Pertemuan Jokowi-PM Belanda bahas perdagangan dan pengelolaan air
Pertemuan Jokowi-PM Belanda bahas perdagangan dan pengelolaan air. Presiden Jokowi menyebut, Belanda merupakan salah satu mitra utama Indonesia di Eropa. Apalagi, pelabuhan Belanda merupakan salah satu pintu gerbang masuknya barang-barang Indonesia ke Eropa. keduanya juga membahas secara spesifik terkait CEPA.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kedatangan Perdana Menteri Kerajaan Belanda, Mark Rutte di Istana Merdeka, Jakarta. Keduanya membahas terkait kerja sama perdagangan dan pengelolaan air.
"Pertemuan bilateral tadi banyak membahas kerja sama ekonomi dan fokus pada perdagangan investasi, pengelolaan air dan pembangunan infrastruktur maritim," ujar Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers, Jakarta, Rabu (23/11).
Terkait kerja sama perdagangan, Presiden Jokowi menyebut, Belanda merupakan salah satu mitra utama Indonesia di Eropa. Apalagi, pelabuhan Belanda merupakan salah satu pintu gerbang masuknya barang-barang Indonesia ke Eropa.
"Dan dalam kunjungan kali ini, PM Rutte membawa serta 200 pebisnis dari Belanda," sambung dia.
Presiden Jokowi menambahkan, dalam pertemuan, keduanya juga membahas secara spesifik terkait Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, keduanya juga sepakat CEPA harus memberikan keuntungan kepada masing-masing negara.
"Kita tegaskan hasil negosiasi CEPA harus menguntungkan rakyat kedua pihak," ucap Presiden Jokowi.
Selain itu, Presiden Jokowi sempat menyinggung peningkatan kerja sama dalam pemberantasan terorisme. Seperti diketahui, Indonesia dan Belanda sudah bermitra baik dalam Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC).
"Kedua negara juga aktif di Global Counterterrorism Forum. Ancaman terorisme saat ini mengharuskan kedua negara untuk meningkatkan kerja sama terorisme," kata dia.
Pantauan merdeka.com sekitar pukul 12.30 WIB, Presiden didampingi sejumlah menteri dalam penyambutan PB Belanda. Mereka di antaranya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, Menteri PU PERA Basuki Hadimuljono, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Selain itu, ada juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal Thomas Lembong.
Baca juga:
Pemerintah pikir-pikir kembali gabung TPP usai AS dipastikan keluar
Meski harga tengah naik, pemerintah janji tidak akan impor cabai
Kontribusi ekspor dari UMKM, RI kalah dari Thailand dan Filipina
Peringkat 7 penghasil teh terbesar dunia tapi produk RI kalah saing
Indonesia kini harus impor teh kualitas buruk akibat produksi ambruk
Jokowi perintahkan BUMN siapkan lahan 50.000 hektar untuk tanam buah
Jokowi ingin Indonesia jadi eksportir buah utama di dunia
-
Kapan Belanda berhasil menguasai Kota Purwokerto? Pada 31 Juli 1947 pukul 12.00 siang, Belanda berhasil menguasai Purwokerto.
-
Kenapa Jaka Sembung melawan Belanda? Ia juga akan meyakinkan masyarakat bahwa kolonialisme merupakan bentuk perbudakan dan akan merugikan kampung ketika sudah berhasil dikuasai.
-
Kapan Kyai Makmur ditembak oleh Belanda? Pada 14 Oktober 1947 ia ditembak mati oleh Belanda pada Agresi Militer I karena tidak mau diajak bekerja sama.
-
Mengapa Tjokropranolo diburu oleh Belanda? Keberadaan Soedirman memang menjadi momok bagi mereka, sehingga dirinya sangat diburu oleh Belanda.
-
Mengapa Belanda menyerahkan Indonesia kepada Jepang? Dikutip dari jurnal Sistem Ketatanegaraan Indonesia pada Pendudukan Jepang (2019), Negeri Matahari Terbit tersebut mendarat pertama kali di Tanah Air pada Januari 1942. Sejak saat itu, Jepang mulai merebut wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia.
-
Apa yang dilakukan Abdurrahman Baswedan untuk melawan penjajahan Belanda? Mengutip ikpni.or.id, pekerjaannya sebagai wartawan mempermudah Abdurrahman Baswedan untuk menyerukan perlawanan terhadap Belanda.Ia menuliskan berbagai artikel yang kritis, salah satunya dimuat di surat kabar Harian Matahari Semarang yang mengajak orang-orang keturunan Arab untuk membela Indonesia.