampak pada dorongan untuk berbelanja lebih banyak dibanding yang diperlukan.
Dilansir CNBC, penulis studi dan profesor di MIT Sloan School of Management, Drazen Prelec menuturkan bahwa belanja dengan menggunakan kartu kredit seringkali membuat kita terjebak pada keinginan membeli yang lebih tinggi di masa depan. Perilaku di mana orang cenderung belanja lebih banyak ketika membayar dengan kartu kredit dibandingkan dengan uang tunai sebenarnya telah menjadi hasil dari penelitian sebelumnya.
-
Apa itu kartu kredit menurut OJK? Melansir laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kartu kredit adalah salah satu alat pembayaran non tunai yang sudah lama hadir di sekitar kita guna mempermudah transaksi menjadi lebih cepat dan mudah.
-
Siapa saja yang terlibat dalam kerja sama penerbitan Kartu Kredit Indonesia? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI bersama Bank Pembangunan Daerah Lampung (Bank Lampung) menandatangani kerja sama penerbitan kartu kredit pemerintah domestik (KKPD) atau yang saat ini disebut dengan Kartu Kredit Indonesia (KKI) segmen pemerintah.
-
Bagaimana cara transaksi dengan menggunakan kartu kredit Indonesia dalam kerja sama BNI dan Bank Lampung? Kerja sama ditujukan untuk mendukung gerakan bangga buatan Indonesia (GBBI), dimana untuk seluruh transaksi dengan menggunakan KKI akan diproses melalui sistem pembayaran dalam negeri.
-
Kapan kredit rumah pertama kali diterapkan di Jakarta? Salah satu momen penerapan kredit rumah terjadi pada 1917, setelah terjadi bencana kebakaran hebat di wilayah Kramat Kwintang.
-
Bagaimana sistem cicilan kredit rumah di Jakarta pada zaman Belanda? Tetapi korban kebakaran harus menunggu selama 10 sampai 15 tahun,” tulis Candrian di videonya Setelah mengikuti program ini, warga yang mendaftar kemudian akan diarahkan untuk memilih jenis rumah yang akan ditempati.Dari surat kabar yang beredar di masa itu yakni Locale Techniek, ada beberapa jenis rumah yang ditawarkan.
-
Apa itu kartu kredit BCA? Kartu kredit BCA adalah salah satu produk perbankan yang ditawarkan oleh Bank Central Asia (BCA), salah satu bank swasta terbesar di Indonesia. Kartu kredit BCA memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi pembayaran secara mudah, cepat, dan aman, baik di dalam maupun luar negeri.
Namun untuk studi baru ini, para peneliti melakukan pengembangan dengan menggunakan mesin Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk melihat apa yang terjadi pada otak ketika orang diminta untuk membeli barang, baik dengan uang tunai maupun kartu kredit.
Saat berada di dalam MRI, partisipan kemudian diperlihatkan berbagai item di layar, mulai dari video game hingga produk kecantikan yang kemudian bisa mereka tambahkan ke keranjang belanja mereka. Lalu, mereka memiliki pilihan untuk membayar produk dengan uang tunai USD 50 atau kartu kredit.
Hasilnya, orang-orang lebih bersedia membeli barang-barang yang lebih mahal dengan kartu kredit daripada uang tunai dan menghabiskan lebih banyak uang secara keseluruhan saat menggunakan kartu kredit.
Ketika orang membeli barang dengan kartu kredit, MRI menunjukkan bahwa wilayah sistem hadiah (reward) di otak, yang disebut striatum, telah diaktifkan. Striatum bertanggung jawab untuk melepaskan dopamin dan terlibat dalam proses terciptanya perasaan senang dan bahkan kecanduan.
"Jaringan hadiah di otak diaktifkan oleh pembelian dengan menggunakan kartu kredit," kata Prelec.
Hadiah yang dimaksud, meliputi potensi cashback, diskon produk tertentu, kupon makan, hingga imbalan tiket perjalanan gratis yang siap diperebutkan oleh para pengguna semakin sering mereka menggunakan kartu kredit yang dimiliki. Berbeda dengan pembayaran tunai yang tidak memiliki sistem ini.
Alasan
Prelec menulis bahwa ketika seseorang telah terbiasa menggunakan kartu kredit sebagai metode pembayaran favoritnya maka jaringan otak telah secara kronis lebih peka oleh pengalaman sebelumnya dengan kartu kredit. Di mana tindakan menggesek kartu kredit cenderung dikaitkan dengan pembelian yang bisa menimbulkan perasaan senang.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa membayar dengan kartu kredit dapat mengesampingkan faktor penting lain, seperti biaya karena Anda dapat menunda pembayaran kartu kredit. Kenyamanan dan kemudahan semacam ini berhasil memisahkan antara pembelian dan pembayaran dalam pikiran Anda.
Hal ini disebabkan karena Anda tidak perlu mengalami kesulitan mempertimbangkan faktor harga, seperti yang Anda lakukan ketika menggunakan uang tunai.
Studi ini mendorong setiap pengguna untuk memikirkan kembali pola penggunaan kartu kredit mereka selama ini, apakah memang digunakan untuk keperluan yang penting atau justru digunakan untuk membeli sejumlah item yang sebenarnya tidak dibutuhkan hanya demi mengejar sistem hadiah (reward).
Prelec mengatakan bahwa aktivitas saraf berubah tergantung pada kartu: "Kartu yang Anda gunakan untuk restoran dan liburan menciptakan selera belanja yang berbeda dari kartu yang Anda gunakan untuk membeli bensin," katanya.
"Saat konsumen mengadopsi sistem pembayaran baru, seperti pembayaran nontunai, maka penting bagi orang-orang untuk memahami bagaimana mekanisme ini mempengaruhi kebiasaan belanja kita," pungkas Prelec.
Reporter: Priscilla Dewi Kirana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)