Produksi gas PHE diprediksi lampaui target tahun ini
Hingga semester-I 2016, produksi gas telah melampaui target, yakni sebesar 728 MMSCFD.
Anak usaha PT Pertamina (Persero) PT Pertamina Hulu Energi, memproyeksikan produksi gas hingga akhir 2016 mencapai 725 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), naik dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar 678 MMSCFD. Hingga semester-I 2016, produksi gas telah melampaui target, yakni sebesar 728 MMSCFD.
"Faktor pendorong peningkatan produksi gas dari on stream-nya Senoro Toili dan tambahan akuisisi Blok NSO/B," ujar Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Gunung Sardjono Hadi seperti dilansir Antara, Senin (8/8).
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas di dalam negeri? Sepanjang tahun 2023, Pertamina melakukan berbagai inovasi bisnis dan meningkatkan produksi migas dalam negeri serta berkiprah ke luar negeri, sebagai upaya kami untuk menambah produksi migas bagi Indonesia, menumbuhkan ekosistem energi transisi serta mengembangkan partnership dengan berbagai mitra bisnis yang kredibel.
-
Kenapa Pertamina terus berupaya meningkatkan produksi Migas? “Kami berterima kasih atas dukungan DPR, karena ini merupakan komitmen kita bersama untuk memberikan suplai yang cukup bagi masyarakat hingga akhir tahun yang tinggal satu setengah bulan lagi,” pungkas Nicke.
-
Apa saja penghargaan yang diterima Pertamina? Dua kategori penghargaan yang berhasil diraih Pertamina adalah Kategori Mitra dengan Inovasi Terbanyak dan Kategori Mitra dengan Komitmen Pendanaan Terbanyak.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk mendukung Kemandirian Ekonomi Nasional? Nicke Widyawati menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan untuk Kategori Kemandirian Ekonomi yang diberikan kepadanya Menurutnya, kemandirian ekonomi tidak terlepas dari kemandirian energi, karena energi adalah katalis untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara.
-
Mengapa Pertamina melakukan kegiatan ini? Pertamina sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi, tidak hanya terus berupaya menyediakan energi di seluruh wilayah negeri. Akan tetapi, juga memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam rangka mendukung capaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk menuju kemandirian masyarakat.
Untuk minyak, PHE belum akan meningkatkan produksi karena kondisi harga minyak yang relatif masih rendah. Hingga akhir tahun, produksi minyak dipatok 62.613 barel per hari (bph), lebih rendah dibandingkan produksi tahun lalu 66.302 bph.
Menurut Gunung, PHE tetap menjaga profil di semua anak usaha dengan cara shifting. Misalnya, pengeboran pengembangan yang mahal dipindahkan ke kerja ulang (work over) sehingga biaya lebih murah, tetapi berkontribusi pada produksi.
"Shifting juga dilakukan dari minyak ke gas. Minyaknya memang turun, tetapi gas naik sehingga secara ekuivalen tetap naik," kata dia.
Gunung mengatakan PHE masih akan fokus pada blok-blok yang masih menjadi andalan untuk memberikan kontribusi besar seperti PHE Offshore North West Java (ONWJ) dan PHE West Madura Offshore (WMO). Sedangkan, lapangan yang berpotensi memberikan kontribusi produksi tambahan dalam dua-tiga tahun mendatang adalah Lapangan Senoro Toili, Jambi Merang dan hasil akuisisi Blok NSO/B untuk peningkatan produksi gas.
Saat ini, PHE memiliki 57 anak perusahaan, tujuh perusahaan patungan dan dua perusahaan afiliasi yang berada di dalam maupun di luar negeri. Anak perusahaan, perusahaan patungan, dan perusahaan afiliasi PHE melakukan kegiatan usaha di kegiatan usaha hulu (upstream) migas maupun kegiatan usaha hilir. Sebanyak, 21 anak perusahaan PHE juga tercatat sebagai operator di masing-masing wilayah kerja migas hulu.
Gunung mengatakan kinerja PHE secara keseluruhan cukup baik di kondisi krisis karena perseroan memiliki strategi untuk survive. Segala upaya dikomunikasi dan secara sinergis dilaksanakan untuk meningkatkan produksi, sehingga mendongkrak pendapatan.
Ketua Komisi VII DPR RI Gus Irawan Pasaribu, mengatakan setiap prestasi tentu patut diapresiasi. Bahkan, tidak hanya untuk produksi gas, produksi minyak PHE juga diharapkan bisa ditingkatkan.
"Jangan karena harga rendah produksi tidak dioptimalkan. Jika produksi minyak dalam negeri rendah tentu akan memperbesar impor. Setiap impor tentu akan menguras devisa yang pada gilirannya akan memperlemah Rupiah," kata Gus Irawan.
(mdk/sau)