Punya Program Makan Gratis, Negara Ini Malah Alami Krisis Pangan
Sektor pertanian negara itu pun mengalami penurunan produksi, karena kurangnya modal, peralatan, pupuk hingga insektisida yang dibutuhkan oleh para petani.
Salah satu penyebabnya adalah kondisi inflasi tahunan Kuba hampir 50 persen per tahun selama tiga tahun terakhir dan kontraksi 2 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Punya Program Makan Gratis, Negara Ini Malah Alami Krisis Pangan
Punya Program Makan Gratis, Negara Ini Malah Alami Krisis Pangan
- Program Makan Bergizi Gratis Diklaim Beri Dampak Positif bagi Industri Makanan dan Minuman, Begini Penjelasannya
- Ternyata Bukan Program Makan Bergizi Gratis, Ini Tantangan Berat Bakal Dihadapi Pemerintah Prabowo-Gibran
- Ada Program Makan Bergizi Gratis, Prabowo Bakal Naikkan Harga Pertalite di 2025?
- Ternyata, Provinsi Ini Sudah Jalankan Program Makan Siang Gratis
Negara Kuba tengah dilanda krisis pangan yang membuat masyarakatnya mengalami kelaparan.
Salah satu penyebabnya adalah kondisi inflasi tahunan Kuba hampir 50 persen per tahun selama tiga tahun terakhir dan kontraksi 2 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Melansir dari The Washington Post, pemerintah Kuba menyalahkan kerusakan ekonomi yang ditimbulkan oleh Covid-19, serta sanksi AS dan perubahan makro-ekonomi dalam beberapa tahun terakhir yang telah menyebabkan inflasi yang parah.
"Saat ini Anda dapat melihat toko-toko swasta yang memiliki semua produk yang Anda inginkan susu, roti, gula, apa pun yang Anda inginkan dengan harga yang tidak terjangkau oleh sebagian besar penduduk,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Carlos Fernández de Cossío dalam sebuah pernyataan.
Sektor pertanian negara itu pun mengalami penurunan produksi, karena kurangnya modal, peralatan, pupuk hingga insektisida yang dibutuhkan oleh para petani.
Bahkan, salah satu pusat peternakan utama di Kuba Camaguey, hanya mampu memproduksi 42,8 juta liter susu tahun lalu, dari 81,3 juta liter yang telah disetujui oleh produsen untuk dijual. Kondisi ini juga membuat Kuba kekurangan pasokan pangan.
Sbelum mengalami krisis pangan, negara komunis ini memiliki program bernama 'Liberta' yang merupakan salah satu pilar sistem sosialis. Program ini sudah ada sejak tahun 1963 dan bertujuan untuk memberikan kebutuhan pangan kepada warganya.
Menurut salah satu warga Kuba, María de los Ángeles Pozo, dahulu pemerintah memberi makan keluarganya mulai dari hamburger, ikan, susu, hingga coklat dan bir. Bahkan orang-orang bisa mendapatkan kue untuk ulang tahun dan pernikahan.
Namun seiring berjalannya waktu program tersebut lama-lama tak bertahan sejak Uni Soviet mengurangi jumlah bantuan ke negara tersebut.
Akibatnya, pemerintah melakukan pengurangan jumlah masyarakat yang menerima subsidi pangan dari sekitar empat juta libretas.
Bagi sebagian besar warga Kuba menilai, pemerintah gagal mengatasi masalah yang paling serius. Rendahnya gaji jugq sebagai akibat dari rendahnya produktivitas dan inflasi.