Produk UMKM Diharapkan Kuasai Pasar Domestik Lewat Digitalisasi
Direktur Bisnis dan Pemasaran SMESCO Indonesia Wientor Rah Mada menyebut, Presiden Jokowi menargetkan ada 30 juta UMKM pada tahun 2024 secara onboarding. Artinya tidak hanya masuk dalam market place tetapi sudah berjualan melalui medsos, dan mudah untuk masuk e-commerce bagi pelaku UMKM di lintas daerah.
Direktur Bisnis dan Pemasaran SMESCO Indonesia Wientor Rah Mada menyebut, Presiden Jokowi menargetkan ada 30 juta UMKM pada tahun 2024 secara onboarding. Artinya tidak hanya masuk dalam market place tetapi sudah berjualan melalui medsos, dan mudah untuk masuk e-commerce bagi pelaku UMKM di lintas daerah.
Menurutnya, sesuai amanat dari Presiden Jokowi untuk mendorong UMKM masuk ke ekosistem digital, fokus Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah adalah sesegera mungkin membuat UMKM naik kelas dengan indikator yang tadinya informal menjadi formal.
-
Apa yang dilakukan BRI untuk mendukung digitalisasi UMKM? Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai salah satu bank milik pemerintah terbesar, terus berupaya mendorong inovasi dan digitalisasi UMKM agar sektor ini dapat berkembang. Salah satu dukungan BRI terhadap digitalisasi UMKM adalah melalui pengembangan web pasar bernama Pasar.id.
-
Siapa yang mendorong UMKM untuk masuk ke ekosistem digital? Lewat program onboarding, para pelaku usaha mikro didorong untuk masuk ke dalam ekosistem digital melalui e-commerce, baik yang dikelola pemerintah, BUMN, maupun swasta.
-
Siapa yang mengajak pelaku UMKM untuk masuk ke ekosistem digital? “Kita masih punya celah yang perlu dipersempit. Makanya, kami harapkan bimbingan teknis (bimtek) ini bisa semakin mendorong pelaku UMKM beralih ke arah digital. Hal ini karena digitalisasi akan membantu pelaku UMKM untuk mengakses pasar yang lebih luas. Sekaligus, akan mempermudah sistem pembayarannya karena penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standar),” ungkap Puteri dalam Pembukaan Bimbingan Teknis Produksi dan Kewirausahaan Industri Kecil Menengah di Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Purwakarta, Senin (4/12).
-
Bagaimana Bank Jatim mendorong UMKM binaannya agar paham teknologi digital? UMKM binaan bankjatim juga didorong untuk paham teknologi digital. Salah satu caranya dengan memfasilitasi transaksi menggunakan QRIS bankjatim. “Maka dari itu, UMKM yang kami bawa ke Bengkulu ini juga sudah memanfaatkan QRIS bankjatim dalam melakukan transaksi pembayaran dengan pembeli. Praktis dan cepat tinggal scan QR code,” ungkap Busrul.
-
Bagaimana cara Kemendag mendorong pelaku UMKM untuk masuk platform digital? Dalam kesempatan ini, Mendag Zulkifli Hasan kembali mengajak pelaku UMKM untuk masuk dalam platform digital agar dapat bersaing. "Kami mengajak agar toko-toko fisik berjualan secara daring karena perdagangan digital tidak mungkin dihindari. Untuk itu, perlu diatur. Kemendag terus melatih para pedagang pasar dan UMKM serta mempertemukan dengan platform digital.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
"Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah juga sangat responsif dengan menahan laju produk impor dan menggenjot inovasi dan kreativitas produk UKM dan go digital dengan cara masuk ke pasar melalui e-commerce," ujar Rah Mada, Kamis (8/7).
Dia menjelaskan, SMESCO sendiri akan melauncing Siren.id (Smesco Indonesia Retail Network), guna memperluas jaringan channel pemasaran produk UKM di pasar domestik. Selain itu juga membangun pergudangan hingga nano warehousing yang akan membantu biaya ekspedisi menjadi lebih murah.
"UMKM silakan kirim barang ke kami dan akan di-pack, dan kami kirimkan ke seluruh pulau Jawa dan akan kami buat tarifnya flat," ujarnya.
Dia mengakui, ada beberapa hambatan dalam perkembangan UMKM adalah soal akses pembiayaan. Padahal pemerintah telah menyiapkan KUR. Tetapi akses ke sana memang sulit. Oleh karena itu bagaimana membuat UMKM jadi bankable sehingga bisa besarkan bisnis dari informal ke formal. Tantangan kedua, adalah masuk ke rantai pasok industri besar.
Dalam kesempatan yang sama, Savi Ferdy D. Savio mengatakan walaupun kapasitas usaha dalam skala kecil seperti UKM, harus memiliki rencana dan target yang jelas. Harus disadari pula saat ini merupakan era digital yang bisa mempercepat dan mempermudah transaksi penjualan dan pembelian.
Hal lain yang diperhatikan adalah siapa dan alasan konsumen membeli. Kebanyakan orang hanya berpikir bagaimana usaha produknya laku, bagaimana uang bisa banyak. Tetapi lupa berkembangnya usaha bergantung pada pelanggan. Maka dari itu, Ferdy mendorong pelaku UMKM memiliki database pelanggan untuk mengenal pelanggan alasan mereka membeli.
Pelaku UKM, Cucu Haris yang berbagi pengalaman mengenai usahanya dalam membangun usaha dari skala kecil hingga berkembang seperti saat ini. Dia bercerita memulai usaha dari tenda hingga bisa pindah ke ruko dan kedai. "Kalau bangun usaha pasti alami tantangan dan terus perbaiki (produk). Kadang saat sudah jadi, kita bingung bagaimana menjualnya," ujarnya.
Dia juga mengajak sesama pelaku UMKM untuk melek digital. Hal ini amat membantu memasarkan produk susu murni yang dijualnya. "Tidak lupa kami jaga hubungan baik dengan pelanggan, minta nomor kontaknya. Kemudian komunikasi langsung dengan pelanggan, kita tawarkan dan bagi info kepada mereka," kata Cucu.
Koordinator PMO Komunikasi Publik KPCPEN Arya Sinulingga mengatakan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah melalui program Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki dan telah menjalankan sejumlah program untuk membantu UMKM mengatasi dampak pandemi. Sampai sejauh ini, langkah yang diambil pemerintah sudah mulai menunjukkan hasil positif untuk UMKM.
Menurut Arya, upaya ini akan terus ditingkatkan dengan mendorong UMKM untuk mengoptimalkan pemanfaatan digital, terutama dalam hal pemasaran produk. "Dalam hal ini pemerintah bekerja sama dengan sejumlah pihak mengupayakan dukungan untuk kebutuhan permodalan kepada UMKM, yang dipastikan tidak akan memberatkan UMKM," ujar Arya.
(mdk/azz)