PLTU Karimun bakal andalkan potensi batu bara Sumatera
Nilai investasi PLTU ini mencapai USD 100 juta.
Besarnya ongkos produksi sektor industri salah satunya disumbang dari biaya ketenagalistrikan. Tidak heran mengingat minyak masih jadi andalan untuk bahan bakar pembangkit listrik.
Penggunaan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik diyakini sebagai solusi menekan ongkos produksi sektor industri. PT Soma Daya Utama, perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan dan pembangunan pembangkit listrik bakal membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan mengandalkan batu bara sebagai bahan bakarnya. Nilai investasi PLTU ini mencapai USD 100 juta.
-
Siapa yang membangun PLTU Batang? PLTU Batang merupakan proyek dengan pola Kerjasama Pemerintah Swasta skala besar pertama dengan nilai investasi lebih dari USD 4 miliar.
-
Mengapa PLTU Batang dibangun? Pembangunan PLTU Batang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan merupakan bagian dari program penyediaan listrik 35.000 MW.
-
Bagaimana PT Adaro Indonesia memulai usahanya di bidang pertambangan batubara? Dengan meningkatnya fokus pada batubara, pada tahun 1976 Departemen Pertambangan membagi Kalimantan Timur dan Selatan menjadi 8 blok batubara dan mengundang tender untuk blok-blok tersebut. Perusahaan Pemerintah Spanyol Enadimsa menawar Blok 8 di Kabupaten Tanjung Kalimantan Selatan, karena batu bara diketahui ada di kabupaten tersebut dari singkapan yang dipetakan oleh ahli geologi Belanda pada tahun 1930-an dan dari persimpangan di kedalaman sumur minyak yang dibor oleh Pertamina pada tahun 1960-an.
-
Dimana PLTU Batang berada? PLTU Batang adalah pembangkit listrik tenaga uap ultra critical sebesar 2x1.000 MW di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
-
Apa yang menjadi keunggulan teknologi PLTU Batang? PLTU Batang menggunakan teknologi mutakhir terbesar di Asia Tenggara untuk saat ini, yaitu Ultra Super Critical, yang memberikan tingkat efisiensi yang tinggi dan memberikan dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan teknologi PLTU sebelumnya.
-
Kapan produksi tambang batu bara di Sawahlunto meningkat? Pada tahun 1892, produksi tambang batu bara Sawahlunto meningkat hingga mencapai 48.000 ton.
Direktur Utama PT Soma Daya Utama Franky Yason mengatakan, PLTU ini bakal dibangun di Pulau Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. PLTU ini ditargetkan mulai beroperasi 2018.
"Dengan memanfaatkan batu bara di wilayah Sumatera," ujar Franky dalam siaran persnya, Rabu (15/4).
"Ketersediaan bahan baku yang berkualitas dan ramah lingkungan harus dilakukan pada proyek PLTU. Dampaknya, biaya produksi di sektor industri menjadi lebih murah," tambahnya.
Kepulauan Riau menjadi area yang berpotensi dalam pengembangan bisnis. Sebagian besar industri yang beroperasi di Karimun masih mengandalkan pemakaian Diesel Generator sendiri untuk pembangkit listrik. Tidak heran biaya sangat tinggi terutama untuk konsumsi bahan bakar minyak (HSD Fuel).
PLTU tersebut mempunyai kapasitas 2 x 25 MW berbahan bakar batu bara diklaim bakal memberikan pasokan tenaga listrik yang berkelanjutan serta efisien.
"Dengan investasi sebesar USD 100 juta untuk mendirikan PLTU, dapat mengganti seluruh penggunaan pembangkit listrik dengan Diesel Generator berbahan bakar minyak," ucapnya.
(mdk/noe)