Penjelasan Lengkap Kementan soal Potensi Kenaikan Harga Mi Instan Hingga 3 Kali Lipat
Pada tahun 2021 impor gandum Indonesia mencapai USD 956 juta. Kebutuhan gandum terbesar digunakan untuk industri produk pangan olahan, seperti mi instan, kue, dan roti.
Kementerian Pertanian (Kementan) meminta masyarakat dan pelaku industri pangan untuk terus waspada terhadap potensi krisis pangan global. Kondisi Indonesia memang masih terbilang aman. Ketersediaan komoditas pangan strategis masih terjamin dan harga relatif stabil.
Namun demikian, Indonesia saat ini masih menjadi negara pengimpor gandum terbesar di dunia. Indonesia mengimpor gandum salah satunya dari Ukraina dan Rusia dengan total persentase dari kedua negara mencapai 98 persen. Rusia dan Ukraina selama ini memang menjadi produsen gandum terbesar di dunia.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Mengapa momen adu panco tersebut dianggap berharga? Mereka berdua dikelilingi oleh prajurit TNI lain yang menonton pertandingan panco yang sangat berharga tersebut.
-
Kenapa kupat banyu pindang digemari warga Indramayu? “Warga di daerah pesisir itu memang suka makanan pedas, dan makanan-makanan khasnya kayak asin, pedas, ” kata penjual di kanal YouTube food vlogger tersebut.
-
Mengapa Intip Ketan sulit didapat? Di Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.
-
Apa yang dijual dengan harga fantastis? Bulu langka dan sangat berharga dari burung huia yang telah punah di Selandia Baru terjual seharga hampir setengah miliar.
Pada tahun 2021 impor gandum Indonesia mencapai USD 956 juta. Kebutuhan gandum terbesar digunakan untuk industri produk pangan olahan, seperti mi instan, kue, dan roti.
Walaupun gandum bukan komoditas pangan utama Indonesia, tetapi kebutuhan gandum di Indonesia sangatlah tinggi. Sebab, gandum sangat sulit untuk dibudidayakan, sehingga kebutuhan gandum tentu memerlukan impor dari negara penghasilan gandum.
Saat ini harga gandum dunia mengalami kenaikan yang sangat tinggi dipicu oleh geopolitik perang antara Rusia dan Ukraina. Kenaikan harga gandum tersebut sangat mempengaruhi produksi mi instan di Indonesia karena berbahan baku gandum.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo meminta masyarakat untuk berhati-hati akan adanya kenaikan harga mi instan. Digadang-gadang harga mie instan akan naik sebanyak 3 kali lipat dari harga normal karena pasokan gandum mengalami masalah akibat geopolitik.
Karena ketidakpastian global yang terjadi di dunia yang diakibatkan perang Ukraina – Rusia, perubahan iklim, dan pandemi covid-19 membuat harga pangan dan energi menjadi sangat tinggi.
Potensi Krisis Pangan
Oleh karena itu, Kementan meminta masyarakat dan pelaku industri pangan untuk terus waspada terhadap potensi krisis pangan global. Meskipun begitu, kondisi Indonesia memang masih terbilang aman. Ketersediaan komoditas pangan strategis masih terjamin dan harga relatif stabil.
Menurut laporan Global Crisis Response Group Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sekitar 1,6 miliar orang di 94 negara menghadapi setidaknya satu dimensi krisis pangan, energi, dan sistem finansial.
Maka demikian akan ada potensi terjadinya krisis pangan global karena adanya gangguan rantai pasok yang membuat harga berbagai komoditas melonjak.
Akibat tren tersebut membuat beberapa negara sentra produksi pangan mulai melakukan restriksi ekspor ke negara-negara lain. Salah satu komoditas dibatasi adalah gandum.
Sejumlah negara penghasil gandum, seperti Rusia, India, Serbia, Mesir, Afghanistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Kosovo, mengeluarkan kebijakan restriksi. Langkah ini diambil untuk tetap menjaga stabilitas pangan di negara mereka masing-masing.
Sepanjang Juni 2022, International Food Policy Research Institute (IFPRI) menyebut ada berbagai kebijakan restriksi ekspor di beberapa negara, baik berupa larangan, izin, dan atau pajak ekspor.
"Perang Rusia - Ukraina juga sangat mempengaruhi pasokan gandum untuk kebutuhan global. Menurut laporan FAO, sekitar 50 negara menggantungkan sekitar 30 pweawn impor gandumnya dari Rusia dan Ukraina," Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri, dalam keterangan resmi, Kamis (11/8).
(mdk/idr)