Perbanas: Menutup Bank Century lebih mahal dari menyelamatkan
Salah satu alasannya, harus memperhitungkan dana pihak ketiga (DPK) atau dana nasabah.
Ketua Umum Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengatakan, menutup Bank Century belum tentu biayanya lebih murah daripada menyelamatkannya. Salah satu alasannya, harus memperhitungkan dana pihak ketiga (DPK) atau dana nasabah.
"Kita harus hitung DPK itu ada berapa. Waktu dihitung itu, kalau kita tutup Bank Century, maka uang yang harus diganti kepada masyarakat bisa lebih tinggi lagi. Saya tidak tahu persis, tapi yang jelas akan lebih dari Rp 6,7 triliun," ujarnya dalam siaran pers, Jakarta, Rabu (16/4).
-
Kapan Persebaya bertanding melawan Persita? Bermain di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, pada Jumat (23/2/2024), Tim Bajul Ijo, julukan persebaya, berhasil menahan imbang Persita dengan skor 1-1.
-
Di mana cetakan tangan perunggu berusia 2100 tahun yang memuat bahasa kuno ditemukan? Artefak ini ditemukan di Irulegi, lokasi benteng Zaman Besi di utara Navarre, Spanyol.
-
Di mana dapur istana berusia 1.000 tahun itu ditemukan? Dapur ini ditemukan di kompleks Kastil Harput.
-
Apa yang ditemukan di lokasi penggalian selain tengkorak Zaman Perunggu? Selama lima pekan terakhir, tim arkeolog yang terdiri dari 110 mahasiswa, staf dan sukarelawan dari Universitas Bournemouth juga menemukan makam lima jasad manusia dari Zaman Besi dan tulang belulang hewan, termasuk sapi, kuda, babi, kambing di sebuah tempat penyimpanan kuno di lokasi itu.
-
Dimana Persebaya bertanding melawan Persita? Bermain di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, pada Jumat (23/2/2024), Tim Bajul Ijo, julukan persebaya, berhasil menahan imbang Persita dengan skor 1-1.
-
Di mana bangunan Romawi kuno yang berusia 2.000 tahun itu ditemukan? Bangunan ini ditemukan di Taman Arkeologi Pompeii, Italia, dengan kondisi sempurna atau tak hancur dihantam letusan dahsyat Gunung Vesuvius.
Dalam pandangannya, yang sering dilupakan banyak pihak, ketika BI dan KSSK menyelamatkan bank ini pada 2008, otoritas bukan sekadar menyelamatkan bank tapi menyelamatkan pemilik dana di dalamnya.
"Pemilik dana ini, bisa besar, bisa kecil, bisa lembaga, bisa perorangan. Tapi mereka ini orang-orang yang menempatkan dana di bank, jadi kalau bank ini tutup, mereka harus dilindungi," jelas dia.
Dia juga menjelaskan perbedaan saat krisis 1998 dan krisis 2008. "Ketika krisis 1998, bank yang harus diselamatkan dengan dana sebesar Rp 600 triliun ialah uang negara dari APBN. Sedangkan 2008, ketika menyelamatkan Bank Century Rp 6,7 triliun itu ialah uang LPS. Artinya bangsa ini telah belajar dari pengalaman," ungkapnya.
Sigit menambahkan, dalam keadaan krisis, penyelamatan bank bisa terjadi untuk bank berskala besar, menengah, atau kecil. Bahkan bisa juga terhadap bank yang selama ini dikelola dengan baik, atau bank yang dikelola dengan buruk.
"Kalau bank-bank tersebut menjadi alasan timbulnya krisis, di mana semua bank punya kemungkinan terjadinya itu, maka tetap harus diselamatkan," ucapnya.
Lebih lanjut Sigit menuturkan, saat krisis 2008 pemerintah hanya memutuskan menaikkan jaminan simpanan dari 2 juta menjadi 2 miliar. Padahal negara tetangga seperti Australia, Korea Selatan, Hongkong, Malaysia, Singapura, sudah memberikan jaminan 100 persen persen. Jaminan ini yang dinamakan blanket guarantee.
"Ketika krisis 2008 pemerintah seharusnya menerapkan blanket guarantee yang sebenarnya bertujuan untuk menenangkan masyarakat. Karena ketika ada bank kecil yang ditengarai berdampak sistemik, itu bahaya sekali. Kita tidak bisa mengambil resiko yang lebih besar," tutup dia.
(mdk/noe)