Pengusaha yakinkan revolusi industri 4.0 tak hapus tenaga kerja
Ketua GAPMMI, Adhi S. Lukman, mengatakan peralihan menuju industri 4.0 tidak akan menggerus tenaga kerja yang sudah ada. Perubahan yang terjadi adalah pada keahlian tenaga kerja. Dia mengakui, jika terjadi penambahan kapasitas industri, maka jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan tidak lantas mengikuti.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman, mengatakan peralihan menuju industri 4.0 tidak akan menggerus tenaga kerja yang sudah ada. Perubahan yang terjadi adalah pada keahlian tenaga kerja.
"Saya tidak yakin akan mereduksi tenaga kerja. Secara spesifik iya jumlah tenaga kerja tentu akan tergeser, tapi secara total industri tidak akan," ungkapnya ketika ditemui, di JCC, Jakarta, Kamis (4/4).
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Bagaimana cara PIDI 4.0 membantu industri di Indonesia? PIDI 4.0 memiliki showcase center yang menunjukkan miniatur penerapan teknologi 4.0 pada industri. Selain mengunjungi showcase center yang berlokasi di lantai dasar PIDI 4.0, pengunjung juga bisa melihat command center & control room di lantai 2, industry 4.0 laboratorium di lantai 3, test bed facilities di lantai 4, coworking space di lantai 8, dan fasilitas lainnya yang tersedia.
-
Siapa saja yang berperan penting dalam keberhasilan transformasi industri di Indonesia? “Capaian transformasi industri saat ini merupakan hasil kerja banyak pihak yakni dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, akademisi, dan terutama dari para pelaku industri sendiri.
-
Bagaimana pertumbuhan industri di Sidoarjo berkontribusi terhadap perekonomian daerah? Pertumbuhan industri di Sidoarjo telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
-
Bagaimana perubahan di industri otomotif Indonesia pada era Jokowi? Terjadi perubahan besar dalam kepemilikan usaha di industri otomotif Indonesia. Variabelnya banyak.Menariknya, merek otomotif China mulai masuk pada 2017 lewat Wuling dan DFSK. Disusul Hyundai (Korea) pada 2021.Yang terbaru, merek China kembali masuk pada 2022-2023: Chery, Neta, Great Wall Motor (GWM), dan lain-lain. Varialebel utama antara lain krisis moneter 1998, krisis industri keuangan 2008, dan sebagainya. Variabel ini cukup mengubah potret raja otomotif Indonesia di era Jokowi:Dari pengusaha ke kelompok usaha (konglomerasi).
-
Mengapa industri tembakau dianggap vital bagi perekonomian Indonesia? Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
Sebab, kata dia, jika melihat pengalaman implementasi industri 4.0 maupun penggunaan teknologi robotik dalam industri sejauh ini tidak mengurangi tenaga kerja. "Terbukti banyak pabrik yang menerapkan 4.0 atau 3.0 yang robotic automation, itu tidak mengurangi tenaga kerja," jelas Adhi.
Meskipun begitu dia mengakui, jika terjadi penambahan kapasitas industri, maka jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan tidak lantas mengikuti. "Memang dengan penambahan kapasitas itu tidak 100 persen jumlah tenaga kerja sama seperti yang lalu. Kalau katakan dulu kapasitas 100 pekerja 10, sekarang kapasitas 100 pekerja yang dibutuhkan 3 sampai 5 orang," tandas dia.
Baca juga:
Permodalan hingga tenaga kerja jadi tantangan revolusi industri 4.0
Industri tunggu kesiapan Pertamina sediakan BBM Euro 4 di Asian Games
Sebanyak 210 peserta dari 13 negara pamer produk dan teknologi kesehatan di JCC
Pemerintah janji urus tax holiday hanya beberapa menit
Ribuan buku karya anak bangsa mejeng di Kuala Lumpur International Book Fair 2018
Jokowi: Bandara dan hotel Singapura mulai gunakan robot gantikan tenaga manusia
Menperin ke pengusaha: Investasi di Indonesia dijamin untung, tertinggi di Asia