Resign Setelah 19 Tahun Bekerja, Pria Ini Sukses Jual Donat dengan Modal Awal Rp4 Juta
Seperti kebanyakan pengusaha pemula, Kurniawan tidak luput dari tantangan. Kurniawan dan istrinya benar-benar merasakan jatuh bangun membangun bisnis.
Kurniawan merupakan seorang pria dengan pengalaman 19 tahun di dunia marketing, kemudian memutuskan untuk meninggalkan karir stabilnya dan memulai sesuatu yang benar-benar baru.
Resign Setelah 19 Tahun Bekerja, Pria Ini Sukses Jual Donat dengan Modal Awal Rp4 Juta
Resign Setelah 19 Tahun Bekerja, Pria Ini Sukses Jual Donat dengan Modal Awal Rp4 Juta
- Nekat Resign dari BUMN, Pria Ini Jual Keripik Kentang Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah per Bulan
- Resign Kerja dan Nekat Buka Usaha Donat, Pemuda 25 Tahun Ini Raup Omzet Rp230 Juta per Bulan
- Resign jadi Manajer Keuangan di BUMN, Kini Pria Ini Sukses Jualan Kripik Kentang Omzet Puluhan Juta, Modal Awal Hanya Rp300 Ribu
- 17 Tahun Jadi Karyawan BUMN dan Pilih Resign, Pria Desa Ini Sukses Bangun Bisnis Kayu dan Ekspor ke 17 Negara
Di sebuah kota yang indah, Kendari, terdapat seorang pria bernama Kurniawan yang memiliki cerita menginspirasi tentang bagaimana dia membangun bisnis dari nol hingga sukses.
Kurniawan merupakan seorang pria dengan pengalaman 19 tahun di dunia marketing, kemudian memutuskan untuk meninggalkan karir stabilnya dan memulai sesuatu yang benar-benar baru. Yaitu sebuah bisnis donat yang kemudian dikenal dengan nama 'Donat Kampung'.
Pada tahun 2018, Kurniawan memutuskan untuk membuka usaha donat. Keputusan ini bukan tanpa alasan.
Dia melihat peluang market yang besar dari berbisnis donat. Dengan latar belakang marketing yang kuat, Kurniawan yakin bisnis yang dia bangun akan diterima baik oleh pasar. Dia pun memulai usaha ini dengan penuh semangat.
"Market donat itu besar, dari anak-anak hingga orang tua, semua suka donat. Itulah alasan saya memilih bisnis ini," kata Kurniawan dalam wawancara Youtube Ruang Pengusaha, Sabtu(18/5).
Nama "Donat Kampung" dipilih karena pada awalnya Kurniawan dan timnya fokus pada jenis-jenis donat tradisional seperti donat gula dan donat meses.
"Kami hanya fokus di donat-donat yang memang donat-donat dulu gitu, yang donat gula kan kampung banget" ujarnya.
Tanpa bekal pengalaman dalam dunia kuliner, Kurniawan nekat membuka usahanya dengan modal awal Rp4 juta. Modal tersebut dia dapat dari tabungan setelah memutuskan untuk resign dari pekerjaannya. Dengan tekat dan semangat yang tinggi, Kurniawan memulai bisnis donatnya dari rumah.
Bisnis Donat Kampung dimulai dengan tes pasar melalui Facebook. Selama tiga bulan pertama, Kurniawan fokus pada penjualan online dan melihat respons yang sangat positif dari para pelanggan.
"Awalnya, saya dan istri serta kakak saya mengurus semua sendiri. Kami menerima pesanan online, mengumpulkan beberapa pesanan, dan saya sendiri yang mengantarkannya," katanya.
Setelah tiga bulan melihat respons dari pembeli banyak yang repeat order, dia coba-coba mencari lokasi untuk mendirikan kios. Langkah ini diambil setelah melihat banyaknya pelanggan yang lebih suka membeli langsung dari pada memesan secara online. Kurniawan pun berhasil mendapatkan kios yang dia inginkan dan langsung merekrut satu karyawan untuk menjaga kiosnya.
"Karena banyak pembeli yang ingin beli langsung, kami akhirnya membuka toko offline dan merekrut satu karyawan untuk menjaga kios," jelasnya.
Seperti kebanyakan pengusaha pemula, Kurniawan tidak luput dari tantangan. Kurniawan dan istrinya benar-benar merasakan jatuh bangun membangun bisnis yang mereka rintis.
merdeka.com
Mulai dari memproduksi sendiri, jualan, bahkan harus mengantarkan produk hingga jam 11 malam. Salah satu pengalaman yang paling diingatnya adalah ketika dia harus mengantarkan donat karakter yang rusak di perjalanan.
"Waktu itu saya mengantarkan donat karakter, tapi karena perjalanannya jauh dan penanganannya kurang tepat, donatnya hancur," ungkapnya.
"Konsumen sedikit mengerti, tapi saya kecewa karena harus membawa donat yang rusak kembali," lanjutnya.
Tak hanya itu, Pandemi Covid-19 membawa tantangan tersendiri bagi Donat Kampung. Di awal pandemi, penjualannya turun drastis hingga 60-70 persen. Namun, Kurniawan tidak menyerah. Dia segera beralih ke pemasaran online dan meningkatkan kehadiran Donat Kampung di media sosial.
"Kami harus beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen yang lebih banyak berbelanja online," jelasnya.
Lambat laun usahanya semakin berkembang. Dengan berbagai varian rasa dan topping, Donat Kampung terus berinovasi untuk memenuhi selera pelanggan. Kini, Donat Kampung memiliki dua jenis donat utama yaitu donat reguler dan donat mini, dengan total 13 varian rasa dan 11 jenis topping. Mereka juga mulai menjual donat-donat pesanan untuk acara ulang tahun.
"Kami juga melayani pesanan donat ulang tahun dan donat karakter sesuai permintaan pelanggan," tambah Kurniawan.
merdeka.com
Untuk menghadapi persaingan yang ketat, Kurniawan selalu menjaga kualitas dan konsistensi produknya. Menurut Kurniawan, menjaga kualitas adalah kunci utama dalam mempertahankan pelanggan dan memenangkan persaingan.
"Kami mendapat banyak testimoni positif dari pelanggan tentang tekstur donat yang lebih lembut dibandingkan dengan donat lainnya di Kendari," katanya bangga.
Saat ini, Donat Kampung memiliki beberapa 7 karyawan yang membantu produksi dan menjaga outlet. Rencana ekspansi ini menunjukkan betapa besar potensi pasar Donat Kampung di Kendari.
"Kami berencana membuka cabang baru di sekitar Lepo-lepo dan Lapulu. Banyak pelanggan dari area tersebut yang sudah meminta kami untuk membuka cabang di sana," ungkapnya.
Dengan pengalaman yang dimilikinya, Kurniawan berbagi pesan untuk para pengusaha pemula, terutama di bidang kuliner. Baginya konsistensi adalah kunci. Produk yang bagus tanpa marketing tidak akan bertahan lama.
“Pelajari marketing, jaga kualitas produk, dan jangan mudah menyerah," pesannya.