Pertimbangkan Ekonomi Makro, BTN Lakukan Penyesuaian Rencana Bisnis Bank
"Penyesuaian Rencana Bisnis Bank (RBB) perlu dilakukan karena mempertimbangkan kondisi makro ekonomi yang ada dan melihat perkembangan industri perbankan dalam negeri yang cenderung mengalami pengetatan likuiditas," kata Maryono.
Tahun 2019, menjadi tahun yang penuh tantangan karena pertumbuhan ekonomi dunia, dan domestik diperkirakan melambat akibat berkepanjangannya perang dagang antara Amerika Serikat dan China serta turun harga komoditas. Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi di 2019 hanya sebesar 2,6 persen atau lebih rendah dibandingkan prediksi awal sebesar 2,9 persen. Perlambatan tersebut direspon sejumlah negara dengan kebijakan moneter yang berdampak pada industri perbankan.
Menindaklanjuti hal tersebut, Bank BTN telah melakukan kajian ekonomi makro dengan mengubah asumsi makro di mana pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih rendah dari asumsi awal, sehingga BI 7 days reverse repo rate diperkirakan terus turun seiring dengan inflasi yang relatif stabil. Kajian internal tersebut mendasari perubahan bisnis Bank BTN.
-
Kapan BBNKB dikenakan? BBNKB berlaku bila seseorang melakukan transaksi jual beli mobil bekas dan akan dikenakan biaya balik nama sehingga kendaraan tersebut memiliki nama sesuai dengan pemilik atau pembelinya.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Di mana gedung Bank Indonesia Cirebon terletak? Jika melintasi Jalan Yos Sudarso nomor 5, Kota Cirebon, Anda akan mendapati sebuah gedung bergaya romawi kuno yang masih berdiri.
-
Di mana Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya berada? Perpustakaan ini terletak di tengah kota, tepatnya di Jalan Taman Mayangkara, Kelurahan Darmo, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya.
-
Kenapa Bank Jatim ikut serta dalam misi dagang di Bengkulu? Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Timur, bankjatim berkomitmen akan selalu hadir dalam mendukung dan memberikan solusi bagi perkembangan UMKM.
"Penyesuaian Rencana Bisnis Bank (RBB) perlu dilakukan karena mempertimbangkan kondisi makro ekonomi yang ada dan melihat perkembangan industri perbankan dalam negeri yang cenderung mengalami pengetatan likuiditas," kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono di Jakarta, Jumat (19/7).
Maryono menjelaskan, ada sejumlah penyesuaian RBB dengan mempertimbangkan kinerja bisnis perseroan. Adapun perubahan RBB meliputi pertumbuhan kredit hingga akhir tahun yang diprediksi akan berkisar 10-12 persen , sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) diprediksi juga tumbuh di level yang sama yaitu 10-12 persen, dan aset ditargetkan bisa tumbuh di kisaran 8-10 persen.
"Target pertumbuhan DPK dan kredit kami masih di atas RBB industri perbankan yang berada di angka 9-11 persen untuk kredit dan DPK yang hanya tumbuh 7 hingga 9 persen, kami optimistis kinerja Bank BTN tetap dalam jalurnya atau on track," kata Maryono.
Sejumlah strategi dijalankan Bank BTN untuk meraup pendanaan dan meningkatkan pertumbuhan kredit. Untuk Pendanaan, Bank BTN melakukan kombinasi antara dana dari wholesale funding seperti penerbitan obligasi berkelanjutan tahap II dan mengejar dana murah dari produk tabungan dan deposito.
Maryono optimist, Bank BTN dapat mengejar pertumbuhan kredit pada paruh kedua tahun ini karena penyaluran kredit per Juni 2019 sudah sejalan dengan rencana perseroan.
Adapun segmen kredit yang digenjot adalah KPR non subsidi, kredit komersil dan kredit konstruksi. Stimulus pertumbuhan kredit pada semester kedua tahun ini, menurut Maryono, antara lain, kebijakan Bank Indonesia seperti pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) dan baru-baru ini, BI juga telah memangkas suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate menjadi 5,75 persen, permintaan kredit terutama properti yang masih tinggi, serta stabilnya suhu politik pasca Pemilu Presiden lalu.
pada RBB, Maryono juga menyampaikan revisi dari target rasio perbankan di antaranya, Rasio Kecukupan Modal dan rasio kredit macet dengan tetap menyesuaikan dengan aturan regulator. Untuk Capital Adequate Ratio (CAR) ditargetkan Maryono bisa bertahan pada kisaran 17-19 persen dan Non Performing Loan atau NPL gross tetap dijaga di bawah 2,5 persen.
"Pengendalian NPL kami lakukan lewat pelelangan agunan yang tidak perform kepada developer maupun ke investor properti," kata Maryono.
Saat ini, rencana aksi korporasi yang sudah direncanakan sebelumnya akan tetap dilaksanakan untuk dapat direalisasikan sesuai rencana bisnis. Seperti akuisisi Perusahaan Modal Ventura untuk menjadi 'vehicle' memiliki saham di LinkAja dan menuntaskan proses akuisisi PT PNM Investment Management (PNMIM) yang saat ini masih terus berjalan untuk sampai pada ujung dari rencana akuisisi tersebut, dimana pada akhir Juni lalu sudah diselesaikan transaksi tahap 1.
"Sesuai izin OJK kita terus jalankan proses ini sampai mayoritas saham PNMIM secara ketentuan sudah terpenuhi untuk kita akuisisi," tegas Maryono.
(mdk/idr)