Produksi Minyak RI Ditargetkan Capai 1 Juta Barel per Hari di 2030
Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas menargetkan pada tahun 2030 produksi minyak Indonesia mencapai 1 juta barel per hari. Saat ini, produksi minyak Indonesia baru mencapai 750 ribu barel per hari.
Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas menargetkan pada tahun 2030 produksi minyak Indonesia mencapai 1 juta barel per hari. Saat ini, produksi minyak Indonesia baru mencapai 750 ribu barel per hari.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto optimis target 1 juta barel per hari ini akan bisa dicapai pada 2030 mendatang, mengingat saat ini Indonesia memiliki 128 cekungan migas. Dari 128 cekungan tersebut baru ada 54 cekungan yang dieksplorasi. Sedangkan 74 cekungan migas lainnya hingga saat ini belum dieksplorasi.
-
Bagaimana Pertamina berhasil meningkatkan produksi migas di Blok Mahakam? Melalui beragam inovasi dan penerapan teknologi yang tepat, Pertamina berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah dan sekaligus meningkatkan produksi migas Pertamina yang sangat penting dalam mendukung pemenuhan kebutuhan energi Indonesia,” ujar Fadjar.
-
Kenapa Pertamina terus berupaya meningkatkan produksi Migas? “Kami berterima kasih atas dukungan DPR, karena ini merupakan komitmen kita bersama untuk memberikan suplai yang cukup bagi masyarakat hingga akhir tahun yang tinggal satu setengah bulan lagi,” pungkas Nicke.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas di dalam negeri? Sepanjang tahun 2023, Pertamina melakukan berbagai inovasi bisnis dan meningkatkan produksi migas dalam negeri serta berkiprah ke luar negeri, sebagai upaya kami untuk menambah produksi migas bagi Indonesia, menumbuhkan ekosistem energi transisi serta mengembangkan partnership dengan berbagai mitra bisnis yang kredibel.
-
Siapa yang mendorong kolaborasi antara SKK Migas dan BPH Migas? Sementara itu, Anggota Komite BPH Migas Yapit Sapta Putra juga mendorong adanya kolaborasi antara SKK Migas dan BPH Migas dalam menjalankan program yang memberi dampak positif bagi masyarakat.
-
Bagaimana proses pembuatan Minyak Inti Sawit? Proses produksi minyak inti sawit melibatkan beberapa tahap, mulai dari panen hingga pemurnian minyak. Berikut adalah tahapan utama dalam proses produksinya: 1. Panen Buah Kelapa Sawit. Buah kelapa sawit dipanen dari tandannya saat sudah matang. Tandan buah segar (TBS) kemudian dibawa ke pabrik untuk diproses lebih lanjut. 2. Sterilisasi. Tandan buah segar disterilkan dengan uap untuk mempermudah pemisahan buah dari tandannya dan untuk mencegah fermentasi. 3. Pemipilan Buah. Buah kelapa sawit dipisahkan dari tandannya dengan mesin pemipil. 4. Penghancuran. Buah yang telah dipisahkan dari tandannya dihancurkan untuk memecah daging buah dan memisahkan bijinya. 5. Ekstraksi Minyak Inti. Terdiri dari tiga tahapan yakni;- Pengeringan Biji: Biji kelapa sawit dikeringkan untuk mengurangi kadar air, sehingga mempermudah proses ekstraksi minyak.- Pengempaan: Biji yang telah dikeringkan kemudian dipecah untuk mengeluarkan inti biji sawit.- Pengepresan: Inti biji sawit kemudian dipres untuk mengekstrak minyak. Proses ini menghasilkan minyak inti sawit mentah. 6. Pemurnian. Terdiri dari;- Degumming: Minyak mentah dicampur dengan air panas untuk menghilangkan getah dan lendir.- Netralisasi: Minyak dirawat dengan alkali untuk menghilangkan asam lemak bebas.- Bleaching: Minyak diputihkan dengan menggunakan tanah pemutih untuk menghilangkan warna dan kotoran.- Deodorisasi: Minyak dipanaskan pada suhu tinggi dalam kondisi vakum untuk menghilangkan bau yang tidak diinginkan. 7. Pengemasan dan Penyimpanan. Minyak inti sawit yang telah dimurnikan kemudian dikemas dan disimpan untuk didistribusikan ke berbagai industri.
-
Kapan Kerajinan Lak mulai diproduksi? Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, kerajinan Lak lahir saat masa Dinasti Ming.
Untuk mencapai target tersebut, ada sejumlah tantangan di antaranya dibutuhkan investor dengan kekuatan finansial yang besar.
"Tetapi memang tantangannya besar karena kita membutuhkan investor-investor yang mempunyai kekuatan finansial karena ini napasnya harus panjang," ujar Dwi di Yogyakarta, Selasa (26/11).
"Oleh karena itu saat ini yang kita lakukan adalah kita bikin ekspektasi kapan kita bisa membangun produksi yang kuat, kembali ke 1 juta barrel oil per day ini kapan. Sekarang kita harus siapkan," imbuh Dwi.
Dwi menerangkan, Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor gas. Terlebih saat ini proyek Blok Masela sudah mulai digarap sehingga potensi gas ini semakin besar.
"Gas kita punya potensi menjadi besar, yaitu sudah mulai proyek untuk Blok Masela. Blok Masela ini akan menambah produksi gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) 9,5 juta ton per tahun dan gas pipa 150 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd)," ungkap Dwi.
Gandeng Mitra Asing
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memberi lampu hijau ke PT Pertamina (Persero), untuk mencari mitra dalam memproduksi minyak dan gas bumi (migas). Ada dua strategi untuk mengoptimalisasi produksi migas nasional yang dilakukan Pertamina.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif, mengatakan strategi jangka pendek adalah memperkuat kapasitas keuangan dan teknis. Pemerintah akan mengizinkan Pertamina menggandeng mitra-mitra terpercaya guna meningkatkan aliran modal ke dalam negeri.
"Strategi jangka panjang, mempertahankan tingkat produksi yang ada, mengubah sumber daya alam menjadi cadangan, melaksanakan EOR dan meningkat eksplorasi," kata kata Menteri Arifin, saat menghadiri Pertamina Energy Forum, di Jakarta, Selasa (26/11).
Dia mengungkapkan, saat ini sumber energi primer Indonesia masih mengandalkan energi fosil. Meski, di sisi lain, pemerintah mendorong peningkatan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan target 23 persen pada 2019.
"Suplai energi primer di Indonesia masih didominasi oleh energy fosil. Meskipun pangsa minyak dalam bauran energi berkurang, minyak masih memegang peran yang signifikan," tuturnya.
Menurut Menteri Arifin, sebagai perusahaan energi nasional, Pertamina harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan migas dalam negeri dengan meningkatan produksi migas dan membangun infrastruktur.
"Guna memenuhi pertumbuhan kebutuhan energi dalam negeri, Pertamina bekerja keras untuk mencapai target pemerintah terkait peningkatan produksi dan cadangan migas maupun membangun infrastruktur migas," tandasnya.
(mdk/azz)