Progres Pembangunan Bendungan Terbesar di NTT Capai 98 Persen, Bakal Suplai Irigasi Sawah 4.500 Hektare
Nilai anggarannya untuk Paket I mencapai Rp934 miliar dan pembangunannya selesai lebih cepat dari target yang ditentukan pada tahun 2023.
Dengan begitu Masyarakat NTT khususnya wilayah Kabupaten Timur Tengah Selatan segera mendapatkan manfaat dengan hadirnya Bendungan Temef.
Progres Pembangunan Bendungan Terbesar di NTT Capai 98 Persen, Bakal Suplai Irigasi Sawah 4.500 Hektare
Progres Pembangunan Bendungan Terbesar di NTT Capai 98 Persen, Bakal Suplai Irigasi Sawah 4.500 Hektare
- Selesai Bangun Bendungan Lau Simeme, BUMN PTPP Harap Terus Berpartisipasi di Proyek Pembangunan Strategis
- Pemerintah Tetapkan 233 Proyek Strategis Nasional Senilai Rp6.246 Triliun, Serap 2,7 Juta Tenaga Kerja
- Proyek Bendungan Tiu Suntuk Rampung Sesuai Target, Nilai Kontrak Capai Rp577 Miliar
- IKN Habiskan Rp68,59 T Duit APBN untuk 89 Paket, Ini Rinciannya
PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengembut pembangunan Bendungan Temef di Nusa Tenggara Timur (NTT). Secara fisik Bendungan Temef sendiri mencapai progres 98 persen.
Dengan begitu Masyarakat NTT khususnya wilayah Kabupaten Timur Tengah Selatan segera mendapatkan manfaat dengan hadirnya Bendungan Temef.
SVP Corporate Secretary Perseroan, Ermy Puspa Yunita menjelaskan, Bendungan Temef sendiri terletak di Kabupaten Timor Tengah Selatan yang mencakup tiga desa pada dua kecamatan yaitu Desa Oenino dengan Desa Pane Utara, Kecamatan Oenino dan Desa Konbaki, Kecamatan Polen.
"Bendungan Temef menjadi satu-satunya bendungan terbesar di Provinsi NTT yang memiliki panjang 550 meter dan tinggi 55 meter dan menempati lahan seluas 45 hektare yang mampu menampung air hingga 45 juta meter kubik,” jelas Ermy di Jakarta, Jumat (31/5).
Bendungan Temef digunakan untuk mensuplai irigasi untuk persawahan sebesar 4.500 ha, sebagai air baku dengan debit air 131 liter/ detik untuk 28.000 keluarga, pengendali banjir dengan reduksi banjir hingga 15 persen dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro 2 x 1,0 MW.
Bendungan Temef mulai dibangun pada tahun 2018. Waskita Karya mengerjakan Paket I yang sudah rampung pada saat itu terdiri atas pekerjaan persiapan, pekerjaan bangunan pengelak, pekerjaan hidromekanikal dan pekerjaan bangunan pengambilan.
Nilai anggarannya untuk Paket I mencapai Rp934 miliar dan pembangunannya selesai lebih cepat dari target yang ditentukan pada tahun 2023.
Selanjutnya Waskita Karya melanjutkan pembangunan bendungan tersebut di paket empat dengan nilai anggaran mencapai Rp468 miliar.
Sejumlah pekerjaan yang dilakukan di paket empat adalah timbunan bendungan utama, pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan hidromekanikal, pekerjaan bangunan pengambilan serta pekerjaan bangunan fasilitas.
Melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Waskita Karya dipercaya untuk membangun sejumlah bendungan di Indonesia.
Bendungan yang telah diselesaikan pekerjaannya antara lain, Bendungan Karian Banten, Bendungan Tapin Kalimantan Selatan, Bendungan Leuwikeris Jawa Barat, Bendungan Way Sekampung dan Bendungan Margatiga Lampung.
“Dengan sejumlah pengalaman dalam membangun infrastruktur sumber daya air, Waskita Karya telah membangun 30 bangunan yang terdiri dari, bendungan, irigasi, pengendalian banjir dan pengaman pantai,” ucap Ermy.
Adapun progres bendungan yang tengah dikerjakan oleh Waskita Karya saat ini terdapat 5 paket pekerjaan termasuk Bendungan Temef dan ditargetkan akan selesai tahun 2024 yaitu, Bendungan Jlantah Karanganyar Jawa Tengah mencapai 85 persen, Bendungan Rukoh Aceh mencapai 79 persen, Bendungan Bener Purworejo Jawa Tengah mencapai 48 persen dan Bendungan Jragung Paket 1 Semarang Jawa
Tengah mencapai 42 persen.
“Pembangunan bendungan ini juga diiringi dengan modernisasi irigasi, melalui pengembangan inovasi dan pengelolaan irigasi yang mengandalkan suplai air dari bendungan," tutup Ermy.