Presiden Prabowo: Masih Ada Saudara Kita 70 Tahun Menarik becak, Ini Bukan Ciri-Ciri Bangsa Merdeka
Bangsa yang merdeka ialah bangsa yang mampu mengentaskan masyarakatnya dari jurang kemiskinan.
Presiden Prabowo Subianto menyoroti persoalan kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Dia menyebut, masih banyak penduduk Indonesia yang berada di garis kemiskinan.
"Saudara-saudara, masih ada saudara-saudara kita usianya di atas 70 tahun masih menarik becak, ini bukan ciri-ciri bangsa yang merdeka," kata Prabowo dalam pidato kenegaraannya di Gedung MPR RI, Jakarta, Minggu (20/10).
- Momen Presiden Prabowo Bikin Kaget Jenderal Bintang Empat, Peserta di Ruangan Langsung Sikap Sempurna
- Menteri hingga Wamen Cerita Suasana Hari Pertama 'Opsek' di Akmil Magelang
- Pernah Berjuang Bersama, Prabowo Bagikan Momen Tertawa Bareng Ketum PDIP Megawati
- Ditanya Mengapa Penting Jadi Presiden RI di Depan Para Pemimpin Dunia, Prabowo Subianto Langsung Blak-blakan
Padahal, lanjut Prabowo, bangsa yang merdeka ialah bangsa yang mampu mengentaskan masyarakatnya dari jurang kemiskinan.
"Kita harus mengerti selalu sadar bahwa bangsa yang merdeka adalah bangsa di mana rakyatnya merdeka, rakyat harus bebas dari ketakutan bebas dari kemiskinan, bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari penindasan, bebas dari penderitaan," tegasnya.
Atas persoalan kemiskinan tersebut, dia meminta para pejabat untuk tidak menutup mata. Selain itu, para pejabat juga diminta untuk mau lebih bekerja keras dengan mengoptimalkan potensi sumber daya alam yang ada.
"Marilah kita kerja keras dan berjuang tanpa menyerah, mari kita menghimpun dan menjaga semua kekayaan kita jangan mau kekayaan kita diambil murah oleh pihak-pihak lain," bebernya.
Prabowo juga meminta para pejabat untuk tidak lagi membedakan-bedakan golongan masyarakat. Dengan ini, fokus kebijakan pemerintah diarahkan untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
"Marilah kita bangun masa depan bersama marilah menganggap rekan-rekan kita walaupun berbeda suku partai agama golongan kita adalah sama-sama anak Indonesia. Bertanding semangat,sesudah bertanding mari kita berhimpun kembali," tandasnya.
Jokowi Dinilai Gagal Atasi Kemiskinan
Sebelumnya, Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) gagal mengatasi kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di Indonesia selama masa kepemimpinannya 10 tahun.
Awalil menjelaskan, tingkat kemiskinan atau persentase penduduk miskin diproyeksikan menurun tiap tahun pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, yang ditetapkan Jokowi pada awal pemerintahannya.
Pada awalnya target kemiskinan sebesar 7,5 persen pada 2019. Namun, realisasinya hanya sebesar 9,41 persen.
Kemudian, target tingkat kemiskinan diturunkan pada periode kedua Jokowi dalam RPJMN 2020-2024. Diproyeksikan sebesar 6,5 persen pada 2024. Hal itu diperburuk oleh terjadinya pandemi covid, maka realisasi hanya sebesar 9,03 persen.
"Target yang ditetapkan tiap tahun melalui Nota Keuangan dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pun sering tidak tercapai. Sebagai contoh, Nota Keuangan dan APBN 2024 menargetkan angka sebesar 6,5-7,5 persen, sedangkan realisasinya hanya 9,03 persen," kata Awalil, Selasa (24/9).
Berdasarkan data perkembangan tingkat kemiskinan dari Badan Pusat Statistik menunjukkan tingkat kemiskinan sedikit menurun pada era Jokowi. Namun jauh lebih lambat dibanding era sebelumnya.