Potret waralaba Indonesia, 67 persen berbisnis makanan
Pengurus Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), Bije Widjajanto, mengatakan lebih dari 50 persen franchise di seluruh dunia adalah makanan. Sementara, di Indonesia, 67 persen bisnis franchise adalah makanan. Sejauh ini ada sekitar 300 franchise makanan di Indonesia.
Berbisnis menjadi salah satu langkah yang bisa diambil anak muda dalam mencari nafkah. Makanan menjadi bisnis yang paling banyak diincar karena tingginya kebutuhan masyarakat pada komoditas tersebut.
Bagi pebisnis pemula, konsep waralaba atau franchise juga banyak disukai. Sebab, pemilik modal cukup menyediakan dana dan lokasi lalu, voila! bisnis sudah berdiri.
-
Di mana Widodo merintis usaha kerajinan limbah kayu jati? Setelah pensiun tahun 1994, ia pindah ke Desa Tempurejo, Kabupaten Boyolali. Saat pensiun itulah Widodo merintis usaha kerajinan yang diolah dari limbah kayu jati.
-
Kapan Ririn Ekawati merayakan bisnis barunya? Bisnis baru ini adalah hadiah terbaik untuk Ririn yang baru saja berulang tahun.
-
Apa yang dirayakan Ririn Ekawati dalam acara peluncuran bisnis barunya? Bisnis baru ini adalah hadiah terbaik untuk Ririn yang baru saja berulang tahun.
-
Kenapa Warsilah memutuskan untuk membuka usaha jahit? Enggan berlarut-larut dari keterpurukan dimana suaminya menjadi salah satu korban yang terdampak PHK akibat pandemi Covid-19, Warsilah mencoba peruntungan dengan membuka usaha jahit pakaian untuk wanita, pria, dan anak-anak.
-
Apa bisnis yang dirintis oleh Risma di Yogyakarta? Risma memulai usaha kecil-kecilan dari pre-order di rumah. Dari sinilah Risma mulai mengumpulkan modal sedikit demi sedikit hingga akhirnya memberanikan diri untuk membuka bisnis ramen.
-
Bagaimana Aqila berbisnis? Aqila tampaknya mengikuti kegiatan di sekolahnya yang mengajarkan siswa menjadi wirausahawan sejak dini.
Pengurus Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), Bije Widjajanto, mengatakan lebih dari 50 persen franchise di seluruh dunia adalah makanan. Sementara, di Indonesia, 67 persen bisnis franchise adalah makanan.
"Itu dari survei saya tahun lalu," kata Bije kepada merdeka.com di Jakarta.
Bije mengungkapkan, menurut data yang dimiliki, sejauh ini ada sekitar 300 franchise makanan di Indonesia. Dilihat menurut asalnya, franchise makanan terbanyak berasal dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Malang.
Dari kota-kota tadi, hampir semua sudah ekspansi ke luar Jawa merata hingga ke Papua. Dengan adanya ekspansi tersebut, ternyata tidak menggerus pegiat kuliner daerah setempat.
Bije mengatakan, justru dengan adanya kemunculan pesaing, para pelaku bisnis kuliner di daerah menjadi berbenah diri dan melakukan berbagai inovasi agar bisnisnya tidak tenggelam.
"Yang tadinya itu ada warung sate sudah puluhan tahun di situ, orang (konsumen) mau tidak mau ke situ karena tidak ada tempat lain. Kemudian ada franchise dari luar datang masuk di situ, bagus tuh ada warna-warninya teranglah pelanggan dari situ pindah semua nyari suasana baru. Karena dia tidak mau ditinggalkan pelanggannya, dia harus memperbaiki," jelasnya.
Baca juga:
Benarkan kebijakan Jokowi buat daya beli masyarakat RI turun?
Jokowi diminta evaluasi aturan buat daya beli masyarakat turun
Kondisi mengenaskan industri ritel, laba anjlok hingga gulung tikar
Sudah tutup, 7-Eleven nunggak utang Rp 240 miliar ke Bank Mandiri
5 Dampak mengejutkan hadirnya belanja online, termasuk PHK massal
Belanja online picu PHK ribuan pekerja ritel
5 Fakta baru tutupnya 7-Eleven dan berubah jadi toko alat kesehatan