Raup Cuan dari Sampah Kelapa Sawit
Selain jadi gula merah, sampah kelapa sawit juga dimanfaatkan untuk mebel seperti pembuatan kusen pintu, jendela atau kayu komersil. Namun, pemanfaatan ini masih terkendala teknologi dalam pengolahannya.
Sampah saat ini menjadi salah satu sumber masalah di berbagai negara. Mulai dari sampah plastik hingga sampah komoditas seperti kelapa sawit. Untuk sampah plastik, pemerintah merencanakan akan menerapkan cukai plastik agar konsumsi bisa terus ditekan. Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti bahkan mengancam akan menenggelamkan pembuang sampah plastik ke laut.
Lalu, bagaimana dengan kelapa sawit? Kelapa sawit selama ini memang berperan nyata dalam pembangunan perekonomian, sosial maupun lingkungan di Indonesia. Sektor ini menyediakan lapangan pekerjaan, menambah devisa negara serta memanfaatkan lahan kritis. Namun, tingginya pertumbuhan industri sawit dengan luas saat ini sekitar 14,3 juta hektare juga meninggalkan sampah dalam pengelolaannya.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Dimana lokasi wisata Kota Tua Jakarta? Kota Tua terletak di Jakarta Pusat, wilayah utara.
-
Dimana saja lokasi kemacetan yang paling parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
Siapa sangka, sampah atau limbah kelapa sawit sebenarnya juga menghasilkan pundi-pundi Rupiah jika diolah dengan benar. Tidak hanya jadi pupuk, sampah kelapa sawit juga diolah menjadi gula merah, mebel dan lain sebagainya.
Direktur Penghimpunan Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Hendrajat Natawidjaja mejelaskan, kayu kelapa sawit mengandung nira yang bisa diubah menjadi gula merah. Salah satu daerah yang telah melakukan ini di Aceh.
"Di Aceh ada pengolahan sampah sawit jadi gula merah di salah satu dinas kabupaten. Jika ini diseriuskan bisa membantu program gula nasional," ucap Hendrajat di acara BPDPKS di Jakarta.
Namun Hendrajat menyayangkan program ini belum tergarap secara masif. Dia berharap ada pemain nasional yang kemudian membeli gula merah dari sampah kelapa sawit yang kemudian dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan gula nasional, bahkan mungkin bisa diekspor.
"Kita belum ada pemain nasional yang mau ngumpulin ini dan dijual ke pasar dengan memenuhi standar SNI gula di Kementerian Perindustrian. Nilai ini perlu diangkat terutama industri bisa kelihatan hasilnya. Nilai sampingan ini sangat bermanfaat," tegasnya.
Salah satu lembaga yang mengembangkan sampah kelapa sawit jadi gula merah yaitu Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Wilayah Aceh. Berdasarkan informasi, potensi gula aren dari tanaman kelapa sawit perbandingannya yaitu satu batang pohon kelapa sawit bisa menghasilkan 3-20 liter nira per hari per batang dan bisa berlangsung selama 1-3 bulan.
Menurut hitungan ISMI, banyaknya nira tergantung dari sehat tidaknya pohon tersebut ketika tumbuh awal. Dari hitungan ISMI, satu batang kelapa sawit bisa menghasilkan nira 5 liter per dua bulan. Maka dari satu hektare kelapa sawit menghasilkan nira 300 liter. Dari 300 liter ini menghasilkan sekitar 60 Kg gula (rendemen 20 persen). Jika harga gula 10.000 per Kg maka bisa menghasilkan Rp 600.000 per hektare per dua bulan.
Selain jadi gula merah, sampah kelapa sawit juga dimanfaatkan untuk mebel seperti pembuatan kusen pintu, jendela atau kayu komersil. Namun, pemanfaatan ini masih terkendala teknologi dalam pengolahannya. Untuk memotong kayu sawit, dibutuhkan mata pisau yang sangat tajam karena kandungan silikat pohon kelapa sawit sangat tinggi. Salah satu negara yang punya teknologi mata pisau tajam saat ini yaitu Jerman.
"Memotong batang kelapa sawit itiu susah karena kandungan silikat tinggi dan pisau cepat tumpul. Kendala teknologi karena ini harus didatangkan dari Jerman, pisau pemotong kayu, karena pisau jadi tumpul jika tidak sesuai ukuran.
Baca juga:
Langkah Mentan Amran Atasi Merosot Harga Karet dan Sawit
Menko Luhut: Asing Jangan Dikte Indonesia soal Kelapa Sawit
Bank Dunia Sebut 80 Persen Lahan Sawit RI Bermasalah, Ini Tanggapan Luhut
Target Ekspor 7 Juta Ton CPO, GAPKI Minta Pemerintah Nego Bea Masuk dengan India
Apkasindo Ajak Petani Kelapa Sawit Melek Teknologi
22 Gubernur Diimbau Buat Aturan soal Tata Niaga Kelapa Sawit