PM China: Kami tak pernah mulai perang mata uang
Li menyebut perekonomian China berjalan stabil dan bergerak ke arah positif.
Perdana Menteri China, Li Keqiang meyakinkan investor dengan menyebut kondisi perekonomian negaranya berjalan stabil dan bergerak ke arah positif. Dia juga membantah China telah memulai perang mata uang.
"Ini pesan saya, meski ada moderasi dalam kecepatan, kinerja perekonomian China stabil dan bergerak ke arah positif," ucap Li seperti dilansir dari CNN Money di Jakarta, Kamis (10/9).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Di mana sampah luar angkasa menghantam Stasiun Luar Angkasa China? “Modul inti Tianhe dari stasiun luar angkasa telah mengalami kehilangan sebagian pasokan daya akibat benturan dari sampah luar angkasa pada kabel daya di sayap panel surya,” ujar wakil direktur CMSA, Lin Xiqiang.
-
Kenapa sebagian Tembok Besar China mengalami kerusakan? Namun, hal ini bergantung pada komposisi biocrust dan iklim di wilayah tempat sampel diambil.
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Siapa yang dikabarkan mengalami kesulitan keuangan? Meskipun kabar suami Zaskia Gotik yang sedang mengalami kesulitan keuangan, rumah tangga mereka dengan Sirajuddin semakin harmonis.
-
Kapan roket China akan diluncurkan? China memiliki rencana untuk meluncurkan dua roket yang dapat digunakan kembali di 2025 dan 2026 sebagai bagian dari persiapan untuk misi berawak ke bulan di masa mendatang.
Li mengakui, China kini menghadapi situasi yang sulit. Namun secara keseluruhan China masih punya banyak kesempatan dari pada tantangan.
China belakangan ini menghadapi dua tantangan berat seperti anjloknya pasar saham hingga 40 persen sejak Juni lalu. Kemudian belum adanya tanda-tanda ekonomi China akan tumbuh lebih cepat.
Para ahli memprediksi, perlambatan pertumbuhan ekonomi China akan berlangsung lama. Pasalnya, China kini menggeser faktor pendorong pertumbuhan dari membangun jalan, kereta api dan perumahan ke belanja konsumen.
Target pertumbuhan ekonomi China kini hanya berkisar di angka 7 persen. Angka ini jauh dari pertumbuhan sebelumnya, di mana China bisa tumbuh 10 persen per tahun. Namun, pertumbuhan 7 persen dipercaya masih baik untuk menciptakan lapangan kerja baru.
Namun demikian, para pengkritik menyebut pertumbuhan riil China hanya 4 hingga 5 persen. Banyak pengamat khawatir dengan data perkembangan industri manufaktur China yang melemah beberapa bulan terakhir.
Dalam upaya mendongkrak pertumbuhan, bank sentral China telah memangkas suku bunga acuan dan menurunkan rasio modal. China juga mendevaluasi Yuan beberapa waktu lalu yang akhirnya memberi dampak pada Indonesia, Rupiah anjlok.
Namun demikian, Li sekali lagi menegaskan devaluasi Yuan bagian dari rencana untuk menguatkan pasar dan bukan upaya untuk meningkatkan ekspor dan menguntungkan eksportir.
"China tidak pernah mulai untuk perang mata uang," tutupnya.
Baca juga:
PAN tawarkan kebijakan ekonomi politik jalan tengah
Menengok parahnya ekonomi Arab Saudi hingga diperingatkan IMF
Ringgit anjlok parah, pengusaha di Malaysia mulai gelisah
Kenapa harga susu di Eropa lebih murah dari air mineral?
Ekonomi Indonesia disebut lebih mengkhawatirkan dibanding Malaysia