Penjelasan Lengkap soal Stagflasi dan Upaya Indonesia Hadapi Risiko Global
Stagflasi merupakan kondisi ekonomi ketika inflasi dan kontraksi terjadi dalam satu waktu. Hal ini ditandai dengan kombinasi pertumbuhan ekonomi yang stagnan, kenaikan inflasi yang cepat dan angka pengangguran yang tinggi.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung mengatakan dunia saat ini tengah menghadapi risiko stagflasi yang serius. Hal ini tak terlepas dari dampak pandemi Covid-19 dan ketegangan politik yang terjadi antara Ukraina dan Rusia.
"Dampak majemuk dari Covid-19 pandemi dan ketegangan geopolitik Ukraina-Rusia yang sedang berlangsung telah terwujud baru-baru ini prospek pertumbuhan global," kata Juda dalam agenda Central Bank Policy Mix for Stability and Economic Recovery, di Nusa Dua Bali, Rabu (13/7).
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia? Melalui Holding Ultra Mikro dengan BRI sebagai induk, bersama PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), perseroan secara grup berupaya meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.
-
Kapan kinerja industri perbankan Indonesia terjaga stabil? Di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan gejolak geopolitik global, kinerja industri perbankan Indonesia per Juni 2024 terjaga stabil," jelas Mahendra Siregar dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (2/8).
Sebagai informasi, stagflasi merupakan kondisi ekonomi ketika inflasi dan kontraksi terjadi dalam satu waktu. Hal ini ditandai dengan kombinasi pertumbuhan ekonomi yang stagnan, kenaikan inflasi yang cepat dan angka pengangguran yang tinggi.
Latar belakang tersebut membuat Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan global bulan lalu menjadi 2,9 persen. OECD juga melakukan hal yang sama dengan memangkas proyeksi pertumbuhan global untuk tahun 2022 menjadi hanya sekitar 3 persen. Sedangkan IMF sebelumnya telah menurunkan proyeksinya sejak April.
Juda mengatakan saat ini inflasi di berbagai negara dunia tengah mengalami peningkatan. Penyebabnya kenaikan harga pangan dan energi yang melonjak drastis.
"Inflasi meningkat di seluruh dunia, dengan harga pangan dan energi memukul rekor tertinggi, mencapai standar hidup di seluruh dunia," kata dia.
Akibatnya, beberapa negara maju melakukan pengetatan kebijakan moneter yang agresif untuk mengatasi inflasi. Mereka pun mengambil langkah memperketat kondisi keuangan global dan telah mendorong pasar volatilitas baru-baru ini.
Juda mengatakan peningkatan inflasi didorong tekanan sisi penawaran sebagai akibat wajar dari kenaikan harga komoditas internasional. Meski begitu, inflasi inti tetap dalam target Bank Indonesia jangkauan.
Sementara itu, inflasi volatile food (VF) meningkat, terutama dipengaruhi kenaikan harga pangan global dan kendala sisi penawaran yang disebabkan oleh cuaca buruk. "Inflasi tekanan pada harga yang diatur (AP) tetap tinggi, dipengaruhi oleh harga tiket pesawat dan energi," katanya.
Kebijakan BI untuk Menghadapi Risiko Stagflasi
Untuk menjawab tantangan ini, bauran kebijakan Bank Indonesia saat ini ditujukan untuk menjaga stabilitas makro, memfasilitasi pemulihan ekonomi, dan menavigasi ekonomi dan keuangan digital. Sehingga Rapat Dewan Gubernur memutuskan untuk mempertahankan kebijakan kecepatan.
Juda mengatakan, Bank Indonesia akan tetap mewaspadai tekanan inflasi dan dampaknya terhadap ekspektasi inflasi. Bank sentral juga siap untuk menyesuaikan suku bunga jika ada tanda-tanda inflasi inti yang lebih tinggi terdeteksi.
"BI terus menjaga kecukupan likuiditas untuk mendukung pembiayaan perekonomian dan menjaga stabilitas sistem keuangan," kata dia.
Selain itu BI akan menjaga kebijakan makroprudensial tetap akomodatif untuk mendorong pembiayaan, perekonomian dan mengatasi efek jaringan parut ekonomi.
Dari sisi kebijakan stabilisasi nilai tukar, BI akan diarahkan untuk mencapai stabilitas Rupiah yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengendalikan inflasi.
"Ini dilakukan melalui triple intervensi, di pasar spot, DNDF, dan pembelian SBN dari pasar sekunder di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih ada," katanya.
Sistem Pembayaran
Terkait sistem pembayaran dan digitalisasi, percepatan sistem pembayaran digitalisasi terus digalakkan untuk integrasi digital nasional ekonomi keuangan. Sehingga dapat merangsang kegiatan ekonomi dan menjadi mesin penggerak pemulihan ekonomi.
"Hal ini dilakukan melalui beberapa inisiatif seperti QRIS, BI FAST, dan sebagainya," katanya.
Dia menambahkan, BI juga memperkuat koordinasi dengan pemerintah pusat, daerah dan instansi terkait melalui tim pengendalian inflasi nasional dan daerah (TPIP dan TPID) untuk mengelola tekanan inflasi di sisi penawaran & meningkatkan produksi.
"Bank Indonesia terus membangun kebijakan moneter dan fiskal
koordinasi dengan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendukung proses pemulihan ekonomi nasional," pungkasnya.
(mdk/idr)