Pengusaha: Butuh Upaya Luar Biasa Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 4,5 Persen di 2021
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani menilai target pertumbuhan ekonomi pada 2021 sebesar 4,5-5,5 persen terlalu ambisius di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani menilai target pertumbuhan ekonomi pada 2021 sebesar 4,5-5,5 persen terlalu ambisius di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini.
"Menurut saya, terlalu ambisius, dalam situasi normal pada 2019 tumbuh 5,02 persen, itu belum ada pandemi. Sekarang dengan pandemi, ini kita masih struggle untuk kuartal III 2020, berusaha agar tidak turun lebih dalam lagi. Kalaupun minus, mungkin minus 2 persen (kuartal III)," katanya dikutip dari Antara di Jakarta, Jumat, (14/8)
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan target pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai 6,22 persen? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
Hariyadi mengatakan, butuh upaya luar biasa untuk bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi 4,5 persen pada tahun depan.
"Kendala utama memang di Covid-19 ini. Selama belum bisa dituntaskan, kita dibayangi kondisi yang menghambat. Makanya target itu ambisius. Perkiraan kami, bisa plus 2 persen saja sudah bagus," katanya.
Hariyadi menuturkan upaya pemerintah mendorong daya beli masyarakat dengan mengalokasikan bantuan sosial patut diapresiasi. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat terdongkrak dari konsumsi rumah tangga yang memang jadi kontributor utama.
"Tapi, ini belum cukup kuat untuk membangkitkan ekonomi kita sebesar yang ditargetkan tadi yaitu 4,5-5,5 persen," katanya.
Produtivitas Angkata Kerja
Oleh karena itu, dia mendorong produktivitas angkatan kerja yang ada. Dia juga berharap RUU Omnibus Law Cipta Kerja bisa menjadi langkah untuk mengubah seluruh kebijakan terkait ketenagakerjaan.
Hariyadi juga setuju RUU Cipta Kerja dibentuk untuk mengantisipasi bonus demografi yang dimiliki Indonesia. Namun, ia mengingatkan saat ini pemerintah harus fokus untuk bisa menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya untuk mengantisipasi bonus demografi ini.
"Data menunjukkan terjadi penurunan lapangan kerja yang signifikan di sektor formal. Kalau mau buat bangsa ini maju, ciptakan lapangan kerja," katanya.