Revisi Pertumbuhan Ekonomi BI Dinilai Kontras dengan Harapan Presiden Jokowi
Bank Indonesia (BI) kembali merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun 2021 menjadi kisaran 4,1 sampai 5,1 persen. Ini menjadi revisi kedua, setelah sebelumnya dibuat revisi 4,3 sampai 5,3 persen, dari target awal 4,8 sampai 5,8 persen.
Bank Indonesia (BI) kembali merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun 2021 menjadi kisaran 4,1 sampai 5,1 persen. Ini menjadi revisi kedua, setelah sebelumnya dibuat revisi 4,3 sampai 5,3 persen, dari target awal 4,8 sampai 5,8 persen.
Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan BPP HIPMI, Ajib Hamdani menilai, penurunan revisi ekonomi dilakukan bank sentral ini sangat kontras dengan harapan Presiden Joko Widodo. Di mana di dalam arahannya kepala negara itu ingin kuartal kedua, Bulan April-Mei-Juni, menjadi momentum yang strategis agar pertumbuhan ekonomi bisa positif 7 persen.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
Dia mengatakan poyeksi adalah sebuah konsideran yang akan dipakai untuk membuat kebijakan-kebijakan yang executable. Oleh karena itu, diperlukan arah dan orientasi yang sinkron dari seluruh stakeholders dan pembuat kebijakan, sehingga terjadi akselerasi pertumbuhan ekonomi di lapangan.
Pertumbuhan ekonomi yang sustain harus ditopang oleh investasi yang dapat meningkatkan produktivitas. Sudah sangat presisi ketika Presiden Jokowi memberikan arahan dan orientasi kemudahan investasi, dengan kemudahan regulasi dan penguatan infrastruktur penunjangnya, termasuk membentuk Kementerian Investasi.
"Seharusnya selanjutnya Bank Indonesia terus memberikan dorongan agar dunia usaha juga bisa terus bergerak dengan membuat kebijakan-kebijakan moneter yang pro dengan pertumbuhan ekonomi, mempermudah mengalirnya likuiditas di masyarakat dan menjaga stabilitas kesehatan sistem keuangan di Indonesia," kata Ajib kepada merdeka.com, Kamis (22/4).
Dia pun berharap Pemerintah dan Bank Indonesia, harus mempunyai arah dan tone yang sama, sehingga bisa menjadi pijakan regulasi yang searah, menuju perbaikan pertumbuhan ekonomi. Bukan membuat ambigu dan disorientasi pemulihan ekonomi.
Sebelumnya, pada rapat dewan gubernur (RDG) pada 19-20 April 2021 Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi kisaran 4,1-5,1 persen untuk 2021 ini. Sebelumnya, bank sentral memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh positif pada kisaran 4,8 persen hingga 5,8 persen. Kemudian direvisi kembali proyeksi tersebut menjadi 4,3 persen hingga 5,3 persen.
"Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun 2021 akan berada pada kisaran 4,1-5,1 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam sesi teleconference, Selasa (20/4).
Perry menjelaskan, salah satu faktor yang membuat prediksi pertumbuhan ekonomi tersebut turun lantaran masih terbatasnya mobilitas masyarakat lantaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro yang diperpanjang di berbagai daerah.
"Ini kan kemudian tentu saja berpengaruh terhadap mobilitas masyarakat. Yang kita lihat ini terutama memang di triwulan I dan II kan meski terjadi vaksinasi, tentu saja ada pembatasan mengenai mobilitas manusia," ujarnya.
Imbasnya perbaikan konsumsi swasta yang tercermin pada indikator ekspektasi konsumen dan penjualan eceran per Maret 2021 cenderung lebih terbatas. "Hal ini sejalan dengan masih terbatasnya mobilitas masyarakat di tengah upaya pemerintah yang terus melakukan akselerasi program vaksinasi nasional," sambungnya.
(mdk/azz)