Ragam Karya Anak Bangsa Demi Selamatkan Indonesia dari Pandemi Corona
Pemerintah terus berupaya untuk menangani pandemi Covid-19 yang tengah menghantam Indonesia. Pemerintah mengajak seluruh pihak bekerja sama karena tidak bisa menangani hal ini sendiri.
Pemerintah terus berupaya untuk menangani pandemi Covid-19 yang tengah menghantam Indonesia. Pemerintah mengajak seluruh pihak bekerja sama karena tidak bisa menangani hal ini sendiri.
Sejumlah pihak baik swasta maupun perguruan tinggi telah membantu penanganan Covid-19. Mulai dari bantuan dana hingga produksi alat kesehatan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana mutasi virus Corona pada pria tersebut terjadi? Selama masa infeksi, dokter berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Mengapa para ilmuwan menghidupkan kembali virus-virus kuno tersebut? Alasan tim peneliti menghidupkan virus adalah untuk menilai dampaknya terhadap kesehatan masyarakat mengingat setelah permafrost mencair, maka air dari permaforst mampu melepaskan berton-ton bahan kimia dan mikroba yang terperangkap dalamnya.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
-
Dimana para ilmuwan mengambil inti es yang berisi virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
-
Bagaimana para ilmuwan mengetahui virus mana yang berbahaya? Tim peneliti menggunakan sel amoeba untuk mengetahui virus apa yang berbahaya. Dalam penelitian, tim peneliti menemukan hanya satu virus yang dapat membunuh sel amoeba yaitu ‘lytic viruses’.
Salah satu yang terbaru ialah PT Panasonic Health Care Indonesia meluncurkan produk continuous positive airways pressure (CPAP) Ventilator Vent-I terbaru yakni Vent-1 Essential 3.5. Karya anak bangsa ini berstandar internasional guna membantu mencukupi kebutuhan ventilator dalam negeri.
"Ini adalah momen yang bersejarah karena sebelum pandemi Indonesia tidak pernah produksi ventilator. Dan hebatnya lagi inovasi ini tidak berhenti sampai kepada kebutuhan darurat selama pandemi tetapi terus berlanjut ke industri," kata Menteri Riset dan Teknologi RI, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro.
Produk ini merupakan varian terbaru dari Vent-1 yang memiliki kualitas tinggi dengan standar internasional. Ventilator CPAP Vent-I merupakan alat medis karya anak bangsa yang didesain untuk meningkatkan saturasi oksigen pada pasien Covid-19 yang berada pada fase kedua. Di mana pasien masih bisa bernapas sendiri meskipun saturasi oksigennya rendah.
Menteri Bambang mengapresiasi hasil produk kolaborasi antara PT PHCI dengan anak usaha Institut Teknologi Bandung yakni PT Rekacipta Inovasi ITB serta konsorsium itu dalam membantu penyediaan alat kesehatan yang dibutuhkan untuk menangani pasien Covid-19 selama masa pandemi.
"Kita gembira bahwa upaya yang tadinya seperti seolah-seolah upaya emergency ketika awal sekarang sudah masuk ke ranah industri dan kita harapkan nanti kebutuhan ventilator dari Indonesia bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri," katanya.
GeNose
Produk lainnya ialah alat tes Covid-19, GeNOse. GeNose merupakan alat pendeteksi Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM). Alat ini mendeteksi virus berdasarkan pada embusan napas.
Menko Luhut memuji keakuratan GeNose yang di atas 90 persen. Dia pun mengimbau GeNose akan digunakan di banyak area publik. GeNose pun sudah mendapatkan emergency use of authorization.
"Semakin banyak yang pakai maka akan semakin akurat karena mesin akan semakin pintar," tutur Menko Luhut.
GeNose mendeteksi virus melalui embusan napas yang disimpan di dalam sebuah kantung. Napas yang diambil adalah napas ketiga untuk mendapatkan hasil mendekati keadaan sebenarnya.
Setelah itu, kantung napas akan diletakkan atau dihubungkan ke alat GeNose yang didukung kecerdasan buatan. Kemudian alat deteksi tersebut akan mengeluarkan hasil tes dalam waktu 50 detik.
Alat GeNose ini akan dijual dengan harga eceran tertinggi Rp 62 juta sebelum pajak. Satu alat bisa dipakai 100.000 kali.
Saat ini yang sudah mengimplementasikan GeNose antara lain kantor Kementerian Ristek dan Teknologi (Ristek) dan beberapa Rumah Sakit (RS) di Yogyakarta.
Alat ini bisa menjadi alternatif pilihan pengganti tes antigen atau serologi, tapi bukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, satu alat GeNose bisa digunakan oleh 30 orang dalam satu jam. Sehingga, dinilai lebih cepat untuk mendeteksi dini virus covid-19 bagi calon penumpang Kereta Api.
Pemerintah berharap tarif pemeriksaan GeNose tidak lebih dari Rp 20.000 per orang.
Produk Lainnya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan produk-produk riset, teknologi, dan inovasi untuk percepatan penanganan virus corona (Covid-19). Jokowi mengatakan, produk-produk tersebut merupakan buatan dalam negeri.
"Kita patut berbangga karena dari tangan-tangan anak bangsa, dari tangan tangan kita sendiri kita mampu menghasilkan karya-karya yang sangat dibutuhkan," kata Presiden Jokowi.
Setidaknya, ada sembilan produk buatan dalam negeri yang diluncurkan Jokowi. Mulai dari, Rapid Test Kit, PCR Test Kit, Emergency Ventilator, Imunomodulator Herbal, Plasma Convalesence, Mobile Lab Bio Safety Level (BSL) 2, sistem Artificial Intelligence (AI) untuk mendeteksi Covid-19. Kemudian, Autonomous UVC Mobile Robot, hingga Powered Air Purifying.
"Kemarin saya sudah melihat sendiri ada rapid test yang waktu saya tanya, 'bisa produksi berapa sudah kira-kira 100.000?' Kalau di produksi sudah langsung jalan. PCR test kit juga sama, 'apakah sudah berproduksi?' Sudah pak. Sudah uji dan sudah bisa berproduksi juga sama di atas 100.000," tuturnya.
Dengan adanya produksi dalam negeri, Jokowi yakin dapat mengurangi beban pemerintah mengimpor alat-alat kesehatan untuk menangani pandemi Corona. Sebab, Indonesia selama ini kerap mengimpor alat tes PCR Corona dari negara-negara lain.
"Saya sangat optimis bahwa hal-hal yang dulunya tidak pernah kita pikirkan dan kita hanya import, sekarang ini kita bisa mandiri. Karena kita bisa produksinya sendiri," ujar dia.
Presiden Jokowi meminta agar karya-karya tersebut tidak berhenti di laboratorium dan hanya sebatas prototype. Dia ingin agar karya anak bangsa dapat terus berlanjut sehingga bisa diproduksi secara massal untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor ke mancanegara.
Dia juga meminta agar masyarakat mendukung dan mulai mencintai produk-produk dalam negeri. Jokowi mengajak semua pihak bekerja sama untuk berinovasi mengembangkan produk dalam negeri, khususnya dalam hal penanganan corona.
"Kerja sama dan kolaborasi antar kekuatan anak bangsa harus diperkuat, lembaga-lembaga Litbang perguruan tinggi dunia usaha dunia industri, masyarakat, semuanya harus bekerja sama membangun ini," kata dia.
(mdk/bim)