Siasat Jitu UMKM Gaet Pelanggan Baru
Sebanyak 22 juta UMKM telah onboarding masuk ke ekosistem digital.
UMKM juga butuh perluas pasar agar tidak statis.
Siasat Jitu UMKM Gaet Pelanggan Baru
Geliat usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) lewat program onboarding yang dilakukan pemerintah terus menggeliat. Setidaknya hingga Maret 2023, sebanyak 22 juta UMKM telah onboarding masuk ke ekosistem digital, mendekati target pemerintah 30 juta pada 2024.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Bagaimana UMKM bisa berkembang lewat e-commerce? Dirinya kembali menambahkan, bahwa UMKM lokal akan bisa lebih berkembang melalui e-commerce.'Kamu semua bisa jualan bahkan sampai ke luar negeri, semuanya ada lengkap kan? Kaya mas Ardi ini sampai diajarin buka toko dan pakai fitur-fitur di Kampus Shopee, jadi omset bisa tambah banyak,' tambah Zulkifli Hasan.
-
Apa keuntungan yang Lazada tawarkan untuk UMKM baru? Bagi pelaku UMKM atau siapa saja yang ingin berjualan di Lazada, ada penawaran menarik berupa bebas dari potongan biaya komisi selama 90 hari pertama untuk penjual baru.
-
Bagaimana UMKM di Nglanggeran mengenalkan produk mereka? Berbagai produk itu dikenalkan melalui akun Instagram mereka @griya.cokelat.nglanggeran.
-
Bagaimana UMKM Cianjur tembus pasar ASEAN? Sebelumnya hanya dua produk lokal yang tembus pasar ekspor, yakni radio kayu antik dan sambal honje.
-
Dimana UMKM beroperasi? UMKM meliputi berbagai sektor ekonomi, termasuk kuliner, fashion, otomotif, dan jasa lainnya.
"Per Maret 2023, ada peningkatan sekitar 14,07 juta UMKM onboarding dari sekitar 8 juta UMKM pada 2020," kata Plt. Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Liz Zeny Merry dalam konferensi pers Festival Indonesia Pesta Anak Bangsa di Jakarta medio Juni lalu (21/6/2023).
Lewat program onboarding, para pelaku usaha mikro didorong untuk masuk ke dalam ekosistem digital melalui e-commerce, baik yang dikelola pemerintah, BUMN, maupun swasta. "Dengan onboarding lewat e-commerce, salah satunya melalui marketplace, pelaku UMKM mendapatkan akses pasar yang lebih luas dan berpeluang menggaet pelanggan baru," kata Budi Primawan, Wakil Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (Indonesia E-Commerce Association/idEA) kepada wartawan, Minggu (23/7/2023).Digitalisasi dan onboarding juga terbukti telah membantu para UMKM melewati masa pandemi. Saat itu, sejumlah bisnis UMKM yang menopang sektor konsumer seperti Hotel, Restoran dan Kafe (Horeka) harus gigit jari karena pariwisata lumpuh, dan hotel serta restoran membatasi kegiatan mereka. Saat pra pandemi, para pelaku UMKM merasa belum perlu membuka toko online di e-commerce. Tapi ketika pandemi merebak dan pasar mereka berkurang, salah satu opsi yang mereka miliki adalah membuka toko di marketplace. Dengan toko di marketplace, pangsa pasar mereka yang baru bisa tercipta, bahkan bisa diperluas.
Kendati demikian, masih ada tantangan yang harus diselesaikan oleh para pelaku UMKM agar bisa ‘tune in’ di pasar digital. Salah satunya adalah inovasi dan fast response dalam pelayanan kepada konsumen. "Berikutnya adalah bagaimana menampilkan produk jualan mereka agar tampak menarik di marketplace, tak sekedar memajang gambar semata. Mereka juga harus cepat menjawab pertanyaan calon konsumen. Jika lamban, maka konsumen dengan mudah beralih ke toko online lainnya," ujar Budi.Di tengah geliat UMKM bertumbuh lewat e-commerce, dan salah satunya lewat marketplace, muncul kekhawatiran akan masuknya program TikTok Shop yang disebut-sebut Project S. Skema bisnis Project S yang mengemuka pertama kali lewat pemberitaan Financial Times di Inggris menyebut, alih-alih meningkatkan pertumbuhan penjualan UMKM domestik, TikTok disebut akan mendahulukan produk yang dijual dari Tiongkok lewat sistem algoritma yang diterapkan Tiktok Shop.
Setelah mendengarkan penjelasan dari TikTok Indonesia, tidak ada Project S di Indonesia seperti yang diberitakan. "TikTok kan juga anggota IdEA. Kami mendengarkan penjelasan mereka bahwa tidak ada Project S di Indonesia," ujar Budi.