Proyek terminal bandara Banyuwangi ditarget rampung akhir 2015
Terminal berkonsep hemat energi itu diharapkan beroperasi Maret 2016.
Pembangunan terminal Bandara Blimbingsari Banyuwangi ditargetkan rampung akhir 2015. Dengan begitu, pengoperasian bandara bisa dimulai Maret 2016.
Terminal tersebut dirancang hemat energi (green building). Hanya 25 persen ruangan terminal yang memakai mesin pendingin. Pencahayaan juga nantinya mengandalkan sinar matahari.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana proses perbaikan jembatan di Banyuwangi? “Alhamdulillah beberapa jembatan yang putus akibat bencana banjir pada 2022 lalu, kini sudah selesai dan bisa digunakan kembali oleh warga. Jembatan yang terputus memang menjadi prioritas untuk segera dilakukan perbaikan,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Selasa (14/11). “Namun, kami pastikan jembatan yang saat ini belum selesai pengerjaannya, kita targetkan tuntas akhir tahun ini,” imbuhnya.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Bagaimana Bandara Banyuwangi dirancang untuk menjadi ramah lingkungan? Mengutip Liputan6.com, Bandara Banyuwangi dibangun dengan konsep berkelanjutan, mulai dari pengelolaan ramah lingkungan, efisiensi dalam penggunaan energi hingga pemenuhan energi baru terbarukan (EBT).
-
Apa saja jembatan yang sudah diperbaiki di Banyuwangi? Hingga saat ini, telah 47 jembatan yang rampung proses pengerjaannya. Termasuk sejumlah jembatan yang putus akibat banjir pada akhir 2022 lalu, telah selesai proses pengerjaanya dan bisa digunakan oleh masyarakat. Di antaranya Jembatan Sutri di Kecamatan Banyuwangi, dengan panjang 10,7 meter. Jembatan Desa Kalibaru Wetan Kecamatan Kalibaru, dengan panjang 11 meter. Jembatan Desa Kajarharjo Kecamatan Kalibaru, dengan panjang 5 meter. Jembatan Gumuk di Desa Paspan dengan panjang 12 meter. Serta jembatan di Desa Sumber Jambe Kecamatan Pesanggaran dengan panjang 14 meter.
"Keberadaan green airport jika nanti sudah beroperasi akan sangat mendongkrak jumlah wisatawan. Perkembangan jumlah penumpang di bandara kami juga semakin meningkat," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dalam siaran pers, Sabtu (22/8).
Pada 2011, Bandara Banyuwangi melayani 7 ribu penumpang. Meningkat menjadi 24 ribu penumpang (2012) , 44 ribu penumpang (2013), 87 ribu penumpang (2014), dan 60 ribu penumpang (per Juni 2015).
"Kenaikan jumlah penumpang 1.142 persen dari 2011 ke 2014. Ini setelah kami promosi wisata. Nah setelah green airport itu nanti beroperasi dan menjadi landmark, pasti wisatawan akan melonjak drastis," jelas Anas.
Selain ramah lingkungan, Bandara Blimbingsari Banyuwangi juga mengadopsi kearifan lokal. Yaitu, arsitektur khas Suku Osing, masyarakat asli Banyuwangi. Atap bandara juga mengadopsi penutup kepala Suku Osing.
"Kami juga mengakomodasi budaya masyarakat yang selalu mengantar kerabatnya yang akan bepergian. Jadi nanti pengantar tidak bergerombol di terminal, tapi ada ruang khusus untuk para pengantar," kata Anas.
"Dengan bandara hijau, kami juga ingin lebih hemat. Saat bandara daerah lain butuh dana Rp 300 miliar, kami cukup sekitar Rp 40 miliar. Pemeliharaannya juga lebih murah."
(mdk/yud)