Penggunaan Infrastruktur AI di Dunia Kripto, Ini Keuntungan dan Tantangannya
Mengutip data dari Coinmarketcap, terdapat lebih dari 300 token yang masuk dalam kategori AI.
Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) kini menjadi teknologi yang semakin menarik perhatian karena mampu mempercepat berbagai pekerjaan di banyak sektor.
Penggunaan AI sendiri juga diprediksi semakin meluas, terlihat dari survei yang dilakukan PricewaterhouseCoopers (PwC) kepada 4.702 CEO Global termasuk Indonesia terungkap bahwa 50 persen CEO di berbagai perusahaan Indonesia akan terus meningkatkan penggunaan AI.
- Pembangunan AI Data Center Disebut Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
- Sudah Saatnya Teknologi AI dan Big Data Dimanfaatkan Pemerintah
- Meski Kantongi Cuan Rp 156 Triliun, Perusahaan ini Tetap PHK 5.500 Karyawan
- Transaksi Kripto Tembus Rp211 Triliun, Diprediksi Bakal Jadi Teknologi Ekonomi Masa Depan
Membahas pesatnya perkembangan penggunaan AI, Head of Product Marketing Pintu, Iskandar Mohammad mengungkapkan, teknologi AI saat ini sudah menjadi teman yang dapat mempercepat berbagai pekerjaan rutinitas teknis. Tim Marketing Pintu juga menggunakan AI sebagai penunjang untuk produksi konten dan laporan.
"Kami juga melihat tools AI seperti ChatGPT misalnya, perkembangannya sangat bagus, mungkin dua tahun sebelumnya output informasi yang dihasilkan masih kurang tepat, namun sekarang semakin baik dan logical,” ucap Iskandar di Jakarta, Kamis (31/10).
Iskandar menambahkan, perkembangan AI sendiri juga memengaruhi kemajuan aset kripto dan teknologi blockchain. Mengutip data dari Coinmarketcap, terdapat lebih dari 300 token yang masuk dalam kategori AI dengan kapitalisasi pasar mencapai USD 34 miliar atau sekitar Rp527 triliun.
Banyak infrastruktur AI yang digunakan industri kripto seperti, Web3, Chatbot, NFT generator, trading, hingga gaming. Meski begitu, masih terdapat tantangan yang dihadapi dalam pengembangan AI, crypto, dan blockchain.
Tantangan Masa Depan AI
Tantangan dan masa depan AI dalam kripto dan blockchain juga pernah diulas oleh Co-Founder Ethereum Vitalik Buterin lewat tulisannya berjudul 'The promise and challenges of crypto + AI application' menyoroti semakin canggihnya teknologi blockchain dan AI dengan peningkatan jumlah use-cases (kegunaan).
Namun, Vitalik juga menilai ada tantangan yang dihadapi antara AI & kripto yakni penggunaan AI terdesentralisasi yang dapat diandalkan dengan menggunakan blockchain dan kriptografi. Namun, Vitalik optimistis bisa melihat lebih banyak use-cases AI yang konstruktif sehingga bisa digunakan dalam skala besar.
"Seiring meningkatnya perkembangan AI dan tumbuhnya proyek dan token terkait AI di dunia crypto, kami mengambil bagian untuk memberikan edukasi kepada investor dan trader crypto agar bisa mendapatkan informasi dan edukasi yang tepat, sehingga dapat mengambil keputusan investasi dengan bijak. Kami juga yakin, ke depan, Indonesia bisa menjadi pemain kunci dalam adopsi teknologi AI yang diharapkan dapat terus mendorong penetrasi aset crypto di Indonesia,” tutup Iskandar.