Pertalite, cara pemerintah biasakan rakyat tak diberi subsidi BBM
Jika Pertalite diterima baik oleh masyarakat, Pertamina juga berencana memproduksi BBM beroktan 95 di dalam negeri.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengapresiasi mulai dijualnya Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis baru yakni Pertalite. Kehadiran Pertalite diyakini bakal membantu masyarakat melepaskan diri dari ketergantungan terhadap Premium.
Pertalite dengan kadar Research Octane Number (RON) 90 merupakan varian BBM baru di Indonesia. Menteri Sudirman menyebutkan, kehadiran Pertalite juga sesuai rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas.
-
Di mana Pertamina menyalurkan Pertalite? Hingga saat ini kami masih menyalurkan Pertalite di semua wilayah sesuai dengan penugasan yang diberikan Pemerintah.
-
Bagaimana Pertamina akan meningkatkan kualitas BBM Pertalite? Pertamina akan mengeluarkan Pertamax Green 92, dengan mencampur Pertalite dgn Ethanol 7 persen.
-
Mengapa Pertamina mengkaji peningkatan kadar oktan BBM Subsidi? “Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik." Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini merupakan kajian internal di Pertamina dan untuk implementasinya nantinya akan diusulkan kepada pemerintah, dan nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.
-
Apa yang dilakukan Pertamina di Lapangan Sukowati? Setelah sebelumnya sukses melakukan injeksi perdana CO2 di Lapangan Jatibarang, PT Pertamina (Persero) kembali mengimplementasikan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di lapangan lainnya yaitu di Lapangan Pertamina EP Sukowati Bojonegoro, Jawa Timur.
-
Mengapa Pertamina ingin meningkatkan kualitas BBM Subsidi? Pertamina pernah menjalankan Program Langit Biru dengan menaikkan (kadar oktan) BBM Subsidi dari RON 88 ke RON 90.
-
Kapan Pertamina berhasil mengurangi penyalahgunaan BBM bersubsidi? Sejak implementasi exception signal ini pada tanggal 1 Agustus 2022 hingga 31 Desember 2023, Pertamina telah berhasil mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi senilai US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,04 trilliun.
"Itu varian baru bagi masyarakat, sambil masyarakat bisa menerima mengkonsumsi BBM lebih bersih bukan lagi BBM bersubsidi," ujar dia di kantornya, Jakarta, Jumat (24/7).
Mantan Dirut PT Pindad ini mengakui, kehadiran Pertalite sebagai salah satu strategi pemerintah membiasakan masyarakat tak mengkonsumsi BBM subsidi. Sebab, BBM jenis ini bukan kategori BBM subsidi seperti Solar yang masih disubsidi Rp 1000 per liter atau Premium.
Jika Pertalite diterima baik oleh masyarakat, Pertamina juga berencana memproduksi BBM beroktan 95 di dalam negeri.
"Sambil menunggu ke RON 95. Kalau kilang selesai dan Pertamina punya blending facility yang lebih baik, kita akan ke sana dan mudah-mudahan sambutan masyarakat baik," harapnya.
Baca juga:
Hadirnya Pertalite tak boleh kurangi pasokan Premium
Pertalite ternyata diproduksi di dalam negeri
Hadir Pertalite, Menko Sofyan ngotot Premium dihapus
Wapres Jusuf Kalla yakin Pertalite bakal kurangi penggunaan Premium
Ini mobil dan motor yang cocok gunakan Pertalite