Ragam Modal Indonesia Menjadi Pusat Keuangan Syariah Dunia
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara menyebut, Indonesia berpeluang besar menjadi pusat keuangan syariah dunia. Menyusul, tersedianya sejumlah modal penunjang yang tak dimiliki oleh negara lain.
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara menyebut, Indonesia berpeluang besar menjadi pusat keuangan syariah dunia. Menyusul, tersedianya sejumlah modal penunjang yang tak dimiliki oleh negara lain.
Modal pertama, ialah pertumbuhan aset keuangan syariah di Indonesia terus menunjukkan peningkatan. Per akhir Maret 2021, total aset keuangan syariah di luar saham syariah mencapai Rp1.863 triliun.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
-
Kenapa OJK menyelenggarakan Pasar Keuangan Rakyat (PKR) di Sumbawa Barat? Perluasan akses keuangan merupakan salah satu strategi yang efektif untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan stabilitas sistem keuangan. Melalui akses pembiayaan yang mudah dan murah, penciptaan pusat-pusat kegiatan ekonomi baru di berbagai daerah akan dapat terwujud,” kata Ogi, Minggu (29/10).
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Kenapa OJK mengedukasi perempuan, guru, dan pelaku UMKM tentang literasi keuangan? Hal ini sejalan dengan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021-2025 dan Sasaran Prioritas Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2023 yang menjadikan mereka sebagai sasaran strategis penerima program edukasi keuangan.
"Tentu saja pencapaian ini tidak terlepas dari kinerja industri perbankan syariah, industri keuangan non bank (IKNB) syariah dan pasar modal syariah yang terus memainkan peranan yang sangat strategis meskipun di masa pandemi Covid-19," ucapnya dalam Webinar Milenial Syariah Festival 2021, Jumat (25/6).
Modal selanjutnya ialah Indonesia merupakan negara dengan populasi umat muslim terbesar dunia. Sehingga, potensi pasar keuangan syariah dalam negeri sangat seksi untuk dikembangkan secara optimal.
Selain itu, tingginya populasi generasi milenial dan z juga juga merupakan peluang emas untuk menggenjot pertumbuhan keuangan syariah di Tanah Air. Mengingat, mayoritas kedua kelompok tersebut telah memiliki kemampuan keuangan yang cukup baik.
"Maka kelompok milenial ini jelas merupakan critical economic player yang dapat berperan dalam mengakselerasi pertumbuhan keuangan syariah," tekannya.
Oleh karena itu, dia menekankan, tak berlebihan jika Indonesia berpotensi sebagai pusat keuangan syariah dunia. Namun, dengan catatan seluruh modal yang dimiliki bisa dikelola secara baik.
"Dengan segenap potensi ini, kami berharap industri keuangan syariah dapat berperan secara optimal untuk mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. Khususnya di masa pandemi," imbuh dia.
Aset Keuangan Syariah Capai Rp 1.863 T
Tirta mengatakan hingga akhir Maret 2021 total aset keuangan syariah mencapai Rp 1.863 triliun, dengan market sharenya di angka 6,4 persen.
"Per akhir Maret 2021 total aset keuangan syariah telah mencapai Rp 1.863 triliun sekitar 10 persen dari total aset industri keuangan, yaitu dari perbankan syariah itu market share-nya 6,4 persen dari non bank Syariah market sharenya 4 persen, dan yang pasar modal Syariah market sharenya cukup tinggi yaitu 17,3 persen," kata Tirta.
Tirta menyebut sebenarnya total aset keuangan syariah Indonesia bisa meningkat lagi. Lantaran Indonesia memiliki potensi ekonomi dan keuangan syariah yang sangat tinggi karena jumlah penduduknya lebih dari 270 juta orang.
"Di mana 80 persen atau sekitar 230 juta penduduk adalah pemeluk agama Islam. Ini yang seharusnya menjadi potensial customer sangat besar bagi ekonomi dan keuangan syariah,” ujarnya.
Lebih lanjut penerbitan peta jalan ekonomi keuangan syariah Indonesia tahun 2019-2024 oleh komite nasional keuangan syariah juga merupakan sebuah tonggak penting dalam perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia.
"Dengan segenap potensi ini kami berharap industri keuangan syariah dapat berperan optimal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional khususnya juga di masa pandemi ini," imbuhnya.
Kendati demikian, masih ada PR besar yang harus diselesaikan terlebih dahulu yaitu mayoritas penduduk Indonesia ternyata belum mengenal produk keuangan syariah dengan baik.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)