Resign dari Bank BUMN, Pria Asal Banyuwangi Pilih Jadi Petani Buah Naga, Kini Hasilkan Cuan Rp180 Juta Setiap Panen
Bertahun-tahun menjadi pegawai di bank BUMN, Franky justru menemukan keyakinan bahwa ia tidak cocok bekerja lama-lama di sana.
Bekerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi cita-cita banyak orang. Dibuktikan dengan tingginya pelamar kerja setiap kali perusahaan BUMN membuka lowongan pekerjaan.
Franky Lisman, pria asal Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi dulunya juga memiliki pemikiran seperti kebanyakan orang. Memandang bekerja di BUMN merupakan pencapaian luar biasa yang akan membuat hidupnya serba cukup.
Bertahun-tahun menjadi pegawai sebuah bank BUMN, Franky justru menemukan keyakinan bahwa ia tidak cocok bekerja lama-lama di sana.
“Sembilan tahun saya jadi customer service (CS) jadi tahu seluk-beluk bank BUMN. Saya berpikir masak saya mau terus-menerus bekerja seperti ini,” ujar Franky, dikutip dari YouTube PecahTelur.
Tinggalkan Pekerjaan Mapan
Sembari bekerja di bank BUMN, Franky mencoba mengelola lahan pertanian milik orang tuanya. Saat itu ia mencoba menanam buah naga dan ternyata hasilnya cukup menjanjikan.
"Saat pertama menanam buah naga itu saya masih bekerja. Ternyata hasilnya masih cukup sampai musim panen berikutnya. Tahun 2021 pas pandemi (Covid-19) saya memutuskan resign (mengundurkan diri) dari bank,” jelas Franky.
Sejak saat itu, Franky fokus mengelola 6 hektare lahan miliknya di desa. Lahan tersebut ia tanami buah naga, sementara sebagiannya ditanami tanaman pangan seperti padi dan jagung.
“Buah naga itu bisa diatur mau panen kapan, bulan berapa, tanggal berapa. Untung bersih Rp180 juta per tiga bulan,” imbuh Franky.
Hidup Lebih Tenang
Franky merasakan perbedaan mendasar saat dirinya bekerja sebagai pegawai bank BUMN dengan profesi barunya sebagai petani.
“Dulu katakanlah kerja gajinya Rp5 juta, itu baru dua minggu sudah habis. Sementara dari hasil bertani misalnya dapat Rp2 juta itu rasanya lebih berkah, masih ada sisa (uang),” ungkap Franky.
Franky menuturkan saat ini potensi dunia pertanian semakin menjanjikan. Hal ini tampak dari banyaknya anak muda yang kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Banyuwangi untuk bertani. Bukan pertanian tradisional biasa, para petani muda ini juga mengembangkan pertanian modern sehingga cuannya lebih banyak.
Tak puas menjadi petani biasa, Franky juga membuat komunitas petani buah naga untuk mendukung kesejahteraan para petani.
“Saya juga membangun relasi dengan orang-orang di luar pertanian, dengan orang-orang yang akan membeli buah naga saya. Sekarang saya dipercaya menyuplai buah naga ke beberapa hotel dan vila di Bali,” kata dia.
Franky menambahkan, sejak menjadi petani hidupnya lebih tenang. Perubahan diri Franky dari yang semula banyak beban selama bekerja di bank dengan kehidupannya sekarang sebagai petani ternyata juga membuat keluarganya bahagia.