Mengenal Sosok Pahlawan Nasional Abdurrahman Baswedan, Sang Cucu Kini Jadi Calon Presiden
Sosok pahlawan nasional ini membawa pengaruh besar kepada sang cucu yang kini jadi calon Presiden Republik Indonesia.
Sosok pahlawan nasional ini membawa pengaruh besar kepada sang cucu yang kini jadi calon Presiden Republik Indonesia.
Mengenal Sosok Pahlawan Nasional Abdurrahman Baswedan, Sang Cucu Kini Jadi Calon Presiden
Abdurrahman Baswedan merupakan seorang pahlawan nasional yang dulunya berprofesi sebagai jurnalis hingga diplomat.
Ia memberikan pengaruh besar kepada sang cucu yang kini menjadi calon presiden Republik Indonesia, Anies Baswedan.
-
Siapa kakek Anies Baswedan? Jika di tarik garis ke belakang, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Aswad Baswedan.
-
Siapa anak perempuan Anies Baswedan? Mutiara Baswedan, satu-satunya putri dan anak sulung Anies Baswedan, menarik perhatian dengan kecantikan alaminya.
-
Apa nama lengkap Anies Baswedan? Anies Baswedan, dengan nama lengkap Anies Rasyid Baswedan, merupakan salah satu kandidat presiden untuk tahun 2024, dilahirkan di Kuningan pada tanggal 7 Mei 1969.
-
Siapa ayah Anies Baswedan? Rupanya, kecerdasan Anies itu juga berasal dari kedua orangtuanya. Ayah dan ibunya merupakan seorang dosen ternama di dua fakultas populer di Indonesia. Sang ayah yang bernama Rasyid Baswedan merupakan anak dari Abdurrahman.
-
Kapan Anies Baswedan lahir? Anies Baswedan, dengan nama lengkap Anies Rasyid Baswedan, merupakan salah satu kandidat presiden untuk tahun 2024, dilahirkan di Kuningan pada tanggal 7 Mei 1969.
Ajak Masyarakat Melawan Kekejaman Belanda
Mengutip ikpni.or.id, pekerjaannya sebagai wartawan mempermudah Abdurrahman Baswedan untuk menyerukan perlawanan terhadap Belanda.
Ia menuliskan berbagai artikel yang kritis, salah satunya dimuat di surat kabar Harian Matahari Semarang yang mengajak orang-orang keturunan Arab untuk membela Indonesia.
Sebagai keturunan Timur Tengah, Abdurrahman ingin Indonesia jadi rumah keduanya yang berdaulat dan terbebas dari Belanda.
Memperjuangkan Keturunan Arab di Indonesia
Selain melawan melalui pena, Abdurrahman juga menjadi salah satu pejuang integrasi keturunan Arab di Indonesia.
Ia mengerahkan gagasannya dan menyerukan perlawanan terhadap penjajah di kalangan keturunan Arab serta meyakinkan bahwa Indonesia merupakan tanah air kedua mereka.
Abdurrahman juga menjadi inisiator penyelenggaraan Kongres Peranakan Arab pada 4 Oktober 1934 di Semarang.
Kegiatan ini kemudian menghasilkan pembentukan Persatuan Arab–Indonesia yang selanjutnya menjadi partai bernama Partai Arab Indonesia (PAI).
Lewat partai ini, Abdurrahman bersama anggota lainnya ikut menyuarakan kemerdekaan Indonesia.
Ia juga pernah mengorbankan keselamatannya saat membawa dokumen kemerdekaan.
Dedikasinya untuk kedaulatan Indonesia begitu besar. Ini terlihat saat dirinya mempertaruhkan nyawanya saat membawa dokumen pengakuan kemerdekaan Indonesia dari Mesir pada 1948.
Saat itu, kedaulatan Indonesia kembali terancam lewat kedatangan pasukan Sekutu.
Mereka menguasai banyak tempat, termasuk bandara yang dilalui oleh Abdurrahman Baswedan.
Berkat kepiawaiannya menyembunyikan dokumen di kaus kaki, akhirnya ia berhasil membawa dokumen penting itu sehingga Indonesia mendapatkan pengakuan sebagai negara yang berdiri sendiri secara de facto dan de jure.
Jadi Tim Penyusun UUD 1945
Pada masa penjajahan Jepang, Abdurrahman pernah menjabat sebagai anggota Chuo Sang In yang merupakan dewan penasihat pusat yang saat itu diketuai oleh Soekarno.
Namun di masa yang sama, ia juga pernah dianggap memberontak. Alhasil ia ditangkap oleh Pemerintah Jepang di Indonesia.
Setelahnya, dia juga menjalankan tugas sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dan menyusun Undang-Undang Dasar 1945. Selepas Merdeka, ia banyak bergerak melalui PAI.
Beri Pengaruh Besar ke Sang cucu
Di masa senjanya, Abdurrahman masih menjalankan kerja jurnalistiknya dengan menulis di beberapa surat kabar. Ia juga banyak membaca dan mengoleksi buku-buku terbitan lawas di rumahnya.
Kegemarannya membaca dan menulis ini rupanya diturunkan ke sang cucu yang saat ini menjadi calon Presiden Republik Indonesia, Anies Baswedan.
Saat tengah menulis, Abdurrahman akan meminta bantuan Anies kecil untuk mengetikkannya ke kertas.
Dalam video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya, Anies juga menyebut jika kegemarannya membaca turut diturunkan oleh sang kakek yang saat itu memiliki koleksi hingga 4.000 buku.
“Kakek saya, nenek saya tiap hari baca buku kan di rumah, saya kelihatan tuh, dan rumahnya isinya buku. Warisan kakek saya itu adalah buku, kira-kira 4.000 buku,” kata Anies.
Abdurrahman Baswedan tutup usia pada 16 Maret 1986.
Atas jasa-jasanya semasa hidup, ia diberi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 8 November 2018 di Istana Kepresidenan Jakarta.