Presiden Jokowi: Masih Ada Bupati yang Tak Paham Inflasi
Sebagai informasi, tingkat Inflasi di Turki menyentuh angka 75 persen pada Mei 2024.
Jokowi menyebut, dia pernah menemui dan bertanya secara langsung kepada seorang bupati terkait inflasi.
Presiden Jokowi: Masih Ada Bupati yang Tak Paham Inflasi
Presiden Jokowi: Masih Ada Bupati yang Tak Paham Inflasi
- 10 Tahun jadi Presiden, Jokowi Klaim Ekonomi Indonesia Tumbuh di Angka 5 Persen
- Jokowi Bersyukur Ekonomi RI Tumbuh 5,11 Persen, Inflasi Terkendali
- Jokowi Minta Bupati Paham Inflasi: Ada yang Saya Tanya Tidak Bisa Jawab
- Inflasi Indonesia Jadi Salah Satu Terendah di Dunia, Jokowi: Segar Kalau Seperti Ini
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa masih ada sejumlah bupati yang belum memiliki pemahaman yang cukup mengenai inflasi di masing-masing daerahnya.
"Sekarang kalau saya ke daerah pasti masuk pasar, bupati saya tanya inflasinya berapa bulan kemarin," ungkap Jokowi dalam pidatonya di Jakarta Convention Center (JCC), dikutip Rabu (10/7)
Jokowi menyebut, dia pernah menemui dan bertanya secara langsung kepada seorang bupati terkait inflasi. Namun sayangnya, bupati tersebut tidak dapat memberikan pembaruan terkait inflasi di daerahnya.
"Jadi kalau yang saya tanya nggak bisa jawab mohon maaf, masih ada satu dua (bupati tidak tahu inflasi)," bebernya.
"Tolong sebelum saya masuk kabupaten bertanya dulu ke BI inflasinya berapa, ke TPID inflasinya berapa, pasti saya tanya, harga-harga pasti saya tanya, entah beras, bawang merah, cabai yang sering naik kan barang-barang itu, yang lain relatif stabil," kata Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga kembali menyoroti ekonomi Indonesia yang berhasil tumbuh di kisaran 5 persen dalam beberapa waktu terakhir. Adapun inflasi yang tercatta 2,5 persen di Juni 2024.
Capaian ini cukup bagus, menurut Jokowi, karena tidak semua negara di dunia bisa tumbuh di atas 5 persen.
"Coba lihat Argentina cek inflasinya berapa, Turki inflasinya berapa, mengerikan sekali angkanya," ucap Jokowi.
Sebagai informasi, tingkat Inflasi di Turki menyentuh angka 75 persen pada Mei 2024. Adapun inflasi bulanan Argetina yang mencapai 4,2 persen di periode yang sama.
Sebagai informasi, Inflasi adalah fenomena ekonomi di mana terjadi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan berkelanjutan dalam suatu periode waktu tertentu.
Ini berarti bahwa daya beli mata uang menurun, sehingga jumlah uang yang sama akan membeli lebih sedikit barang dan jasa dibandingkan sebelumnya. Inflasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan biaya produksi (seperti kenaikan harga bahan baku dan upah), kenaikan permintaan agregat, dan ekspektasi inflasi di masa depan.
Bank sentral biasanya mengendalikan inflasi melalui kebijakan moneter, seperti menyesuaikan suku bunga dan mengontrol jumlah uang beredar.
merdeka.com
Sementara inflasi yang moderat dianggap normal dan bahkan penting untuk pertumbuhan ekonomi, inflasi yang terlalu tinggi atau tidak terkendali dapat merusak ekonomi, mengurangi nilai tabungan, dan menyebabkan ketidakstabilan ekonomi.
Sebaliknya, deflasi, atau penurunan harga umum, juga bisa berdampak negatif, mengurangi insentif untuk berinvestasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi.