Inilah Makanan pada Masa Penjajahan di Indonesia Masih Dikonsumsi di Kampung-kampung
Potret makanan tradisional Indonesia yang sudah populer sejak masa penjajahan hingga kini.
Seorang konten kreator melalui video di kanal Youtube Petualangan Alam Desaku, menunjukkan penampakan makanan tradisional Indonesia yang sudah ada sejak masa penjajahan.
Lewat videonya, dia awalnya mengunjungi salah satu rumah warga yang ada di Kampung Pawati, Desa Mekarjaya, Cianjur, Jawa Barat. Di sana dia tak sengaja melihat seorang warga yang sedang membuat beragam olahan makanan tradisional berbahan dasar singkong.
"Wah ini ada gatot kawan-kawan. Jadi gatot ini adalah singkong yang apa ya hampir dibusukkan tapi dengan cara dijemur. Ini bikin oyek juga makanan saya banget zaman dulu," kata perekam video.
Dia kemudian mencari pemilik rumah yang ternyata memang sehari-harinya membuat beragam olahan singkong untuk dijual.
Pemilik rumah kemudian menjelaskan cara membuat beberapa makanan tradisional berbahan dasar singkong yang biasa ia buat seperti gatot dan oyek. Diketahui, jika makanan tersebut ternyata sudah ada sejak masa penjajahan.
"Dari singkong dipotong-potong lalu dijemur siang-malam enggak diangkat kadang 2 minggu kadang lebih sampai hitam (jadi gatot). Cara masaknya direndam dulu semalam kalau sudah bersih dikukus pakai kelapa dan garam sudah hidangkan saja," kata wanita dalam video.
Makanan Jadul yang Masih Banyak Dikonsumsi
Sebagai informasi, Gatot sendiri adalah makanan tradisional yang terbuat dari singkong yang diawetkan dengan cara dijemur kemudian dinikmati dengan gula dan parutan kelapa.
Melansir dari laman wikipedia, disebutkan jika Gatot adalah makanan tradisional khas masyarakat Jawa yang populer di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebagai bagian dari warisan kuliner Jawa, gatot tetap dipertahankan dan dilestarikan hingga kini. Banyak keluarga yang masih membuat gatot secara tradisional,meneruskan resep dan cara pembuatan dari generasi ke generasi.
Sementara oyek merupakan penganan pokok khas suku Jawa yang digunakan sebagai pengganti beras padi yang dibuat dari gaplek. Dalam istilah bahasa Jawa, beras oyek yang sudah dikukus menjadi nasi disebut sego oyek (bahasa Jawa baku) atau sega oyek (bahasa Jawa non baku).
Melansir dari wikipedia, sego oyek mulai sering dijadikan makanan pokok pengganti beras di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Karena saat itu masyarakat kesulitan mendapatkan beras sebagai makanan pokok.
Oyek juga dikonsumsi Jendral Sudirman saat menjalankan taktik perang gerilya menghadapi agresi militer Belanda di era 1948-1949.