Penjelasan Lengkap Menko Luhut Mengenai Film Sexy Killers
Perusahaan Toba Bara Sejahtera yang disebutkan juga merupakan milik Luhut Panjaitan adalah tidak benar. Dia menjelaskan, perusahaan tersebut merupakan perusahaan terbuka yang sahamnya dimiliki oleh banyak orang.
Dua hari sebelum pemilihan presiden, masyarakat dihebohkan oleh sebuah tayangan film dokumenter berjudul 'Sexy Killers' di youtube. Tayangan tersebut di antaranya menyeret nama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan sebagai salah satu pemilik perusahaan tambang batu bara.
Menyoal hal tersebut, Menko Luhut menegaskan dirinya tidak ada sangkut paut apapun dengan apa yang ditayangkan oleh Sexy Killers.
-
Kapan produksi tambang batu bara di Sawahlunto meningkat? Pada tahun 1892, produksi tambang batu bara Sawahlunto meningkat hingga mencapai 48.000 ton.
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
-
Di mana Mentan Amran meninjau langsung luasan lahan rawa untuk produksi padi? Di Sumatera Selatan (Sumsel), Mentan meninjau langsung luasan lahan rawa 128.000 hektar yang digarap petani untuk produksi padi.
-
Apa yang dimaksud dengan batuan? Batuan merupakan kumpulan mineral. Mineral adalah kristal tunggal yang terdiri dari unsur-unsur seperti silikon, oksigen dan karbon.
-
Kapan jarum batu tersebut ditemukan? Enam artefak batu aneh ditemukan oleh para arkeolog yang sedang melakukan penggalian di dekat tepi Danau Xiada Co di Dataran Tinggi Tibet Barat pada 2020 lalu.
"Sexy killers, saya terus terang gak ada urusan dengan sexy killers, saya di sini cuma ada satu perusahaan yang ikut yaitu Kutai Energi, itu saya memang punya 99 persen," kata dia di kantornya, Rabu (8/5).
Sementara itu, perusahaan Toba Bara Sejahtera yang disebutkan juga merupakan miliknya adalah tidak benar. Dia menjelaskan, perusahaan tersebut merupakan perusahaan terbuka yang sahamnya dimiliki oleh banyak orang.
"Tapi kalau Toba Bara Sejahtera itu publik company, dulu memang saya mayoritas, tapi 3,5 - 4 tahun lalu saya jual, jadi saya gak punya lagi saham di sana. Jadi kalau dibilang yang aneh - aneh, gak lah," ujarnya.
Selain itu, proses menjadi sebuah public company tidak lah gampang. Isu lingkungan sudah pasti menjadi salah satu syarat sebuah perusahaan menjadi terbuka. Sehingga dia yakin bahwa perusahaan tersebut tidak melakukan kerusakan lingkungan seperti yang disangkakan.
"Dan kalau menjadi publik company kan sudah melalui proses panjang banget itu mengenai lingkungan lah, pajak lah, mengenai segala macam. Jadi memang terlalu banyak kita ini ribut dengan berita-berita gak jelas. Dibilang bilang saya 140 ribu hektare tanah. ya kalau ada 140 ribu kau bagi-bagi saja lah ya, itu saja dari saya," ujarnya.
Dia mengakui dirinya memang memiliki banyak aset dan bukan merupakan orang miskin di Republik ini. Namun tidak seburuk apa yang selama ini diberitakan.
"Saya sih punya aset, ga miskin- miskin amat lah masih oke lah, tapi kalau seperti di berita yang dibilang tadi sama sekali gak bener. Kutai Energi pun saya baru dapat laporan terima penghargaan lagi mengenai lingkungan dan mengenai pembayaran pajak beberapa waktu yang lalu, dan CSR mereka pada pendidikan di daerah itu tadi saya baru lihat," tutupnya.
Baca juga:
Menko Luhut Bela Menhub Budi soal Tingginya Harga Tiket Pesawat
Menko Luhut Jawab Tudingan Proyek Jalur Sutra China Merusak Lingkungan
Tanggapan BPN Soal Ada 'Setan Gundul' Pemasok Data Sesat ke Prabowo
Andi Arief Sebut 'Setan Gundul' Pasok Data Sesat Prabowo Menang 62 Persen
Luncurkan Gerakan Indonesia Bersih, Menko Luhut Soroti Bahaya Sampah Plastik
Luhut Sebut KTT Jalur Sutra Kedua Tak Bikin RI Terjerat Utang