Permudah Pengguna Jasa, Pelindo II Siapkan Platform Digital Trade Facilitator
Inovasi harus segera dilakukan terutama di pelabuhan sebagai pintu keluar masuknya arus barang. Selain itu, di pelabuhan juga tidak hanya soal antar dan kirim barang, namun ada warehousing atau pergudangan.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC, Elvyn G Masassya memiliki visi menjadi fasilitator perdagangan kelas dunia (trade facilitator). Salah satu cara mewujudkannya yaitu dengan digitalisasi pelabuhan (digital port).
Dia menegaskan, evolusi ini selain bertujuan untuk efisiensi dan meningkatkan produktivitas sekaligus mengubah persepsi mengenai pelabuhan yang selama ini erat kaitannya dengan kesangaran.
-
Bagaimana Pelindo membangun konektivitas pariwisata di Indonesia? Selain itu, para delegasi akan diajak untuk mengunjungi Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang disiapkan untuk menjadi jangkar dalam membangun konektivitas pariwisata di Indonesia
-
Apa tujuan utama Pemilu di Indonesia? Tujuan Pemilu secara Umum Tujuan pemilihan umum (Pemilu) secara umum adalah untuk memilih wakil rakyat dan membentuk pemerintahan baru sesuai dengan kehendak rakyat.
-
Siapa yang diuntungkan dari Pemilu di Indonesia? Dengan adanya pemilu, para pemimpin yang terpilih dapat secara sah dan demokratis memegang kekuasaan.
-
Apa tujuan utama dari Pemilu di Indonesia? Tujuan utama dari pemilu adalah untuk menjunjung tinggi sistem demokrasi, di mana partisipasi warga negara dalam proses politik sangat penting.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Kapan Pemilu di Indonesia dilaksanakan? Di Indonesia, tahun 2024 adalah tahun politik.
"Mengubah persepsi sangar, remang-remang, mahal, menjadi mudah, murah, cepat dan transparan. InsyaAllah tahun depan akan memasuki era baru pelabuhan," kata dia dalam sebuah acara diskusi di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (20/11).
Dia menjelaskan, saat ini salah satu isu dalam perekonomian Indonesia adalah mengenai tingginya biaya logistik (logistic cost). Oleh karena itu, inovasi harus segera dilakukan terutama di pelabuhan sebagai pintu keluar masuknya arus barang. Selain itu, di pelabuhan juga tidak hanya soal antar dan kirim barang, namun ada warehousing atau pergudangan.
"Kita harus menyiapkan sarana dan prasarana yang disebut port ekosistem. Artinya pelabuhan itu dulu berfungsi mengantar barang menjemput barang port to port, ke depan kita siapkan door to door dari pabrik ke customer dari customer ke pabrik," ujarnya.
"IPC tidak berhenti hanya sebagai pengelola pelabuhan tapi akan jadi trade facilitator," sambungnya.
Pelabuhan Harus Beri Energi ke Dunia Perdagangan
Dia menegaskan, pelabuhan harus ikut memberikan energi terhadap dunia perdagangan sehingga harus terbentuk suatu ekosistem yang selaras. "Dulu pelabuhan hanya sewakan tanah (land port), kemudian berkembang jadi terminal operator, next harus menjadi trade facilitator," ujarnya.
Terwujudnya trade facilitator tersebut tidak bisa lepas dari digitalisasi. Di era teknologi seperti sekarang ini, digilasasi menjadi suatu keniscayaan yang tidak dapat dihindari.
"Trade Facilitator ini IPC akan memiliki flatporm ekosistem mirip-mirip dengan gojek, traveloka," ujarnya.
Dalam flatporm tersebut, nantinya pengguna jasa akan dimudahkan dalam mencari kapal hingga truk yang sesuai kriteria dan keinginannya.
"Kalau eksportir mau cari kapal di flatpor IPC bisa cari kapal disitu, bisa cari terminal disitu, bisa cari truk disitu, bisa cari gudang disitu. Namanya trade facilitator satu flatporm digital yang bisa memudahkan pengguna jasa untuk mendapatkan akses jasa pelabuhan. Inilah tren kita ke depannya," ujarnya.
Hal itu akan diwujudkan secara bertahap mulai tahun depan hingga 2024 mendatang. Dimulai dengan evolusi pelabuhan menjadi kelas dunia. "2020 world class, 2021 penguatan, 2022 value chain itu dari laut sampai ke darat, 2023 integrasi menjadi satu, 2024 terwujud world class trade facilitator. Inilah journey (perjalanan)," ujarnya.
Digitalisasi ini sangat penting sebab perusahaan harus hidup di segala jaman. Hal ini juga telah disiapkan sejak lama sebelum diimplementasikan di dalam proses bisnis pelabuhan
"Saya siapkan sejak 3 tahun lalu. Kenapa mau menuju digital port? karena kita tahu jaman berubah. Ada mega tren dimana kapal-kapal makin besar, transformasi tata kelola pelabuhan sehingga cara-cara dulu sudah old fashioned. Kita harus adaptif agile (tangkas beradaptasi) salah satunya dengan digitalisasi," ujarnya.
Saat ini implementasi digital port terus dikembangkan, dimana digitalisasi yang dilakukan mencakup kegiatan di sisi laut maupun darat atau yang disebut Front-End yang terintegrasi dengan Back-End menggunakan Entreprise Resources Planning (ERP).
Transformasi digital di IPC ini meliputi enam pilar e-channel. Terdiri dari e-Registration, e-Booking, e-Tracking, e-Payment, e-Billing dan terakhir e-Care.
(mdk/idr)