Puja puji Jonan soal kondisi bandara Indonesia
Indonesia memiliki sekitar 237 bandar udara (bandara).
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengaku saat ini Kementerian Perhubungan tengah memperbaiki dan mempercantik bandar udara yang ada di tanah air. Indonesia memiliki sekitar 237 bandar udara (bandara).
Selama satu tahun ini, 15 bandara baru sudah mulai terbangun. Dari 237 bandara yang ada, 26 bandara menjadi kewenangan PT Angkasa Pura (AP) I dan AP II (Persero), 30 bandara menjadi kewenangan UPT pemerintah daerah dan sisanya sebanyak 180 menjadi kewenangan Kementerian Perhubungan.
-
Siapa yang membongkar jalur kereta api Jogja-Bantul? Pada tahun 1943, pekerja Romusha Jepang membongkar jalur kereta api untuk segmen Palbapang-Sewugalur untuk pembangunan jalur kereta api di tempat lain dan mengubah jalur Yogyakarta-Palbapang dari lebar sepur 1.435 mm menjadi 1.067 mm.
-
Apa yang menjadi sisa kejayaan lalu lintas kereta api di Bandung? Konon, rel ini menggambarkan sisa kejayaan lalu lintas kereta api rute Bandung Kota hingga Ciwidey, Kabupaten Bandung.
-
Apa saja jenis transportasi umum yang ada di Bandung pada tahun 1971? Ketika itu, hanya dua jenis kendaraan umum yang mengaspal di jalanan kota kembang, yakni becak dan Bemo.
-
Kapan bandara Lolak diresmikan? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
-
Siapa yang memulai aksi jalan kaki dari Yogyakarta ke Bandung? Aksi kemanusiaan dilakukan oleh seorang lansia penyintas stroke asal Kota Bekasi, Jawa Barat bernama Komaruddin Rachmat.
-
Kapan jalur kereta api Jogja-Bantul ditutup? Karena kalah bersaing dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, PJKA akhirnya menutup jalur tersebut pada tahun 1973.
"15 Bandara baru kita bangun. Tapi yang 237 tidak boleh dibiarkan, kita ingin dalam 5 tahun kualitasnya sama," kata Jonan.
Namun, belum semua bandara tersebut aman. Dari sisi runway dan taxiway masih belum steril sehingga banyak orang luar bandara keluar masuk. Kondisi itu terjadi di bandara-bandara kecil yang dikelola pemerintah pusat dan daerah karena tidak memiliki pagar.
Jonan mengaku tidak sembarang ngomong, kondisi itu terjadi di Bandara Kaimana di Papua. Bandara yang diperkirakan berumur lebih dari 50 tahun itu mempunyai pagar ayam.
"Bandara Kaimana, itu saya kira bandara lebih tua dari saya. 1 bulan lalu ke sana. Pagar tidak ada, di sana mungkin pagar ayam," tegas dia.
Jonan merasa aneh dengan kondisi tersebut. Padahal, Bandara Kaimana memiliki alat keamanan penumpang yang modern seperti X-Ray. Namun, bandara tersebut tidak mempunyai pagar.
"Bandara tidak ada pagar, maka tidak perlu ada X-Ray," imbuh Jonan.
Mantan bos PT KAI itu meminta para pengelola bandara segera meningkatkan keamanan dan keselamatan. Pasalnya, Indonesia merupakan negara pengelola bandara terbanyak, namun infrastruktur navigasi di bandara kecil masih kurang.
"Gambaran sekarang, kita operasikan 237 bandara. Kita salah satu negara terbanyak yang operasikan bandara. Tapi kalau dibandingkan Amerika, China dan India, kita masih di bawah namun kita terbanyak di ASEAN," tutur dia.
Dia kemudian menceritakan pembangunan dan revitalisasi yang selama ini dilakukannya. Salah satu yang dipamerkan adalah Bandara Raden Inten (Bandar Lampung), Bandara Maratua (Berau), Bandara Dumatubun Langgur (Tual), Bandara SIS Aljufri (Kota Palu) hingga Bandara Rembele di Kabupaten Bener Meriah, Aceh.
"Ini semua (bandara) sudah mendingan. Nah itu, kalau orang tanya setahun saya ngapain saja," pungkas Jonan.
Atas kerja kerasnya selama ini, Jonan memuji bandara yang telah dibangun dan dipercantik Kementerian Perhubungan. Berikut pujian mantan Bos KAI ini seperti dirangkum merdeka.com:
100 bandara siap daratkan pesawat jet di 2019
Kementerian Perhubungan menargetkan akan menambah 100 bandara yang bisa didarati pesawat bermesin jet hingga 2019 mendatang. Hal ini perlu dilakukan agar bisa menambah kapasitas angkut penumpang yang semakin meningkat tiap tahunnya.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, mengatakan saat ini hanya 60 bandara di bawah kelola PT Angkasa Pura I dan II yang bisa didarati pesawat bermesin jet.
"Targetnya sampai akhir 2019 minimal ada 100 bandara yang bisa didarati oleh pesawat Boeing 737-800, 900 atau Airbus A320 atau sejenisnya," ucap Jonan seperti dilansir Antara, Selasa (17/11).
Selain itu, Jonan mengatakan pihaknya juga akan menambah 50 bandara yang bisa didarati oleh pesawat Hercules C130 atau ATR-27 untuk pesawat komersil. "Jadi total nanti 2019 ada 150 bandara yang 'runway' (landasan ancang)-nya diperpanjang," ujarnya.
Menurut Jonan, hal itu merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur transportasi seiring dengan pertumbuhan penduduk yang berarti juga pertambahan penumpang.
"Kita akan berusaha konektivitas masyarakat bisa berkembang dan terjangkau. Kalau 'runway' tidak diperpanjang atau diperbaiki kapasitasnya 'economic scale' tidak bisa efisien," tuturnya.
Perbaikan infrastruktur juga untuk mengurangi biaya masyarakat karena apabila penumpang yang terangkut banyak, tarifnya semakin murah. "Saya kasih contoh bandara atau 'air strip' runwaynya hanya 1.100 atau 1.200 meter yang hanya bisa didarati pesawat kecil, 'kan hanya bisa dinaiki oleh 20 penumpang, otomatis harganya mahal," imbuhnya.
Sementara itu, apabila kapasitas landasan pacu meningkat, bisa didarati oleh pesawat bermesin jet yang menampung 120 penumpang, maka tarifnya bisa lebih murah.
"Pilot kurang lebih penghasilannya sama, biaya operasi harus rendah, satu-satunya cara 'runway' diperpanjang," tutupnya.
Bandara Luwuk bakal jadi bandara internasional
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menantang Bandara Syukuran Aminuddin Amir Luwuk di Sulawesi Tengah untuk meningkatkan layanan. Dia meminta bandara tersebut setara dengan bandara-bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura.Â
"Bandara (Luwuk) terminalnya harus diperbaiki. Kalau bisa nanti dilengkapi conveyor seperti Bandara Kalimanau," ujar Menteri Jonan kepada Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Luwuk Yuyus Yudana saat kunjungannya, Minggu (13/9).
Selain itu, Menteri Jonan juga menyarankan terminal penumpang bandara tersebut diperluas menjadi 6.000 meter persegi dari saat ini yang hanya seluas 1.212 meter persegi. Namun, Yuyus mengaku saat ini terminal bandara tersebut hanya bisa diperluas hingga 3.500 meter persegi.Â
"Kita di sini terhalang bukit. Memang nanti bukit itu kita akan pangkas, tapi butuh waktu," ujar Yuyus menampik usulan Menteri Jonan untuk mengubah terminal menjadi dua lantai.
Namun, akhirnya Menteri Jonan setuju dengan rencana Yuyus yang mengusulkan untuk merenovasi lahan yang ada terlebih dahulu sambil menunggu pengerukan bukit yang berada persis di samping landasan pacu. "Ini kalau bisa selesai dalam dua tahun," tantang Jonan.
Bandara Syukuran Aminuddin Amir di Luwung, Sulawesi Tengah ini telah melayani beberapa penerbangan dari dan menuju beberapa kota di Sulawesi, seperti Makassar, Manado, Gorontalo, Palu dan bandara kecil di pulau Togean. Setiap harinya, rata-rata terdapat enam frekuensi penerbangan dan 12 movement.Â
Maskapai yang menggunakan layanan bandara ini antara lain Garuda Indonesia, Wings Air, Sriwijaya Air, Aviastar, dan Express Air. Lokasi bandara ini yang diapit oleh pantai dan bukit membuat perluasan bandara menjadi penghalang.
Menurut Yuyus, saat ini terminal penumpang hanya sanggup menampung 180 penumpang di ruang tunggu dan 366 penumpang di ruang keberangkatan. "Kalau nanti bisa sampai 6.000 meter persegi, bisa menampung hingga 500 penumpang di di ruang tunggu," ujar dia.
Selain renovasi terminal, Yuyus juga berencana untuk memperlebar dan memperpanjang landasan pacu bandara tersebut. Yaitu dari saat ini yang hanya sepanjang 1850 meter menjadi 2250 meter dan lebar 30 meter menjadi 45 meter. "Kami targetkan semuanya jadi dalam setahun," ujar dia memasang target lebih cepat dari yang diminta Jonan.Â
Rencananya, bandara tersebut akan dikondisikan agar bisa menerima pesawat besar sekelas Airbus. Saat ini bandara tersebut maksimal hanya bisa menerima pesawat Boeing 737-300. "Ini untuk mengimbangi demand penumpang yang tinggi semenjak proyek Donggi Senoro dimulai," kata dia.
Untuk biayanya, Yuyus memperkirakan akan bisa mencapai Rp 20 miliar. "Semoga saja bisa lancar pencairannya agar kita bisa cepat renovasi," kata dia.
Toilet bandara mirip di Istana Negara
Kementerian Perhubungan tengah berupaya untuk melakukan perbaikan dan pengembangan infrastruktur bandar udara yang ada di pelosok-pelosok daerah. Salah satu yang dikembangkan adalah Bandar Udara Wamena, Papua.
Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan mengatakan Bandara Wamena saat ini memiliki desain dan fasilitas yang baik. Bahkan, Jonan memuji kamar mandi atau toilet Bandara Wamena mirip dengan toilet Istana Kepresidenan.
"Toilet di Bandara Wamena, dengan toilet di Istana belum tentu kalah. Belum tentu toilet di sana bisa seperti ini," ujar Jonan di Hotel Mercure, Jakarta, Rabu (16/12).
Namun, Mantan Dirut PT KAI menyayangkan bandara yang ada di Kuala Namu, Sumatera Utara. Lantaran, posisi toilet sangat berdekatan dengan tempat ibadah.
"Punya pak Budi Karya di Kuala Namu, masa toilet dengan musholla berdekatan, tidak ada pintunya lagi. Kalau toilet Pelabuhan Bajo lumayan lah," kata dia.
Kendati demikian, Jonan mengaku Bandara Kalimarau, Berau, Kalimantan Timur sebagai salah satu bandara terbaik yang telah dikembangkan oleh Kemenhub.
Dia mengatakan, semua fasilitas toilet yang ada di bandara dan pelabuhan harus lebih baik. Hal itu guna memenuhi kewajiban Kemenhub sebagai penyedia infrastruktur transportasi yang terbaik untuk masyarakat.
"Pertanyaan, harus lebih bagus dari toilet di Kemenhub. Jawabannya harus karena kita melayani publik," pungkas dia.
Jonan pamer bandara di Indonesia lebih indah
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengklaim pengelolaan bandara di bawah kendalinya lebih baik dari sebelumnya. Dia juga mengaku bakal memperbaiki bandara-bandara yang usang untuk diperbaharui.
"Coba lihat perubahan yang terjadi pada Bandar Udara Wamena. Dulu bandara ini tidak pernah diurus. Sekarang jadi indah, dan semoga terminal bisa diresmikan pada akhir bulan ini oleh Presiden," ujar dia di Hotel Mercure, Jakarta, Rabu (16/12).
Dia mengatakan dalam satu tahun kepemimpinannya, Kemenhub telah berhasil memperbaiki bandara-bandara dan infrastruktur di tanah air. Jonan mencontohkan Bandara Sorong, Bandara Rembele Aceh, Bandara Kalimarau Berau, Bandara Mutiara Palu, dan Bandara Karel Satsuit Tubun Tual.
"Ini contoh aja. Jaman dulu itu jelek sekali kan. Tapi lihat sekarang, Bandara itu sudah bagus dan indah, dan beberapa dari bandara itu akan kita resmikan," tegas dia.
Mantan Dirut KAI ini menambahkan pembangunan infrastruktur bukan dilihat dari pembangunannya. Tetapi, kata dia, harus dilihat dari pengelolaan dan perbaikan infrastruktur agar lebih baik.
"Kita sudah punya infrastruktur itu. Contohnya Bandara. Pembangunan infrastruktur berkelanjutan pada Bandara. Kita tinggal perbaiki dan kemudian merawat Bandaranya. Ini menjadi contoh kecil dari pembangunan infrastruktur berkelanjutan," pungkas Jonan.
Untuk diketahui, Indonesia memiliki 37 Bandar Udara yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Adapun 13 Bandara dikelola oleh Angkasa Pura I, 13 Bandara oleh Angkasa Pura II, sisanya dikelola Pemerintah Kabupaten/Provinsi dan dikelola oleh Kementerian Perhubungan.