Putin hapus dolar & euro dari perdagangan negara pecahan Uni Soviet
Secara otomatis, Rusia menciptakan pasar sendiri dengan Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan & lainnya.
Banyak negara terkena imbas menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat. Pelbagai cara dilakukan meminimalisir dampak itu bagi ekonomi masing-masing negara.
Seperti dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyusun RUU menghilangkan dolar AS dan euro dari perdagangan antara negara-negara pecahan Uni Soviet atau Commonwealth of Independent States (CIS).
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Kenapa Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Apa yang terjadi pada Bule Rusia tersebut? Bule tersebut, saat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Bali, sempat membuka pakaian dan celananya hingga telanjang dan sempat memanjat pintu sel. "Mungkin dia depresi. Iya (Telanjang) saat baru di ruangan karena depresi ngamuk-ngamuk buka baju itu mungkin, di ruangan binaannya," kata Kepala Satpol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra saat dikonfirmasi, Kamis (31/8).
-
Kapan Ayat Seribu Dinar turun? Ayat seribu dinar adalah sebutan untuk dua ayat dalam Surat At Thalaq, yaitu ayat 2 bagian akhir dan ayat 3 seluruhnya.
-
Bagaimana Pertamina menghadapi dampak fluktuasi kurs dolar terhadap utang luar negeri? Erick mengatakan BUMN yang memiliki utang luar negeri atau berencana menerbitkan instrumen dalam dolar AS agar mengkaji opsi hedging untuk meminimalisasi dampak fluktuasi kurs.
Secara otomatis, Rusia menciptakan pasar sendiri dengan negara-negara seperti Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan dan negara-negara lain bekas Uni Soviet.
"Ini akan membantu memperluas penggunaan mata uang nasional dalam pembayaran perdagangan luar negeri dan jasa keuangan. Dengan demikian menciptakan likuiditas yang lebih besar dari pasar mata uang domestik", kata Putin di Kremlin seperti dilansir Russian Today, Kamis (3/9).
RUU ini diyakini bakal membantu memfasilitasi perdagangan di kawasan ini sekaligus mendorong terciptanya stabilitas makro-ekonomi.
Dalam kerangka Economic Union Eurasia (EEU), negara-negara dalam kawasan itu juga membahas kemungkinan beralih ke mata uang negaranya masing-masing atau mata uang nasional. Perjanjian antara Rusia, Belarus, Armenia dan Kazakhstan berisi kewajiban menggunakan mata uang nasional seperti rubel Rusia, rubel Belarusia pada 2025-2030.
Saat ini sekitar 50 persen dari perputaran uang di EEU dalam dolar dan euro. Kondisi ini meningkatkan ketergantungan mereka pada negara mengeluarkan mata uang itu. Di luar CIS dan EEU, Rusia dan China juga berusaha mengurangi dominasi dolar.
(mdk/noe)