Program Industri 4.0 Kemenperin Butuh Dukungan Lintas Sektor
Tidak hanya diterapkan di industri skala besar, Airlangga juga mendorong penerapan industri 4.0 di industri kecil dan menengah (IKM). IKM perlu beradaptasi dengan teknologi digital demi meningkatkan daya saing di era revolusi industri 4.0.
Kebijakan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto soal penerapan industri 4.0 dinilai tepat dan sudah sejalan dengan kebutuhan industri. Langkah Airlangga juga dinilai sejalan dengan kebijakan Presiden Joko Widodo yang memang ingin agar ada percepatan penerapan peta jalan industri 4.0.
Tidak hanya diterapkan di industri skala besar, Airlangga juga mendorong penerapan industri 4.0 di industri kecil dan menengah (IKM). IKM perlu beradaptasi dengan teknologi digital demi meningkatkan daya saing di era revolusi industri 4.0.
-
Bagaimana cara PIDI 4.0 membantu industri di Indonesia? PIDI 4.0 memiliki showcase center yang menunjukkan miniatur penerapan teknologi 4.0 pada industri. Selain mengunjungi showcase center yang berlokasi di lantai dasar PIDI 4.0, pengunjung juga bisa melihat command center & control room di lantai 2, industry 4.0 laboratorium di lantai 3, test bed facilities di lantai 4, coworking space di lantai 8, dan fasilitas lainnya yang tersedia.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Siapa saja yang berperan penting dalam keberhasilan transformasi industri di Indonesia? “Capaian transformasi industri saat ini merupakan hasil kerja banyak pihak yakni dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, akademisi, dan terutama dari para pelaku industri sendiri.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto meyakinkan para pengusaha AS tentang iklim investasi di Indonesia? Selama ini Pemerintah Indonesia telah mendorong reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja, yang telah menciptakan iklim investasi yang kondusif sekaligus mendorong pemerataan pembangunan," tanggap Menko Airlangga.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Imanuddin Abdullah menambahkan, langkah Menperin Airlangga perlu dukungan dari lintas sektor, agar industri 4.0 berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Kata dia, industri 4.0 bisa menjadi peluang untuk meningkatkan investasi oleh perusahaan terutama yang bergerak di sektor dengan tingkat teknologi yang tinggi. Karena itu, Indonesia harus menarik di mata para investor agar mau menanamkan investasi di sektor-sektor yang terkait dengan industri 4.0.
Sementara saat ini dari sisi daya saing, inovasi, masih relatif tertinggal. Misal, tenaga kerja Indonesia yang berpendidikan tinggi hanya 12,8 persen. Jauh lebih kecil dibandingkan Malaysia yang mencapai 20 persen dan negara-negara OECD yang mencapai 40.40 persen.
Kemudian, peringkat global innovation index Indonesia berada pada peringkat 85, lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga seperti Filipina (73), Thailand (52), Vietnam (45), dan Malaysia (35). Kalau Singapura sudah bukan level Indonesia karena peringkat 1 dunia. Belum lagi, anggaran riset terhadap PDB Indonesia masih sangat kecil, di bawah 1 persen. Padahal negara-negara lain sudah di atas 1 persen.
Karena itu, faktor-faktor dan kondisi di atas harus diperbaiki, dan Menperin Airlangga bisa menjembatani. "Kalau Menperin mendukung hal tersebut, maka harus memperhatikan infrastruktur, dan kondisi pendukunganya. Jadi ini memang kerja lintas sektoral," kata dia.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Pieter Abdullah menyebutkan, Indonesia sudah siap menerapkan industri 4.0. Jadi, kebijakan Industri 4.0 Kemenperin di bawah Airlangga, sudah tepat. "Jadi saya kira untuk di Indonesia sudah siap menerapkan konsep industri 4.0. Memang sebagian masih bergantung di industri 1.0, tapi bisa berjalan bersandingan," kata Pieter.
Dia melihat industri 4.0 ini akan lebih cepat diadaptasi karena dari sisi lingkungan memang sudah mengharuskan. Karena itu, pemerintah harus memberikan fasilitas yang memadai bila ingin mendorong industri 4.0. Karena bila penciptaan lingkungan industri baik, maka dengan sendirinya bisa terealisasi lebih cepat, dan diadaptasi berbagai sektor usaha, baik skala kecil maupun besar.
"Biar saja mengalir, karena pihak swasta tahu mana yang menjadi kebutuhan atau bukan. Mereka pasti akan ikut, baik itu industri 4.0 maupun 1.0," kata dia.
Contohnya, kata dia, masih banyak masyarakat yang menggunakan produk ponsel lama, meski sudah ada ponsel baru dengan teknologi lebih maju. Artinya, tools, akan digunakan sesuai kebutuhan dan kemampuan. Sekarang ini, kata dia, lebih penting bagaimana pemerintah memberikan sistem, kondisi, insentif. Mereka yang menggunakan pendekatan industri 4.0 maupun masih pendekatan lama, untuk sama-sama maju. "Mereka yang ingin maju maka harus didukung infrastrukturnya oleh pemerintah, termasuk Kemenperin," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas tentang percepatan peta jalan penerapan industri 4.0 bersama menteri kabinet kerja di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (3/9). Dalam rapat tersebut, Jokowi ingin mendengarkan laporan implementasi dari para menteri.
"Saya ingin mendengar laporan implementasinya dan ini kita perlukan agar langkah-langkah kita menghadapi perubahan global yang sangat cepat terutama datangnya revolusi industri," kata Jokowi saat buka rapat terbatas bersama para menteri di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (3/9).
Selain itu, Jokowi juga ingin adanya perubahan industri global terlaksana secepatnya. Ada lima industri yang diprioritaskan. Mulai dari makanan, minuman hingga elektronik.
"Saya juga ingin langkah-langkah perubahan harus betul-betul nyata di lima sektor industri prioritas yang sudah sering kita bicarakan yaitu di industri makan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, kimia dan elektronik," ungkap Jokowi.
Baca juga:
Jokowi Pimpin Rapat Terbatas soal Industri 4.0
Lewat Sains & Teknologi, Sampoerna Fokus Dorong Kemandirian SDM di Era Industri 4.0
Era Industri 4.0, Pemerintah Diminta Rajin Beri Insentif Fiskal ke Produk Inovatif
80 Persen Pegawai Perbankan Harus Paham Teknologi
Kemenperin Dorong IKM Go Digital Wujudkan Indonesia Menjadi 10 Ekonomi Terbesar Dunia
Implementasi Industri 4.0, Kemenperin Beri Pendampingan ke Industri Mainan