Pengakuan Manajemen Lion Air, Ini Alasan Sering Delay
Manajemen Lion Air Group blak-blakan terkait penyebab maskapai penerbangan kerap mengalami keterlambatan atau delay.
Manajemen Lion Air Group blak-blakan terkait penyebab maskapai penerbangan kerap mengalami keterlambatan atau delay.
Pengakuan Manajemen Lion Air, Ini Alasan Sering Delay
Bounce, platform layanan perjalanan merilis The 2022 Airline Index atau survei mengenai maskapai terbaik dan terburuk di dunia.
Dari hasil survei tersebut, Lion Air dan Wings Air menduduki posisi nomor satu dan dua sebagai maskapai terburuk di dunia.
Daftar peringkat maskapai terburuk tersebut disusun berdasarkan ketepatan jadwal penerbangan dan serta kualitas pelayanan.
Tingkat kedatangan tepat waktu dari Lion Air hanya 42,27 persen dan tingkat pembatalan 34,43 persen.
"Maskapai penerbangan terus berusaha mengurangi keterlambatan dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada penumpang. Namun, penting untuk memahami bahwa terkadang keterlambatan penerbangan adalah hal yang tidak dapat dihindari dan merupakan bagian dari industri ini,"
Corporate Communications Strategic Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro, Senin (12/6)
- Pesawat Delay, Bule Ini Pilih Bersihkan Kangkung di Bandara untuk Habiskan Waktu
- Jarak Pandang Tertutup Kabut Asap, Lion Air Gagal Landing di Palembang & Putar Arah ke Batam
- Kelebihan Beban, Japan Airlines Tambah Penerbangan Buat Angkut 27 Pesumo
- Hoaks Ada Pesawat Jatuh di Karawang, Ini Fakta Sebenarnya
@merdeka.com
Ada tujuh faktor yang membuat Lion Air Group terpaksa delay.
Faktor pertama, cuaca kurang baik. Hujan deras, kabut tebal, badai petir, angin atau kondisi cuaca ekstrem lainnya bisa mempengaruhi keamanan penerbangan.
"Maskapai akan menunda atau membatalkan penerbangan jika kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk terbang dengan aman," jelas Danang.
Faktor kedua, penumpang tidak disiplin. Ketiga, penumpang terlambat. Jika penumpang terlambat dan pesawat harus menunggu mereka, maka jadwal penerbangan akan terganggu.
Faktor keempat, barang bawaan melebihi kapasitas. Diperlukan waktu bagi awak kabin membantu penumpang menyusun barang bawaan dengan aman dan efisien.
"Maskapai harus mengatur ulang bagasi penumpang yang melebihi kapasitas, yang membutuhkan waktu tambahan sebelum pesawat bisa berangkat," ucap Danang.
Faktor kelima, ada keterlambatan pesawat sebelumnya. Keterlambatan sebelumnya berimbas pada penerbangan berikutnya.
Faktor keenam, gangguan teknis.
Maskapai memprioritaskan keamanan dan kelayakan pesawat, sehingga perbaikan secara tidak berjadwal harus dilakukan sebelum penerbangan dilanjutkan.
Ketujuh, faktor operasional lainnya. Contohnya kepadatan lalu lintas udara yang menyebabkan antrean lepas landas dan mendarat, pembatasan yang diberlakukan di bandar udara, atau pemogokan (demo) di suatu wilayah yang mampu mempengaruhi operasional maskapai penerbangan.