Percetakan Poster Hingga Sablon Ikut Dorong Pertumbuhan Ekonomi RI di Tahun Politik
Pemilu memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Pemilu memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Percetakan Poster Hingga Sablon Ikut Dorong Pertumbuhan Ekonomi RI di Tahun Politik
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) Bank Indonesia (BI) Erwindo Kolopaking mengatakan permintaan sektor distribusi komunikasi mengalami peningkatan, misalnya iklan, poster, sablon.
- Pemerintah Akui Plastik Masih Berperan Penting dalam Perputaran Ekonomi
- Ekonom: Kenaikan Gaji PNS Lebih Tinggi dari Pertumbuhan Ekonomi, Bisa Picu Kesenjangan Sosial
- Di Pertemuan Gubernur dan Wali Kota se-ASEAN, Sektor Ekonomi Jadi Pembahasan Krusial
- Peran Taksonomi ASEAN untuk Genjot Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
"Menjelang pemilu akan ada permintaan buat iklan, poster dan sektor-sektor terkait akan meningkat, misalnya sektor percetakan dan juga sablon akan mengalami kenaikan. sek," kata Erwindo di Raja Ampat, Papua Barat, Sabtu (11/11).
Merdeka.com
Bahkan dampaknya sudah mulai terbiasa sejak 3 bulan atau 1 kuartal sebelum pelaksanaan pesta demokrasi 5 tahunan. Sebagaimana diketahui hari pencoblosan pemilu dan pilpres jatuh pada 14 Februari tahun 2024. Sehingga dampaknya mulai akan terasa sejak triwulan terakhir 2023.
"Sektor ini 1 triwulan sebelum pemilu akan meningkat," kata Erwindo.
Selain belanja pemilu, pertumbuhan ekonomi di 3 bulan terakhir ini akan banyak disumbang oleh belanja pemerintah.
Dia memperkirakan di sisa tahun 2023, pemerintah akan menggelontorkan anggarannya sekitar Rp250 triliun sampai Rp350 triliun.
"Kalau akhir tahun ini minimal Rp250 triliun sampai Rp350 triliun di akhir tahun, ini nanti akan mengalir ke bank dan instrumen yang dimiliki pemerintah dan ini bisa menaikkan Dana Pihak Ketiga (DPK)," kata dia.
Harus diakui, belanja pemerintah memang menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Hal ini sebagaimana yang terjadi pada triwulan ke-2 tahun ini pertumbuhan bisa mencapai 5,17 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi triwulan ke-3 melambat dengan posisi 4,94 persen.
Tingginya pertumbuhan tersebut tidak lepas dari pemberian THR dan gaji ke-13 yang ditarik ke triwulan II dari sebelumnya di triwulan III pada tahun sebelumnya.
"Kita akui, faktor pendorong ekonom ini konsumsi pemerintah, di triwulan 2 kemarin ada kenaikan PDB karena gaji pekerja pemerintah diberikan lebih awal. Jadi efeknya ini ke sana," kata dia.
Merdeka.com