Regulator AS izinkan Dreamliner lakukan tes penerbangan
Pihak FAA akan melakukan penyelidikan lanjutan melalui tes penerbangan pertama ini.
Akhirnya Boeing mendapatkan persetujuan untuk melakukan tes penerbangan pesawat 787 Dreamliner setelah sebelumnya dilarang terbang oleh pihak otoritas Amerika Serikat dan Jepang karena permasalahan baterainya.
Pihak regulator penerbangan Amerika Serikat, Federal Aviation Administration (FAA) telah mengizinkan Boeing melakukan tes penerbangan untuk Dreamliner setelah dilarang untuk terbang akhir bulan lalu.
Menurut berita yang dilansir dari BBC News, FAA telah menyelidiki penyebab beberapa insiden yang menyebabkan Dreamliner mengalami korslet pada baterainya.
Dalam tes ini, juru bicara Boeing Marc Birtel mengatakan, malah akan menambah data FAA mengenai penyebab terbakarnya baterai pesawat tersebut. "Namun kami yakin bahwa 787 akan aman pada saat tes nanti," ujar dia seperti yang dilansir dari BBC News.
Sementara itu, Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (National Transportation Safety Board/NTSB) Deborah Hersman menolak mengatakan bahwa baterai dengan teknologi baru tersebut tidak aman.
"Ini adalah teknologi baru, desain baru. Pasti akan ada beberapa risiko yang harus ditanggung," ujar dia seperti yang dilansir dari CNN.
Rabu (16/1) lalu, 129 penumpang dan awak ANA terpaksa melakukan pendaratan darurat akibat peringatan baterai pada pesawat Dreamliner yang digunakan saat itu. Berdasarkan laporan kru dan penumpang pesawat, saat itu tercium bau sesuatu yang terbakar di kabin pesawat. Selain itu juga tanda peringatan asap menyala, mengindikasikan ada yang salah di bagian kelistrikan pesawat.
Kejadian itu tak hanya sekali. Rabu (9/1) pesawat tersebut juga mendarat mendadak di Boston, Amerika Serikat. Kebakaran pesawat tersebut juga terjadi di Jepang beberapa saat sebelumnya.
Tak heran bila pihak otoritas penerbangan Jepang dan ANA memboikot pesawat jenis tersebut pada Kamis (17/1). Padahal, ANA adalah pemesan perdana 10 Dreamliner pada 2011. Pemerintah Jepang memboikot produk Boeing tersebut hingga produsen pesawat terbesar di dunia itu memperbaiki sistem baterainya.
Tak hanya Jepang, pihak Amerika Serikat juga melarang Boeing menerbangkan Dreamliner hingga perusahaan tersebut menemukan solusi untuk menjaga keselamatan penumpang.
(mdk/rin)