PT PP siapkan investasi Rp 21 triliun tahun ini
PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menargetkan pertumbuhan investasi yang signifikan di tahun 2017, yaitu sebesar Rp 21 triliun yang berfokus pada bisnis Konstruksi, termasuk proyek low cost residential sebesar 42 persen disusul oleh bisnis infrastruktur sebesar 34 persen dan energi 24 persen.
PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menargetkan pertumbuhan investasi yang signifikan di tahun 2017, yaitu sebesar Rp 21 triliun yang berfokus pada bisnis Konstruksi, termasuk proyek low cost residential sebesar 42 persen disusul oleh bisnis infrastruktur sebesar 34 persen dan energi 24 persen.
Investasi yang signifikan ini diharapkan tidak hanya sekedar menciptakan kontrak-kontrak baru. Namun juga akan meningkatkan demand dan kapasitas produksi di Perseroan maupun seluruh Entitas Anak Perseroan.
-
Bagaimana Kementerian PPN/Bappenas berperan dalam pengendalian pembangunan? Dalam hal ini, Kementerian PPN/Bappenas mengambil bagian dalam pengendalian pembangunan yang menjamin tercapainya hasil pembangunan (outcome), serta pendampingan juga penguatan terhadap K/L dan pemerintah daerah terkait dengan pencapaian proyek strategis nasional.
-
Bagaimana peran PT Semen Indonesia dalam pembangunan Stadion GBK? Bangunan pada Stadion GBK menggunakam Semen Gresik yang mana PT Semen Indonesia (Persero) Tbk berkontribusi dalam menyukseskan program pembangunan yang dicanankan oleh pemerintah solusi produk yang berkualitas dan ramah lingkungan.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Apa yang dilakukan Pertamina Patra Niaga dalam mendukung Bali Maritime Tourism Hub (BMTH)? Pertamina Patra Niaga terus mendukung Program Strategis Nasional (PSN) yang dicanangkan Pemerintah dibidang Program Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yakni Bali Maritime Tourism Hub (BMTH). Komitmen mendukung PSN ini diwujudkan dengan dilakukannya Head of Agreement (HOA) bersama Pelindo terkait fasilitas penerimaan BBM dan Avtur di Benoa, Bali.
-
Apa yang dilakukan Pertamina Patra Niaga untuk mendukung Bali Maritime Tourism Hub (BMTH)? Dalam rangka mendukung Program Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yakni Bali Maritime Tourism Hub (BMTH), Pertamina Patra Niaga mengawali tahun 2024 dengan melakukan pengisian bahan bakar untuk kapal pesiar yang bersandar di Pelabuhan Benoa, Bali (1/1).
-
Apa tugas utama Kementerian BUMN? Kementerian BUMN Bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang badan usaha milik negara
Perseroan menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 40 triliun di tahun 2017 atau tumbuh sekitar 22,7 persen dari realisasi pencapaian tahun 2016 sebesar Rp 32,6 triliun. Bisnis Konstruksi tetap menjadi kontributor utama bagi kontrak-kontrak baru Perseroan, sementara itu investasi di entitas anak seperti PT PP Properti Tbk (PPRO), yaitu entitas anak yang bergerak di bidang properti dan developer dan PT PP Precast (PP Urban) diharapkan juga dapat memberikan kontribusi bagi Perseroan.
Saat ini, Perseroan telah menyiapkan PP Urban untuk masuk ke High-Rise Building Precast dengan menjalin kerja sama dengan beberapa pihak eksternal, di antaranya dengan perusahaan konstruksi terkemuka Hanwha Engineering & Construction (Hanwha) asal Korea Selatan. Dengan sistem precast concrete, PP Urban menargetkan pembangunan lebih dari 150.000 unit perumahan untuk low cost residential dalam waktu 5 (lima) tahun sebagai bagian dari program Pemerintah, yaitu Program Satu Juta Rumah.
Pembangunan infrastruktur, terutama transportasi baik darat, laut maupun udara untuk menciptakan konektivitas nasional dan mengurangi ketimpangan ekonomi antara Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa turut menjadi fokus investasi perseroan di tahun ini.
Saat ini, perseroan sedang membangun beberapa ruas jalan tol yang tersebar di beberapa daerah, yaitu Sumatera (Jalan Tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi), Jawa (Jalan Tol Pandaan-Malang, Depok-Antasari, Cileunyi-Sumedang-Dawuan dan Serang-Patimban), Kalimantan (Jalan Tol Balikpapan-Samarinda) dan Sulawesi (Jalan Tol Manado-Bitung). Di samping itu, Perseroan juga sedang menyelesaikan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara.
Perseroan telah menyiapkan PT PP Peralatan (PP Alat) dan PT PP Infrastruktur (PP Infra) untuk dapat lebih aktif dalam pembangunan serta investasi di bidang Infrastruktur di tahun 2017. PP Alat akan menjadi perusahaan spesialis pondasi, earth moving dan erector power plant yang berkontribusi pada pembangunan infrastruktur yang bernilai tambah tinggi di Indonesia. PP infrastruktur akan membidik peluang untuk masuk ke beberapa proyek infrastruktur yang sangat prospektif di Indonesia di mana salah satunya adalah Metro Kapsul di Bandung, beberapa fasilitas Airport dan pengelolaan sarana air bersih.
Terakhir, di bisnis Energi selain Divisi EPC dari Perseroan, PT PP Energi (PP Energi) telah disiapkan oleh Perseroan untuk berbagai peluang investasi yang prospektif di Pembangkit Tenaga Listrik serta Infrastruktur Minyak Bumi dan Gas. Beberapa proyek Pembangkit Tenaga Listrik yang tengah digarap oleh PP Energi di tahun 2017 adalah PLTU Meulaboh 2x200 MW di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) serta dua proyek renewable energy, yaitu: PLTA Mini Hydro 10MW Lau Gunung di Sumatra Utara dan PLT Sampah (PLTSa) Surakarta 10MW di Jawa Tengah yang berpotensi untuk mengatasi masalah sampah di kota-kota besar di Indonesia.
Pada Desember 2016, Perseroan telah berhasil menyelesaikan aksi korporasi penerbitan saham baru (rights issue) dengan menghimpun dana segar sebesar Rp 4,4 triliun. Sementara itu, pada awal tahun 2017, PPRO juga akan melaksanakan rights issue dengan target jumlah dana yang dihimpun sebesar Rp1,6 triliun.
"Dengan adanya penambahan modal tersebut, Perseroan saat ini memiliki kapasitas keuangan yang lebih kuat untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek konstruksi, infrastruktur dan power plant yang berskala besar serta development kawasan baru," ujar Direktur Utama PTPP Tumiyana di Jakarta, Kamis (16/2).
Sampai dengan pekan ketiga Januari 2017, PTPP telah berhasil mengantongi kontrak baru senilai Rp 4,3 triliun atau sekitar 10,7 persen dari target kontrak baru Perseroan, yakni sebesar Rp 40 triliun di tahun 2017.
"Per 31 Desember 2016, posisi ekuitas Perseroan (unaudited) telah tumbuh sebesar 209,5 persen. Di samping itu, Perseroan juga memiliki posisi leverage yang sangat terjaga dengan rasio Debt-to-Equity yang memenuhi covenant sesuai dengan persyaratan dari pemberi pinjaman. Posisi keuangan yang sehat ini merupakan modal yang besar bagi Perseroan untuk tumbuh signifikan di tahun 2017. Dengan target investasi sebesar Rp 21 triliun, Perseroan akan mendapatkan feeding konstruksi dari hasil investasi yang related dengan bisnisnya. Selain itu, Perseroan terus berupaya untuk menciptakan landasan bagi pertumbuhan yang lebih solid dan berkelanjutan untuk beberapa tahun mendatang sebagai bagian dari rencana jangka panjang Perseroan menjadi ASEAN-Class Company," pungkasnya.
Baca juga:
Bangun rumah murah di perkotaan, pemerintah gunakan lahan BUMN
Resmi mengorbit, satelit anyar Telkom telan biaya Rp 2,8 triliun
Pertamina buka lowongan kerja untuk lulusan D3 dan S1
DPR: Jangan kaget nanti ada BUMN banyak dijual
Menteri Rini tegaskan belum ada usulan untuk dirut baru Pertamina
2016, penghematan Pertamina lampaui target
Setelah BRISat, BUMN Indonesia kembali luncurkan satelit