Per Maret 2020, Laba Bank Mega Naik 38 Persen jadi Rp669 Miliar
Sedangkan laba sebelum pajak Bank Mega tumbuh 32 persen menjadi Rp801 miliar dibanding periode sama tahun lalu Rp605 miliar.
PT Bank Mega Tbk mencatatkan laba bersih Rp669 miliar hingga Maret 2020. Angka laba ini naik 38 persen dibanding periode sama tahun lalu yang hanya Rp484 miliar. Sedangkan laba sebelum pajak Bank Mega tumbuh 32 persen menjadi Rp801 miliar dibanding periode sama tahun lalu Rp605 miliar.
Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib menjelaskan, peningkatan laba bersih disumbang dari meningkatnya net interest income sebesar 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 terutama karena meningkatnya pendapatan bunga kredit akibat volume kredit yang meningkat signifikan sebesar Rp10,1 triliun atau tumbuh 23 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Sementara itu, feebased income tercatat naik sebesar 21 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
-
Kapan Hanum Mega resmi bercerai? Hanum Mega resmi bercerai dari Achmad Herlambang pada Juli 2023.
-
Siapa yang mengunjungi Indah Permatasari di Jakarta? Mertua Indah Permatasari beberapa waktu lalu datang ke Jakarta mengunjungi anak, menantu dan cucu mereka.
-
Di mana situs megalitik ini berada? Melansir dari beberapa sumber, situs megalitik ini tak hanya ditemukan di satu titik saja, melainkan tersebar di 64 titik yang berada di 51 desa atau kelurahan di Kabupaten Lahat.
-
Siapa yang memuji kemampuan Megawati di lapangan? Bahkan, pelatih dari tim lawan mengakui betapa sulitnya menghadapi Megawati.
-
Kenapa Dewi Perssik merantau ke Jakarta? Ia memulai kariernya dari nol setelah mengambil keputusan untuk merantau ke Jakarta demi mewujudkan impiannya sebagai penyanyi.
-
Di mana letak permukiman terbengkalai di Jakarta yang diulas dalam video? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
"Catatan kinerja positif juga terjadi pada pertumbuhan aset, di mana terdapat pertumbuhan sebesar 18 persen dari Rp84 triliun pada periode Maret 2019 menjadi Rp99 triliun pada periode Maret 2020," ucap Kostaman di Jakarta, Rabu (22/4).
Dana Pihak Ketiga (DPK) perusahaan juga tercatat meningkat dari Rp59 triliun pada periode Maret 2019 menjadi Rp76 triliun pada periode Maret 2020 atau tumbuh sebesar 29 persen. Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan industri pada Februari 2020 yang hanya sebesar 7,77 persen.
Sementara itu, kredit tercatat tumbuh sebesar 23 persen dari Rp44 triliun pada periode Maret 2019 menjadi Rp54 triliun pada periode Maret 2020. Pertumbuhan kredit Bank Mega ini berada di atas rata-rata industri pada posisi Februari 2020 sebesar 5,93 persen.
"Penyaluran kredit kepada korporasi tercatat sebagai segmen bisnis yang paling besar memberikan kontribusi pada penyaluran kredit secara keseluruhan. Peningkatan kredit korporasi terutama berasal dari kredit infrastruktur jalan tol yang dijamin pemerintah dan kredit kepada korporasi dengan track record yang baik," tegasnya.
Dari sisi likuiditas, Bank Mega mencatatkan kondisi yang kuat tercermin dari rasio LDR sebesar 67,5 persen, lebih rendah dibandingkan 71,3 persen pada Maret 2019.
"Hal ini menunjukkan besarnya cadangan likuiditas yang dimiliki oleh Bank Mega," jelas Kostaman Thayib.
Rasio keuangan lainnya juga mencatat peningkatan, antara lain ROA tercatat sebesar 3,3 persen naik dibandingkan 2,9 persen pada Maret 2019, di mana hal ini menunjukkan kemampuan Bank Mega untuk menghasilkan laba yang tinggi dalam mengelola asetnya. BOPO menjadi 69,7 persen membaik dibandingkan 72,2 persen pada Maret 2019, yang mencerminkan efisiensi Bank Mega dalam mengelola kegiatan operasionalnya.
"Angka ini juga lebih baik dari BOPO industri pada Februari 2020 yang tercatat sebesar 83,60 persen. Dari sisi permodalan, CAR Bank Mega mencapai 24,7 persen yang menunjukkan kecukupan modal Bank Mega. Sementara CAR industri pada Februari 2020 tercatat sebesar 22,27 persen.
Bank Mega di Tengah Pandemi
Di tengah situasi pandemi Covid-19, Bank Mega berkomitmen untuk terus melayani para nasabah dalam memenuhi kebutuhan transaksi perbankan. Layanan di cabang tetap berjalan walaupun dengan waktu operasional yang lebih pendek.
Namun demikian, beberapa aplikasi digital yang dimiliki oleh Bank Mega seperti ChatBot Mila, Mega Internet Banking dan Msmile menjadi solusi bagi nasabah yang membutuhkan transaksi perbankan meskipun harus berada di rumah.
Msmile, merupakan aplikasi terbaru yang baru diluncurkan Bank Mega yaitu Mobile App yang memudahkan nasabah dalam melihat informasi dan melakukan transaksi finansial, mengakses berbagai fitur kartu kredit, dan melihat promosi yang ditawarkan Bank Mega hanya dengan menggunakan perangkat handphone, di manapun nasabah tersebut berada. Melalui Msmile, layanan kepada nasabah menjadi lebih praktis, aman dan nyaman.
Pada bidang CSR, CT Corp dan Bank Mega telah memprakarsai dan mendanai pembangunan 40 bangsal ICU dan 200 bangsal HCU beserta alat-alat kesehatan antara lain 2 unit MSCT Scan 128 slices, 2 Mobile X-Ray, 40 Ventilator, 200 Monitor Bed dan alat-alat kesehatan lainnya khusus untuk merawat pasien Covid-19 sebagai wujud kepedulian atas pandemi Covid-19 dan membantu masyarakat yang terserang virus ini.
"Program yang juga didukung oleh Indofood dan Astra Group ini dilakukan di dua Rumah Sakit Rujukan Pemerintah yaitu RS Infeksi Airlangga, Surabaya dan RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Bahkan sebagian bangsal di RS Infeksi Airlangga saat ini sudah siap dan sudah bisa digunakan untuk mengobati pasien Covid-19," tutup Kostaman Thayib.
(mdk/idr)