Purdi Chandra, Nekat Berhenti Kuliah untuk Bangun Primagama dengan Modal Rp300.000
Pendiri Primagama adalah Purdi E Chandra, pria kelahiran Lampung 9 September 1959. Sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP), bakat bisnis Purdi sudah terlihat. Dia beternak ayam dan bebek, dan kemudian menjual telurnya di pasar.
Lembaga bimbingan belajar, Primagama pernah menjadi penguasa pasar di Indonesia. Gerainya mudah di temui di kota-kota besar maupun pinggiran kota. Kejayaan Primagama terjadi sebelum platform bimbingan belajar online seperti Ruang Guru, Zenius muncul di Tanah Air.
Pendiri Primagama adalah Purdi E Chandra, pria kelahiran Lampung 9 September 1959. Sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP), bakat bisnis Purdi sudah terlihat. Dia beternak ayam dan bebek, dan kemudian menjual telurnya di pasar.
-
Kapan tips ini dibagikan? Ingin tahu caranya? Simak penjelasan lengkapnya yang disajikan pada Jumat (7/6/2024) berikut ini.
-
Siapa yang bisa sukses? "Jika kamu yakin bisa, maka kamu benar-benar bisa melakukannya. Jika kamu yakin tidak bisa, maka jadi seperti itulah kamu. Persepsimu adalah realitamu."
-
Apa yang bisa dilakukan untuk menjadi orang sukses? Orang yang sukses cenderung berpandangan positif terhadap segala hal.
-
Bagaimana para pengedar pil koplo memperoleh keuntungan? Satu kaleng pil koplo dibeli seharga Rp1 juta lalu dijual lebih mahal dengan keuntungan Rp2 juta per kaleng.
-
Apa kunci sukses dalam hidup? Kamu adalah kesuksesan sejati jika kamu dapat mempercayai diri sendiri, mencintai diri sendiri, dan menjadi diri sendiri.
-
Bagaimana cara menjadi Pantarlih? Dengan mematuhi semua syarat-syarat yang telah ditetapkan, calon Pantarlih akan memenuhi kualifikasi untuk mendaftar sebagai Pantarlih pada Pilkada 2024.
Jika dilihat secara intelegensi, Purdi dapat dikatakan cerdas. Dia mengambil 4 jurusan berbeda di dua perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yaitu Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya.
Seiring berjalannya waktu, naluri bisnis Purdi semakin tinggi. Dia kemudian memutuskan berhenti kuliah, karena merasa ‘tidak mendapat apa-apa’ dan fokus membangun bisnis yang dia idamkan. Aksi nekat Purdi ini bukan pertama kali dilakukan, saat hendak kuliah, Purdi merantau dari Lampung ke DIY Yogyakarta. Ibunya, Siti Wasingah dan ayahnya, Mujiyono, merestui keinginan kuat anaknya untuk mandiri.
Modal Primagama Rp300.000 dari Jual Motor
Pada 10 Maret 1982, Purdi bersama teman-temannya secara resmi mendirikan lembaga bimbingan tes Primagama, yang kemudian menjadi bimbingan belajar. Lembaga Bimbel Primagama yang dia bangun bersama teman-teman bahkan masuk ke Museum Rekor Indonesia (MURI) lantaran memiliki 181 cabang di 96 kota besar di Indonesia dengan 100 ribu siswa tiap tahun.
Purdi meyakini, membangun bisnis tidak hanya ditentukan oleh latar belakang akademis. Kuncinya adalah semakin percaya diri dan tahan banting dalam setiap langkah dalam bisnis.
Alasan Purdi membangun bisnis lembaga Bimbel karena melihat tingginya antusiasme siswa SMA yang ingin masuk perguruan tinggi negeri prestisius seperti UGM.
Modal awal Purdi membangun Bisnisnya yaitu Rp300.000. Itupun modal hasil menjual motornya. Dengan modal tersebut, Purdi menyewa tempat kecil yang disekat menjadi dua. Saat itu, murid Primagama hanya 2 orang. Itu pun tetangga. Biaya les Rp50 ribu untuk dua bulan. Kalau tidak ada les maka uangnya bisa dikembalikan.
Segala upaya dilakukan Purdi untuk membangun usahanya. Dua tahun setelah itu, nama Primagama mulai dikenal. Muridnya bertambah banyak. Setelah sukses, banyak yang meniru nama Primagama. Purdi pun berinovasi untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikannya ini.
Purdi mengungkapkan, pesatnya perkembangan Primagama karena ada program jaminan diri. Siapa yang mengikuti program les Primagama, hampir pasti diterima di Universitas Negeri. Kalaupun tidak lolos uang akan kembali.
Strategi Purdi agar jaminan murdi dapat diterima di perguruan bergengsi, dia merekrut tenaga pendidik cerdas untuk bergabung di Primagama.
Omzet Primagama Tembus Rp70 Miliar per Tahun
Lambat laun, Primagama terus berkembang. Dari hanya 2 murid, berkembang menjadi lebih dari 100 orang per-tahun, dengan ratusan outlet di ratusan kota di Indonesia. Karena perkembangan itu Primagama ahirnya dikukuhkan sebagai Bimbingan Belajar Terbesar di Indonesia oleh MURI (Museum Rekor Indonesia).
Mengenai bisnisnya, Purdi mengaku banyak belajar dari ibunya. Sementara untuk masalah kepemimpinan dan organisasi, sang ayah lah yang lebih banyak memberi bimbingan dan arahan. Bekal dari kedua orang tua Purdi tersebut semakin lengkap dengan dukungan penuh sang Istri Triningsih Kusuma Astuti dan kedua putranya Fesha maupun Zidan.
Pada awal berdirinya Primagama, Purdi selalu ditemani sang istri untuk berkeliling kota di seluruh Indonesia membuka cabang-cabang Primagama. Dan atas bantuan istrinya pula usaha tersebut makin berkembang.
Dia pun sukses membuat Primagama beromzet hampir Rp70 miliar per tahun, dengan 200 outlet di lebih dari 106 kota.
Kini Primagama sudah menjadi Holding Company yang membawahi lebih dari 20 anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang seperti: Pendidikan Formal, Pendidikan Non-Formal, Telekomunikasi, Biro Perjalanan, Rumah Makan, Supermarket, Asuransi, Meubelair, Lapangan Golf dan lain sebagainya.
Walaupun kesibukannya sebagai entrepreneur sangat tinggi, namun jiwa organisatoris Purdi tetap disalurkan di berbagai organisasi. Tercatat Purdi pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) cabang Yogyakarta dan pengurus Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) DIY. Selain itu Purdi pernah juga tercatat sebagai anggota MPR RI Utusan Daerah DIY.
Saat ini, di tengah industri digitalisasi, platform bimbingan belajar Zenius mengakuisisi Primagama.
(mdk/idr)